Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Porsi Mungil Nasi Omelette Tumis Brokoli untuk Berbuka Puasa Hari Ini

26 April 2021   19:49 Diperbarui: 26 April 2021   20:12 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Porsi mungil yang memenuhi kriteria isi piringku (dokpri)

Menyantap makanan yang itu-itu saja meski enak, bosan juga ya. Akhir-akhir ini menu untuk berbuka puasa kalau tidak tempe dan tahu goreng, pasti ada sayuran, plus lauk. Berbekal metode isi piringku aku berpikir untuk membuat menu berbuka puasa yang agak berbeda untuk hari ini.

Apabila kami bepergian saat bulan puasa, baik karena perjalanan dinas maupun perjalanan pribadi, kami suka mencobai menu makanan lokal untuk berbuka puasa. Ketika lidah bertemu dengan makanan yang jarang dijumpai itu menghadirkan sensasi dan pengalaman yang menarik.

Memang sih tidak semua menu makanan baru itu cocok dengan perut dan lidah. Kadang-kadang di lidah cocok, tapi setelahnya perut berontak.

Hal ini pernah kualami ketika merasai makanan kupang lontong kali pertama. Lidahku terkejut karena di sebuah makanan ada rasa gurih, manis, asam, dengan aroma remis dan petis, serta perasan jeruk nipis. Rasa yang kaya, unik, dan menurutku eksotik.

Begitu pula ketika menjumpai wedang yang diberi nama cemoe. Dari penampilan mirip dengan angsle. Eh ternyata rasanya gurih asin dengan adanya tambahan kacang kedelai goreng.

Di lain waktu aku dan pasangan mencobai sebuah soto yang merupakan khas sebuah daerah. Aku heran ketika pesanan kami dihidangkan di meja. Nasi dan sotonya ditempatkan dalam mangkok yang mungil. Hah ini bukannya porsi anak-anak?

Soto mungil, aku menjulukinya. Porsinya imut-imut baik dari porsi nasi maupun kuah soto dan isi sotonya. Cocok sih jadi menu mereka yang sedang diet atau bagi anak-anak. Pasangan pun minta tambah porsi sekali lagi karena tidak cukup dengan satu porsinya yang mungil.

Ketika berpikir tentang menu makanan untuk buka puasa yang baru, aku berpikir membuat tom yam versiku. Tom yam versiku itu sederhana, bahan utamanya udang, bakso ikan, tomat, cabe, daun serai dan jeruk nipis. Nah, bedanya dengan tom yam versi negara aslinya, tom yam ini akan dihidangkan dengan potongan lontong. Hehehe khas Indonesia, bukan?

Tapi kemudian aku batal membuatnya karena lupa membeli lontong. Aku tak jago membuat lontong sendiri. Masaknya ternyata lama lho bikin lontong dan gampang-gampang susah untuk menghasilkan lontong yang bagus dan tidak cepat basi.

Menu berikutnya yang terpikirkan adalah sushi fushion. Nasi diberi lauk dan isian lainnya lalu digulung dengan telur dadar dan dipotong-potong. Agar terasa nuansa lokalnya, maka isiannya bisa berupa sambal gabus dengan udang, atau udang balado.

Rencananya batal, jadinya menunya kusederhanakan. Aku ingat pasangan akhir-akhir ini porsi makannya berkurang saat buka puasa. Ia berkata jika porsi makan saat berbuka puasa cukup besar maka perut akan kaget dan malah bikin malas beribadah.

Ya aku ingat akan soto mungil itu. Aku kemudian membuat makanan dalam versi mungil. Mumpung aku punya mangkok yang juga berukuran mungil.

Menunya sederhana sih dan mudah dibuat. Yang beda di sini adalah ukurannya mungil. Pas untuk sekali makan saat berbuka puasa.

Yang pertama ada nasi hangat. Yang kedua ada telur dadar alis omelette. Dan yang ketiga adalah tumis brokoli dengan udang.

Cara membuatnya mudah dan cepat (dokpri)
Cara membuatnya mudah dan cepat (dokpri)
Cara membuat tumis brokoli udang adalah tumis bumbu seperti bawang merah dan bawang putih. Lalu masukkan irisan cabe merah. Setelahnya tambahkan brokoli. Aduk-aduk agar panasnya merata. Lalu tambahkan udang. Tambahkan sedikit garam lalu aduk-aduk hingga bumbu merata dan meresap. Matikan api setelah seluruh permukaan udangnya telah berubah warna jadi merah.

Brokoli tak perlu dimasak terlalu lama. Lebih enak ketika ia masih renyah. Demikian juga dengan udang. Udang yang kelamaan dimasak malah mengurangi cita rasanya yang segar, manis, dan sedikit kenyal.

Setelah udang berubah warna maka diangkat (dokpri)
Setelah udang berubah warna maka diangkat (dokpri)
Nasi yang hangat taruh di dalam mangkok mungil. Lalu tambahkan selembar dadar di atasnya. Baru kemudian atur tumis brokoli udang di permukaan teratas. Nah, jadi deh.

Warnanya menarik. Ada putih nasi, kuning telur dadar alias omelette, dan merah hijau, krem, dan jingga dari tumis brokoli udangnya.

Siap dimakan. Lama proses persiapannya daripada proses makannya. Di dalam seporsi mungil nasi omelette tumis brokoli udang ini sudah memenuhi kriteria isi piringku. Ada karbohidrat dari nasi, protein dan lemak dari telur dan udang, juga vitamin dan mineral dari brokoli, cabe, dan duo bawang.

Mungil. Nasinya mungil dan mangkoknya juga mungil (dokpri)
Mungil. Nasinya mungil dan mangkoknya juga mungil (dokpri)
Kreasi dari bahan yang sama bisa dibuat nasi kepal. Nasi hangat diisi tumis brokoli udang, dikepal lalu dilapisi dengan telur dadar yang tipis sebagai pengganti rumput laut.

Omong-omong menu berbuka puasa kalian hari ini apa, nih?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun