Beberapa hal minus dalam Keramat 2 ini agak disayangkan, karena film perdananya banyak meraih pujian. Memang sih sebenarnya film Keramat tak perlu dibuat sekuelnya. Penutupnya yang mengambang malah lebih bagus karena penonton bisa mengintepretasikan sendiri.
Formula Lama Dipakai Kembali
Film pertama Keramat itu menarik berkat konsep mockumentary yang saat itu relatif jarang dipakai di horor Indonesia. Nama karakter yang sama dengan nama pemeran, tempat yang nyata, dan penggunaan kamera amatiran membuat film seperti kisah nyata. Hasil gambar kamera yang bergoyang juga membuat cerita terasa lebih riil. Ulasan film pertama Keramat di sini
Gaya mockumentary mulai beken pada film The Blair Witch Project, kemudian disusul dengan franchise Paranormal Activity. Gaya mockumentary ini memiliki pendukung dan merska yang kontra. Yang kontra merasa film ini membuat tak nyaman karena kameranya bergoyang. Sedangkan yang pro menganggap film ini jadi terasa nyata. Di Keramat 2, kesan mockumentary kurang terasa, meski ada proses perekaman gambar dan siaran langsung di medsos.
Dalam film pertama, ada unsur alam ghaib dan unsur lainnya. Rupanya formula ini kembali dimunculkan. Kedua unsur ini seolah-olah menjadi trademark film Keramat dan ini menarik, meski mungkin bila dimunculkan lagi di sekuel berikutnya akan bisa membuat penonton bosan.
Sisi Plusnya dari Performa Lutesha
Memang ada banyak kekurangan film Keramat 2, tapi bukan berarti tidak ada sisi plusnya. Pembuatan film dokumenter dan penelitian tentang tarian Cirebon ini adalah sesuatu yang menarik. Tari Topeng Cirebon sama terkenalnya dengan tari topeng dari daerah lainnya, dengan gaya tarian dan alat musik pengiring yang khas.
Adegan menari di pantai ini dramatis dan salah satu adegan yang patut dipuji. Adegan menari lainnya juga terasa magis.
Adanya kemunculan beberapa karakter film pertamanya membuat film ini memiliki keterkaitan dengan film sebelumnya. Hal ini juga menambah sisi misteri tersendiri
Dari sisi pembangunan karakter dan dialog, rasanya paling lemah. Namun pujian pantas disematkan kepada Keanu Angelo yang tampil luwes karena perannya tak beda jauh dengan kesehariannya.Â
Yang paling mencuri perhatian adalah Lutesha sebagai Ute yang punya kemampuan supranatural. Performa aktingnya semakin terasah dan ia nampak menyakinkan sebagai seorang indigo.