Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Apakah Kamu Pernah Merasai 'Ticket War'?

31 Oktober 2022   09:13 Diperbarui: 31 Oktober 2022   09:16 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para kesatria war tiket dari ratusan atau ribuan netizen, ayo beranikan diri (sumber: mubi)

Ticket war (war  tiket) alias bertarung untuk mendapatkan tiket sudah lama tidak kurasai. Terakhir aku melakukannya saat harap-harap cemas mendapatkan tiket presale Festival Hammersonic yang bakal mendatangkan Slipknot. Percayalah ada banyak emosi dan perasaan campur aduk, senang, cemas, juga gugup. Adrenalin benar-benar terpacu. Ketika akhirnya website penjualan tiket bisa diakses, tanganku rasanya gemetaran ketika menekan tombol dan kemudian menyelesaikan pembayaran. Setelah tiket sudah diamankan, aku merasa kelelahan, seperti telah berlari beberapa putaran.

Dan, belakangan ini aku kembali melakukan ticket war. 

Berebut tiket sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Jaman dulu orang-orang daerah sepertiku biasanya melakukan pertarungan tiket untuk keperluan pulang kampung. Saat itu aku hanya mampu membeli tiket kereta api. Sedihnya lagi aku pernah mengalami era saat masih harus antri ke loket. Aaahhh ini sungguh melelahkan.

Akhirnya aku pakai jasa kawanku yang berbaik hati ikut mengantrikan. Aku sungguh berterima kasih hingga saat ini. Dengan penuh tekad baja, ia pun mengantri di loket setelah sahur. Tiket yang kuharapkan sayangnya tidak dapat kuperoleh. Ia merasa menyesal. Tapi untunglah kemudian aku mendapatkan gantinya yang lumayan membantu, tiket kereta tambahan.

Untuk tiket kembali ke Jakarta, kakakku yang ada di Malang juga bersusah payah membantuku. Ia sampai sholat Subuh di Stasiun Kereta Api Malang demi adiknya. Sampai saat ini juga aku mengingat pengorbanan kawan dan kakakku, rasanya aku masih berhutang budi ke mereka. 

Ticket war untuk perjalanan kemudian tak hanya urusan mudik saat lebaran, aku juga beberapa kali bertarung tiket untuk keperluan pulang kampung atau liburan. Untunglah kemudian ada jasa pemesanan tiket via website kereta api. Tapi entah kenapa aku malah jarang sekali dapat setelah pemesanan malah berpindah ke versi website. Biasanya tak sampai satu jam dari akses dibuka, tiket ke Malang sudah ludes. Aku sampai bengong dan hanya  dapat sisa-sisa tiket.

Setelah punya uang lebih, maka aku dan kawanku ikut ticket war pesawat. Biasanya tujuan kami tiket murah untuk berwisata. Kawanku memintaku standby hingga tengah malam. Jika berhasil, kami merayakannya.Jika gagal, ya apa boleh buat, kami bersaing dengan begitu banyak 'kesatria' ticket war. 

Kini ticket war juga menyangkut dunia hiburan

Para kesatria war tiket dari ratusan atau ribuan netizen, ayo beranikan diri (sumber: mubi)
Para kesatria war tiket dari ratusan atau ribuan netizen, ayo beranikan diri (sumber: mubi)

Dulu aku rela bertarung demi tiket nonton orkestra dan tiket konser band rock. Sering kali aku beruntung karena ada beberapa kawan yang paham akan kegemaranku. Tak jarang aku beruntung dapat tiket presale dari kawan-kawan. Tapi setelah kami berpisah dan jarang bertemu, aku harus berjuang sendirian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun