Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ekowisata di Perkampungan Air Bontang Kuala dan Sungai Belanda

22 April 2019   07:59 Diperbarui: 22 April 2019   10:30 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekowisata Bontang Kuala yang mengedepankan kelestarian alam (dokpri)

Ada banyak perahu nelayan yang disandar di dermaga dan ditambatkan di depan rumah. Perahu-perahu ini digunakan untuk menangkap ikan, lainnya untuk keperluan wisata.

Di area perkampungan ini terdapat sebuah masjid. Masjid Jami Al-Misbah, namanya. Fasad bangunan dominan warna hijau dengan dua menara. Masjid ini nampak anggun.

Ada banyak perahu untuk menangkap ikan dan mengantar wisatawan (dokpri)
Ada banyak perahu untuk menangkap ikan dan mengantar wisatawan (dokpri)

Masjid Al Misbah yang anggun (dokpri)
Masjid Al Misbah yang anggun (dokpri)

Aku melihat ada semacam lapangan yang biasanya digunakan untuk panggung hiburan dan even lainnya. Sama halnya dengan jembatan, alas lapangan ini juga terbuat dari kayu ulin.

Ujung dari perkampungan ini adalah sebuah rumah makan anjungan. Ada beberapa rumah makan terapung di sini yang menyajikan masakan laut khas Bontang yaitu gami. Masih sore kami masih ingin menjelajahi tempat ini. Bagaimana kalau sambil berperahu?

Naik Perahu Yuk!
Ke Bontang Kuala jangan lewatkan wisata susur perairannya. Aku lupa bertanya apakah perairan ini merupakan air tawar, air payau, atau air laut. Kalau melihat lokasinya, sebenarnya kawasan ini sudah masuk laut, tapi nama perairannya di sekitar lingkungan Bontang Kuala adalah Sungai Api-api dan perairan di kawasan konservasi mangrove disebut Sungai Belanda. Mungkin kawasan ini adalah muara sehingga menggunakan nama sungai.

Kami mendapat tawaran naik perahu motor sederhana dari warga. Setiap ada kolong jembatan kami harus menunduk, takut kepala terantuk. Ada perspektif menarik ketika menyusuri perkampungan dari perahu. Kami juga beberapa kali berpapasan dengan perahu warga yang baru habis memancing ikan.

Naik perahu susur perkampungan dan menuju lautan (dokpri)
Naik perahu susur perkampungan dan menuju lautan (dokpri)

Jembatan panjang menuju rumah makan terapung (dokpri)
Jembatan panjang menuju rumah makan terapung (dokpri)

Bangunan di atas air masih dijumpai meski agak jauh dari perkampungan (dokpri)
Bangunan di atas air masih dijumpai meski agak jauh dari perkampungan (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun