Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

"Janji-janji" Pengemudi Ojek Daring yang Bikin Keki

18 September 2019   19:45 Diperbarui: 18 September 2019   19:48 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ojek daring banyak membantu tapi kadang-kadang ulah oknumnya bikin keki (sumber: suara.com)

Raut wajahku sumringah. Tak sampai semenit sudah ada pemberitahuan, seorang pengemudi ojek daring telah mengambil pesanan. Kulihat lokasinya, wah sudah dekat, tak sampai dua menitan. Aku sudah berjaga di halaman rumah. Eh hingga bermenit-menit kemudian, ia tak kunjung tiba.

Pernah mengalami hal serupa? Aku sudah lumayan sering mengalaminya, namun belum sampai dalam tahap kapok untuk menggunakan jasanya.

Untuk mengantisipasi diberi 'harapan palsu' oleh pengemudi maka aku pun bertanya, apakah pesananku diambil. Jika si pengemudi tidak merespon hingga lima menit kemudian, maka aku pun membatalkan dan mencari pengemudi lain. Aku sudah bosan 'dikerjain', mending meminta tolong kepada pengemudi lain yang memang tulus bekerja.

Ada beberapa alasan mereka diam tak bergerak ketika statusnya sudah mengambil pesanan. Ada yang lupa mematikan status, padahal ia ingin beristirahat. Ada yang enggan untuk mengambil pesanan tapi tak mau membatalkan agar poinnya tak berkurang, ia berharap si klien yang membatalkan. Ada juga yang menggunakan GPS palsu. Mereka sebenarnya tak berada di sana, bahkan jauh dari posisi tersebut, tapi demi persaingan mereka pun berbuat 'nakal'. Ujung-ujungnya mereka tak kunjung datang.

Di dekat rumahku aku sudah menandai beberapa pengemudi yang suka berpura-pura lokasinya sudah dekat dengan pelanggan. Ada sebuah masjid kompleks yang suka dijadikan lokasi mangkal 'bohongan' . Di sekitar kampus juga sering digunakan sebagai lokasi GPS palsu tersebut.

Jika alasannya pengemudi lupa mematikan aplikasi atau ia lelah dan sedang enggan mengantar maka hal tersebut bisa dimaklumi. Tapi jika ia beralasan macam-macam hanya karena ia tak mau jadi pihak yang membatalkan, maka hal tersebut sungguh mengecewakan.

Beberapa waktu lalu ada seorang pengemudi ojek daring yang lokasinya hanya sekitar dua menitan dari lokasiku menunggu. Hingga 20 menit kemudian ia tak kunjung terlihat walau ia berkata 'on the way'.

Lokasiku mudah dicari tapi ia terus bertanya detail lokasiku, sampai aku capek mengetik detailnya. Lama-kelamaan ia berkata kasar dan aku pun bertanya apakah pesanannya mau dibatalkan. Jadinya aku yang membatalkan. Apesnya setelahnya kode promoku tak bisa lagi dipakai. Tiga puluh menit terasa sia-sia menunggu di pinggir jalan dengan dua tas yang berat.

Sikap pengemudi tersebut sungguh bikin keki. Mending dari awal ia memberitahu tak bisa mengambilnya.

Tapi ada lagi sosok pengemudi yang lebih 'kejam'. Ia mengambil pesanan dan kemudian berpura-pura sudah tiba. Ketika dicari ia tak ada. Saldo pun sudah terpotong. Baru ketika aku melaporkannya, maka dana baru kembali. Orangnya ternyata sama dengan yang pernah berjanji datang tapi tidak kunjung tiba. Akhirnya aku pun melaporkannya. Eh beberapa kali aku menjumpai akun tersebut masih menerima pesananku pertanda ia masih 'bebas keluyuran' di sana dan mencari korban. Mungkin sanksinya tak berat sehingga ia pun masih bebas berkelakuan seperti itu.

Adanya ojek daring memang sangat menolong ketika angkutan umum agak susah. Akan tetapi ada kalanya 'ulah oknum' di ojek daring membuat si pelanggan malah keki.

Program pelayanan prima sepertinya perlu disosialisasikan lagi di kalangan pengemudi ojek daring. Jika layanannya prima maka pelanggan tentu senang dan mengapresiasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun