Buku-buku dan artikel motivasi menyarankan para pembaca untuk memulai membuat jurnal gratitude. Apabila rencana dan melakukan vision dilakukan pagi hari, maka jurnal gratitude bisa dibuat saat malam hari, menjelang tidur atau waktu yang dirasa paling nyaman untuk melakukannya.
Gratitude bisa dimaknai perasaan positif ketika merasai kebahagiaan. Ada juga yang menyebutnya ekspresi bersyukur.
Ketika seseorang rajin mencatat hal-hal yang ia syukuri tiap harinya maka ia akan diliputi oleh aura positif. Â Ia akan merasa banyak hal yang patut ia syukuri. Esoknya ia akan menciptakan hal-hal lainnya yang bersifat positif agar ia bisa menuliskan hal-hal yang ia syukuri tiap harinya.
Hal yang patut disyukuri bukan hanya sesuatu yang besar, misalnya menerima hadiah atau mendapat promosi di tempat kerja. Hal-hal yang kiranya sederhana seperti bisa memulai olah raga lagi, dimudahkan ketika melakukan perjalanan dengan lalu lintas yang lancar, atau mendapat makanan yang diinginkan juga patut disyukuri.
Dengan membuat jurnal gratitude tiap malam maka kita merasa hidup kita berkelimpahan. Ada banyak kebaikan yang sudah kita terima.
Aku sendiri masih termasuk tipe yang belum rajin membuat jurnal gratitude. Sering diingatkan oleh artikel-artikel yang suka kubaca, tapi entahlah aku kadang-kadang lupa. Kini aku ingin mencoba konsisten membuatnya tiap malam.
Hari ini ada banyak kelimpahan yang kuterima. Aku mulai memiliki niat untuk  serius berolah raga tiap hari. Aku mencoba melakukan gym di tempat baru dan mendapat kenalan orang-orang baru. Aku mencoba naik angkot lagi dan melihat banyak hal baru di sekitar tempat tinggalku, dan masih banyak lagi. Aku menyantap es krim kacang ijo dan ketan hitam yang enak.Â
Itu semua sesuatu yang menyenangkan. Memang sebaiknya kutuliskan di jurnal gratitude, agar perasaan senang dan bersyukur itu bisa kubaca di lain waktu.
