Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Tak Ada yang Gila di Kota Ini", Film Pendek tentang Mereka yang Disisihkan

26 Agustus 2021   23:51 Diperbarui: 26 Agustus 2021   23:54 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oka Antara membintangi "Tak Ada yang Gila di Kota Ini" | sumber gambar:Kompas.com  

Di negeri ini entah kenapa ada riwayat tentang mereka yang tidak waras berupaya disisihkan dan dimanfaatkan.  

Dulu ada politik orang gila, di mana tiba-tiba muncul mereka yang mengalami gangguan jiwa dan dikaitkan dengan berbagai serangan untuk menciptakan suasana ketakutan dan ketegangan di masyarakat. 

Hal yang sama juga tersaji dalam film pendek "Tak Ada yang Gila di Kota Ini" yang dibesut oleh Wregas Bhanuteja. 

Adalah Marwan  (Oka Antara) salah satu dari petugas hotel yang mendapat perintah dari pemilik hotel untuk menyingkirkan orang gila di jalanan. Musim liburan telah tiba. 

Jangan sampai wisatawan lokal maupun mancanegara ketakutan melihat orang gila. Ia pun memerintahkan Marwan dan kedua kawannya untuk membuang mereka di hutan. 

Marwan pun menuruti perintahnya. Orang gila, baik perempuan maupun pria dinaikannya ke bak mobil pick up. Ia menurunkan mereka di hutan. Mereka pun langsung berlari dan berkeliaran di hutan.

Marwan tak mengikuti perintah atasannya mentah-mentah, ia memiliki rencana terhadap para orang gila tersebut. 

Berikut cuplikan trailer-nya


Sebuah Film Pendek yang Raih Banyak Penghargaan

Film yang diangkat dari salah satu cerita karya Eka Kurniawan dari buku "Cinta Tak Ada Mati" ini sangat minim dialog. Oka Antara lebih banyak menyampaikan lewat mimik dan gerak-geriknya. 

Menurut Oka dalam pemutaran Rabu malam (25/8) yang diadakan oleh Gramedia, baginya malah lebih susah tak berdialog. Ia menduga-duga apakah penonton paham dengan yang disampaikannya. 

Film ini dari segi teknis memang layak dipuji. Warnanya tajam dan akting para pemainnya mumpuni. Hanya selama 20 menit, pesan yang disampaikan dalam film ini pun dapat dipahami. 

Alur ceritanya menarik. Penonton diberikan gambaran tentang bagaimana Marwan mengeksekusi idenya ini dengan memanfaatkan para orang gila yang pura-pura disingkirkannya ini. 

Gambaran orang yang 'sakit', sehingga penonton bisa bertanya-tanya siapa sebenarnya yang 'edan' di sini. Lalu penonton pun diajak merenung, benarkah mereka yang tidak waras harus mengalami nasib di kasta terendah, disisihkan atau dimanfaatkan?

Film ini juga dibintangi oleh Sekar Sari, Jamaluddin Latif, Rere Rully Ismada, Gabriel Gradi, Pritt Timothy Prodjosoemantri, Ibnu Widodo, dan Kedung Dharma Romansha. 

Film ini berhasil meraih berbagai prestasi, yaitu  Film Pendek Terbaik FFI 2019, juga official selection di Festival Film Internasional Busan 2019 dan Sundance Film Festival 2020. 

Siapa yang 'gila' di sini? | sumber gambar: Gatra.com
Siapa yang 'gila' di sini? | sumber gambar: Gatra.com

Wregas Bhanuteja sendiri dikenal sebagai sutradara film pendek yang menghasilkan karya-karya yang bernas dan berkualitas. Film-film pendeknya antara lain "Lemantun", "Senyawa",  "Lembusura", "Waung", dan "Prenjak". 

Film-film ini banyak meraih penghargaan di ajang nasional dan festival film internasional. Karyanya,"Prenjak" bahkan berhasil raih best short film dalam kategori Semaine de la Critique, di Cannes Film Festival pada tahun 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun