Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Upacara Bendera dan Saat BUMN Hadir untuk Warga Pengalengan

21 Agustus 2017   05:36 Diperbarui: 21 Agustus 2017   13:42 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drumband menyemarakkan upacara bendera di kebun teh Malabar Pengalengan (dokpri)

Jam menunjukkan hampir pukul delapan pagi. Kami pun bergegas menuju ke meja registrasi dan bergabung dengan barisan terdekat. Upacara bendera tujuh belas Agustus di Kebun Teh Malabar akan segera dimulai.

Hampir tujuh tahun silam aku tidak pernah mengikuti upacara bendera. Oleh karenanya ketika ada pengumuman Kompasiana mengajak 20 kompasianer berupacara bendera memeringati kemerdekaan, aku pun antusias. Apalagi jarang-jarang ada kesempatan berupacara bendera di Kebun Teh Malabar, Pengalengan, Bandung.

Namun rupanya perjalanan menuju lokasi lumayan panjang karena kemacetan parah di beberapa titik. Dari Jakarta kami berkumpul pukul 07.00, kemudian berangkat sejam setelahnya dan tiba di Bandung sekitar pukul 12.00. Sembari menunggu kawan-kawan Kers Bandung dan sekitarnya berkumpul, sebagian Kers memilih beristirahat, lainnya asyik berjalan-jalan. Mendekati pukul 16.00 kami berangkat ke Pengalengan dan tiba di Citere resort untuk makan malam pada pukul 20.00. Setiba di Hotel Damanaka kami langsung beristirahat agar bisa segar keesokan harinya.

Perjalanan menuju Pengalengan, Bandung, cukup panjang dan agak melelahkan. Namun, semuanya terbayar ketika melihat betapa meriahnya kegiatan peringatan kemerdekaan ke-72 RI di tanah lapang Kebun Teh Malabar. Para warga dua desa, desa Sukamanah dan desa Banjarsari, yang terdiri dari 33 RW berkumpul dengan penuh antusias. Tua muda bersemangat untuk melihat jalannya upacara bendera, menyaksikan arak-arakan, berbelanja di pasar kaget, mengikuti vaksinasi hepatitis B gratis, dan menikmati aneka santapan cuma-cuma yang nikmat.

Wah rasanya sudah lama tidak melihat perayaan kemerdekaan semeriah ini. Bak sebuah pesta rakyat. Anak-anak tertawa gembira dan para kakek nenek ikut tersenyum lebar dengan raut wajah ingin tahu.

Upacara bendera di Pengalengan ini diikuti oleh berbagai kalangan, dari siswa-siswa SD, SMP, dan SMA, para veteran, juga perwakilan dari tiap-tiap BUMN yang terlibat dalam program CSR (corporate social responsibility) di daerah ini. Para BUMN itu adalah PT Bank Mandiri, PT Bio Farma, Perum Jasatirta II dan PT Perkebunan Nusantara VIII.. Sebagai pembina upacara adalah Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoadmodjo.

Upacara bendera berlangsung khidmat (dokpri)
Upacara bendera berlangsung khidmat (dokpri)
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoadmodjo memimpin upacara (dok. Harris Maulana)
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoadmodjo memimpin upacara (dok. Harris Maulana)
Setelah sempat kedinginan sejak dini hari hingga sarapan pagi, Kers pun sudah rapi menggunakan dress code atasan putih dan bawahan gelap, serta menggunakan hasduk (setangan leher) pramuka. Hawa dingin itu telah terusir sejak kami tiba di sebuah lapangan tempat upacara di kawasan Kebun Teh Malabar, berganti dengan sinar matahari pagi yang mulai menyilaukan.

Upacara bendera berlangsung dengan khidmat. Lagu-lagu nasional pun berkumandang, Padamu Negeri, Hari Merdeka dan Halo-Halo Bandung. Kupikir upacara sudah akan berakhir. Punggung sudah mulai terasa kaku karena sudah lama tidak mengikuti upacara dan sinar matahari semakin menyilaukan. Wah rasanya sudah ingin melemaskan badan dan menonton pawai. Kemudian musik tradisional khas Sunda mengalun. Lagu Kulihat Ibu Pertiwi dan Indonesia Pusakamengalun dengan aransemen baru, khas negeri Parahyangan.

Berlatar panorama Kebun Teh Malabar yang indah, lagu Kulihat Ibu Pertiwi terasa selaras. Alam yang begitu indah dan tanah yang subur harus selalu dijaga agar dapat dinikmati berbagai generasi mendatang.

Hutan gunung sawah lautan

Simpanan kekayaan

Kini ibu sedang susah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun