Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Bincang Santai Bareng Awi Suryadi, Sutradara KKN di Desa Penari

10 Mei 2022   12:34 Diperbarui: 10 Mei 2022   19:52 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film "KKN di Desa Penari" tembus 3 juta penonton dalam 9 hari (sumber: Kompas.com) 

"KKN di Desa Penari" mampu menunjukkan bahwa film ini masih bertaji. Meski hype-nya berkurang karena sudah dua tahun mengalami penundaan, namun respon penonton tetap positif. Nah, kemarin (9/5) saya berkesempatan bincang santai bareng sutradara "KKN di Desa Penari" yakni Awi Suryadi bersama Nuty Laraswaty dari Cinemags Indonesia. Berikut Ini garis besar obrolannya dalam bentuk naratif.

Mas Awi, itulah sapaannya, mengaku merasa lega akhirnya film ini dirilis. Sejak film ini ditunda, ia sering sekali ditodong pertanyaan para fans cerita ini, 'kapan filmnya tayang?'

Kelegaan ini juga semakin lengkap ketika para penonton juga menyukai film ini. Kali ini pertanyaan dari para netizen berubah, bukan tentang 'kapan tayang' melainkan 'bagaimana dapat tiketnya, kok sold out terus?'

Memang banyak netizen yang bercerita tiket di bioskop di daerahnya banyak yang sold out, termasuk di kolom komentar IG Live di mana beberapa peserta juga bercerita mereka tak kunjung berhasil menonton karena tidak dapat tiket.

Sutradara bernama lengkap Suryasi Musalim ini menyebutnya 'ticket war' di mana para netizen berebut tiket film Alhasil kemudian muncul layanan jasa titip tiket.

Hingga kemarin (9/5) "KKN di Desa Penari" berhasil meraih 3 jutaan (3.013.079) penonton. Prestasi luar biasa bagi film Indonesia di masa pandemi.


Angka perolehan penonton sebesar itu kemudian menobatkan "KKN di Desa Penari" di puncak film terlaris tahun 2022 hingga saat ini. Juga membuat film ini berhasil menjadi film Indonesia terbanyak penonton di masa pandemi.

Awal ditetapkan film ini sebagai film lebaran ada beberapa netizen yang mengolok-olok film ini tak bakal sukses. Alasannya adalah hype-nya yang sudah jauh menurun. Untunglah kemudian prediksi tersebut salah. Keputusan menjadikan film ini tayang pada momen libur lebaran ternyata tepat.

Bagi Awi sendiri jumlah penonton sebenarnya bukan target utamanya. Yang pertama ia ingin membuat film yang bagus dan membuat penonton puas ketika menyaksikannya.

Oleh karenanya ia merasa bersyukur ketika keluarga korban kejadian ini menerima film ini. SimpleMan, penutur dan pembuat utas cerita viral di Twitter juga nampak senang. Bahkan menurut kawannya, Simpleman menitikkan air mata kelegaan usai menyaksikannya di Gala Premier.

Angka 3 jutaan penonton baginya sudah luar biasa. Bahkan tak sedikit pecinta film yang memprediksi film ini berhasil menembus 4 hingga 5 juta. Ia sendiri sudah merasa senang karena angka dari perolehan "Danur: I Can See Ghost" yang juga disutradarainya, berhasil terlampau (2.736.391).

Memang ia juga sempat was-was karena film "Doctor Strange 2: in the Multiverse of Madness" juga tayang pada libur lebaran (berbeda lima hari).

Namun rupanya "KKN di Desa Penari" mampu untuk bersaing dengan film Marvel tersebut. Keduanya sama-sama dipenuhi penonton. 

Dadakan wawancara bareng mas Awi di IG Live (dokpri) 
Dadakan wawancara bareng mas Awi di IG Live (dokpri) 

Tentang Film "KKN di Desa Penari"

Awal mengobrol, kami berdua memuji film "KKN di Desa Penari". Kami kompak menyebut film tersebut memiliki keunggulan dari segi sinematografi.

Pengambilan gambar ketika rombongan KKN masuk jembatan dan kemudian memasuki hutan tempat Desa terpencil itu terasa epik. Hal yang unik lainnya ketika perpindahan gambar seolah-olah dibalik dan perubahan malam ke terang yang terasa dramatis.

Di kolom komentar IG live juga tak sedikit yang memuji film ini. Hal ini disyukuri oleh Awi. Tentang perpindahan gambar dengan dibalik itu merupakan trade mark film yang dibesutnya.

Ia juga senang bisa menemukan lokasi syuting yang mirip dengan deskripsi lokasi yang disampaikan oleh SimpleMan. Lokasi jembatan tersebut di Yogyakarta.

Ia dan timnya permak jembatan tersebut dengan dedaunan dan lainnya sehingga terasa lebih cocok dengan latar cerita. Lokasi syutingnya kini telah ditemukan oleh beberapa netizen.

Pujian telah kami lontarkan. Kami kemudian mengkritisi kadar horornya yang terasa kurang intens jika dibandingkan dengan film horor Awi sebelumnya seperti "Badoet", "Danur Universe", dan "Sunyi".

Ia mengaku jika ia ingin sebuah perubahan dalam membesut film horor, sehingga film "KKN di Desa Penari" ini terasa berbeda dengan film-film horor yang pernah dibesutnya.

SimpleMan sendiri sebagai penutur dilibatkan dalam film ini. Ia ikut menjaga agar film ini sesuai dengan track cerita dalam utas yang dibuatnya.

Cerita dalam film sendiri tak banyak berubah dengan versi Twitter. Hanya sedikit yang ditambahkan, seperti adegan penyesalan Bima dan keputusan peserta KKN untuk segera kembali ke kampus mereka.

Obrolan kami masih panjang. Seorang penanya memuji deretan pemeran. Oleh Awi, sengaja ia memilih nama-nama yang relatif masih termasuk pendatang baru. Agar pemeran film juga tidak itu-itu saja. Wajah-wajah mereka juga masih cocok sebagai mahasiswa dan mahasiswi.

Diding Boneng sebagai Mbah Buyut (sumber: Detik.com) 
Diding Boneng sebagai Mbah Buyut (sumber: Detik.com) 

Ia menyukai penampilan Tissa Biani di sebuah film dan langsung mendapuknya sebagai Nur. Ia juga merasa tidak salah memilih Adinda Thomas sebagai Widya.

Tak sedikit yang terkejut dengan kehadiran Diding "Boneng" Zeta sebagai Mbah Buyut. Awi mengaku menyukai aktor ini sejak dulu. Ia penasaran bagaimana Diding saat ini.

Perlu adaptasi bagi Diding untuk kembali berakting. Apalagi perannya kali ini berbeda dengan film-film lawasnya yang umumnya bernuansa komedi. Dialognya sebagai Mbah Buyut cukup banyak dan ekspresinya pun serius. Namun, pilihannya tak salah. Diding Boneng berhasil mencuri perhatian.

Tentang Versi 'Uncut' dan 'Cut'

Proses pemisahan versi 'uncut' dan 'cut' untuk film ini berada ditampuk produser. Versi reguler adalah 'cut' yang memiliki rating penonton 13 tahun ke atas. Sedangkan versi 'uncut' diperuntukkan penonton 17 tahun ke atas karena ada adegan dewasa.

Menurut sutradara usia 44 tahun ini, versi 'uncut' versinya adalah 21 tahun ke atas. Namun mungkin dirasa kurang pas untuk penonton Indonesia maka versi 17 tahun ke atas yang dirilis.

Jika penonton masih antusias apakah bakal dirilis 'extended version'? Bisa jadi, karena ada sekitar 20an menit gambar yang dipotong, agar durasinya tidak kepanjangan.

Tentang Proyek Film ke Depan dan Spin Off KKN

Saat ini Awi sedang sibuk membesut film keempat Danur yakni "Danur 4: Senjakala". Ia mengaku citranya sekarang lebih menempel sebagai sutradara film horor, padahal ia juga bisa membesut genre lainnya.

Ia sendiri lebih suka menggarap film drama komedi romantis seperti awal-awal ia terjun ke film, misalnya "Claudia/Jasmine". Namun memang film horor menurutnya akurasinya lebih pas dari sinematografi dan lainnya.

Nah, ketika "KKN di Desa Penari" sukses tak sedikit yang menanyakan apakah bakal ada spin off "KKN di Desa Penari". Karakter Mbah Dok sepertinya berpotensi, kapan ia mulai menjaga Nur dan seperti apa kekuatannya. Ada juga netizen yang berharap bakal ada kisah tersendiri tentang Badarawuhi dan asal usul desa tersebut.

Bisa jadi bakal ada spin off (sumber gambar: suara.com) 
Bisa jadi bakal ada spin off (sumber gambar: suara.com) 

Apakah bakal ada SimpleMan universe? Awi tertawa. Ia membocorkan bahwa cerita-ceeita SimpleMan sudah dibeli MD Pictures jadi kemungkinan cerita SimpleMan lainnya bakal difilmkan itu ada. Utamanya tentang "Sewu Dino", namun bukan ia sutradaranya. Ia sendiri ingin menggarap cerita viral berjudul "Kisah Tanah Jawa" dari Om Hao.

Sebagai penutup kami bertanya bagaimana kondisi film horor Indonesia saat ini? Menurut ia saat ini dari segi kualitas makin meningkat. Hanya ada saja rumah produksi yang mencoba-coba mengeruk keuntungan dengan film yang kualitasnya apa adanya. Tapi secara keseluruhan, potensi film horor di Indonesia tetap baik.

Ya itulah bincang-bincang santai bersama Awi Suryadi. Apakah film "KKN di Desa Penari" bakal raup 4 juta atau bahkan 5 juta penonton? Kita tunggu saja karena hingga saat ini bioskop masih ramai.

Jangan lupa tetap ikuti protokol kesehatan ya selama di bioskop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun