Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Wiro Sableng 212, Tontonan Menghibur Bikin Studio "Full"

31 Agustus 2018   00:02 Diperbarui: 31 Agustus 2018   00:13 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sherina sebagai Anggini (dok. iMDB)
Sherina sebagai Anggini (dok. iMDB)
Dari pasangan aku baru tahu bahwa film perdana Wiro Sableng ini mengambil dari beberapa buku. Di antaranya buku berjudul Empat Berewok dari Goa Sanggreng dan Maut Bernyanyi di Pajajaran.

Untuk jajaran pemain menurutku cukup pas, dengan menggabungkan pemain watak dan pemeran yang jago bela diri. Kualitas akting dari Yayu Unru, Lukman Sardi, Teuku Rifnu Wikana, dan Happy Salma tentunya tak diragukan lagi.

Fariz juga menarik sebagai pendekar yang tak kalah kocak (dok. iMDB)
Fariz juga menarik sebagai pendekar yang tak kalah kocak (dok. iMDB)
Vino mampu memerankan jagoan yang kocak meski agak ketuaan. Sherina, Fariz, dan Marsha tampil tak mengecewakan. Cecep dan Yayan tak diragukan lagi aksi laganya. Adi Sasono sebagai raja juga mulai mampu meninggalkan karakter mas Adi nya yang kuat. Aksi Aghniny sebagai Raramurni pun tak kalah menarik meski dialognya masih kaku.

Yang menurutku patut diacungi jempol adalah duo guru, Sinto Gendeng dan Dewa Tuak yang masing-masing diperankan apik oleh Ruth Marini dan Andy/Rif. Oh ya ada penampilan Ken Ken yang juga mencuri perhatian.

Andy/Rif mencuri perhatian sebagai Dewa Tuak (dok. Lifelike Pictures)
Andy/Rif mencuri perhatian sebagai Dewa Tuak (dok. Lifelike Pictures)
Dari segi cerita sih standar. CGInya beberapa masih agak kasar dan agak berlebihan. Dari dinamika cerita, entah kenapa aku merasa agak anti klimaks. Bagian akhir malah terasa agak datar dan mudah ditebak.

Lawan Wiro Kebanyakan Sehingga Porsinya Kurang Banyak

Dari segi lawan, anggota kelompok Mahesa ini memiliki penampilan dan kemampuan yang beragam. Sayangnya jumlahnya agak kebanyakan sehingga porsi untuk pengembangan karakter dan adegan untuk menunjukkan kemampuan masing-masing lawan jadi kurang.

Ada sekian banyak lawan yang harus dihadapi oleh Wiro dan kawan-kawan. Ada empat berewok, Kalingundil, Kalasrenggi (Teuku Rifnu Wikana), Kala Hijau (Gita Arifin), Bajak Lauk Bagaspati (Cecep Arif Rahman), Iblis Pencabut Sukma (Trisna Irawan), dan Pemetik Bunga (Hanata Rue). Tiap-tiap lawan punya kemampuan unik dari hipnotis, jarum maut, cambuk berapi, hingga ilmu hitam. Sayang porsi mereka harus dibagi-bagi sehingga aksi dan jurus sebagian dari mereka kurang berkesan.

Pendekar pemetio bunga sayang aksinya tak banyak (dok. Lifelike Pictures)
Pendekar pemetio bunga sayang aksinya tak banyak (dok. Lifelike Pictures)
Jangan tinggalkan kursi sampai mid-credit karena ada petunjuk film Wiro Sableng berikutnya.

"Sebuah tontonan yang seru dan menghibur. Tidak sempurna dan masih ada kekurangan, tapi jadi start yang cadas bagi kisah Wiro Sableng dan kawan-kawannya"

Detail Film:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun