Animasi berikutnya yang membuatku penasaran karena judulnya adalah "I Gotta Look Good for The Apocalypse". Animasi berdurasi lima menitan ini menggambarkan kondisi dunia ketika krisis pandemi, di mana ada tempat yang terjadi chaos, namun ada pula yang memilih menyendiri dan berteman dengan dunia digital.
Pesan dan temanya akrab dengan kita. Aku suka dengan teknik campur-campur medianya, dari gambaran nyata, digabungkan dengan berbagai teknik menggambar, seperti cat air, acrylic, dan media lainnya.
Animasi Prancis berjudul "The World Within" (Le Monde en Soi) membuatku kagum dengan teknik animasi dan pewarnaannya. Ini adalah karya seni yang memanjakan mata.
Ada dua sosok di sini, seorang gadis pelukis dan sosok imajinasinya, di mana si gadis seolah-olah berhalusinasi dan menjadi sosok dalam lukisan. Sosok dalam lukisan digambarkan hitam putih dan suka mengamati tupai dari balik jendela.
Si gadis nampaknya tertekan dengan tenggat waktu ia harus mengirimkan lukisan sehingga ia menciptakan persona di bawah sadarnya. Lambat laun ia seolah-olah berhalusinasi dan merasa lebih nyaman hidup sebagai sosok di dalam lukisan. Tapi kemudian ia merasa ketakutan.
Warna-warna vibrant dipertemukan dengan hitam putih. Kontras dan memikat. Dalam animasi ini rasanya batas antara dunia nyata dan dunia rekaan seakan-akan begitu tipis.
Animasi berdurasi 18 menitan ini merupakan karya dari Sandrine Stoianov dan Jean -Charles Finck. Filmnya seperti terinspirasi dari judul sekuel Alice in The Wonderland, "Looking through the Glass". Musik pengiringnya juga indah. Â
Masih ada sembilan animasi lainnya. Ada yang terinspirasi dari kultur Jepang seperti haiku dan origami. Juga ada animasi yang masuk dalam nominasi Oscar tahun ini, "Affairs of The Art".
Yuk nonton sebelum tanggal 27 Juni. Oh iya animasi ini rata-rata untuk orang dewasa karena ada yang terasa vulgar, ada yang mengusung tema LGBT, juga ada yang cukup sadis.