Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis untuk Healing

5 Juli 2022   22:27 Diperbarui: 5 Juli 2022   22:49 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis juga bisa untuk healing (sumber gambar: pexels.com/Lisa)


Sekitar tahun 2015 aku mulai menulis tiap hari di blog pribadi. Tiga tahun kemudian aku mulai menulis setiap hari di Kompasiana, disusul tahun 2020 di blog keroyokan YPTD. Jadi ada masa-masa aku menulis tiap hari di dua tempat dan tiga tempat pada tahun 2020. Namun belakangan ini kebiasaan ini buyar berantakan. 

Aku mulai kewalahan mengatur waktu. Ketika mulai menulis, pikiranku penuh distraksi. Ada rasa bersalah ketika aku hendak menulis sementara pekerjaan kantoranku belum selesai. Namun, belakangan aku mulai menyadari, kehidupanku mulai tak seimbang. Aku perlu menulis.

Ketika aku mulai tenggelam oleh pekerjaan dan rutinitas, aku seharusnya cepat sadar bahwa itu akan menenggelamkanku dalam waktu cepat. Aku akan mulai sulit bernafas dan itu akan membuatku tertekan. Kupikir mengorbankan waktu tidur dengan banyak begadang akan cukup, tapi rupanya tidak. Pekerjaan tak akan bisa sempurna oleh tenggat waktu yang memang tak ideal.

Aku mulai jarang menulis. Sehari dua hari alpa menulis, lama-kelamaan makin permisif. Ada rasa seperti bersalah ketika aku mencuri waktu untuk menulis. Namun, lama kelamaan aku merasa tertekan karena bagiku menulis bukan sekadar menulis. Aku harus menulis.

Maka malam ini kupaksakan diriku menulis. Sejak dua minggu ini aku sulit menyelesaikan tulisan. Baru satu paragraf kutinggalkan. Jangan. Aku harus memaksa diriku menulis. Menulis apa saja seperti yang sedang kutulis saat ini. Jika kubiarkan terus alpa menulis, aku bisa-bisa tak menulis lagi selamanya.

Menulis bagiku adalah salah satu jenis healing. Aku tak pandai berkata-kata, jadi lewat tulisanlah aku bisa leluasa untuk curhat atau beropini. Ketika aku menulis dengan tuntas tanpa memikirkan waktu maka itu sungguh melegakan dan menyenangkan.

Dulu ketika masih jadi kuli tinta, aku ingat betapa lelahnya seharian mencari berita, lalu dari petang hingga jam deadline, jemariku gemetaran karena harus menulis beberapa artikel. Mood tak mood harus tetap menulis.Namun ketika keesokan harinya tulisanku masuk di halaman utama, rasanya sungguh melegakan.

Menulis hingga kita merasa puas itu sungguhlah menyenangkan. Apalagi jika ditemani musik kesukaan kita. Ini adalah sebuah cara untuk relaksasi. Mungkin saat menulis, tubuh juga memproduksi hormon endorfin sehingga pikiran jadi bebas stres.

Jika ada orang yang bernyanyi atau memainkan alat musik untuk metode healing, mungkin aku cukup dengan menulis. Aku tak perlu merasa bersalah karena membiarkan diriku menggunakan waktuku untuk menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun