Mohon tunggu...
Dewi Vina Isma Arifah
Dewi Vina Isma Arifah Mohon Tunggu... Lainnya - Santri di mana saja

Mencoba menjadikan waktu luang sedikit terkenang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesunahan-kesunahan di Hari Raya yang Jarang Diketahui

26 Juli 2021   20:52 Diperbarui: 26 Juli 2021   21:27 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebelumnya izinkan saya mengucapkan selamat hari raya Iduladha 1442 H ^_^.

(Yah.. meskipun sudah agak telat tapi tidak apa-apa lah ya, daripada tidak sama sekali).

Setiap tahun umat Islam memperingati 2 hari raya, yaitu Idul fitri dan Idul adha. Maka dari itu sudah sepatutnya kita mengetahui apa saja kesunahan-kesunahan yang terdapat didalamnya.

Berikut diantaranya:

1.Mengucapkan selamat (tahniah)

Saat hari raya kita disunahkan untuk mengucapkan selamat. Kesunahan tersebut, untuk Idul fitri dimulai dari terbenamnya matahari pada malam tanggal 1 Syawal. Sedangkan pada Idul adha dimulai dari waktu subuh pada hari Arafah/tanggal 9 Dzulhijjah.

(. )

2.Makan dipagi hari sebelum melaksanakan shalat id

Namun disini terdapat perbedaan, yaitu apabila Idul fitri disunahkan makan terlebih dahulu, sedangkan Idul adha tidak disunahkan makan terlebih dahulu/disunahkan mengakhirkan makan.

...

...

(. )

3.Waktu pelaksanaan shalat id

Untuk waktu pelaksanaan shalat Idul fitri disunahkan diakhirkan atau sekitar 30 menit setelah terbitnya matahari. Hal ini dikarenakan untuk memberikan kelonggaran waktu bagi yang membayar zakat fitrah, karena waktu yang afdhol adalah setelah subuh pada tanggal 1 Syawal sampai sebelum imam memulai shalat id.

Kemudian untuk shalat Idul adha disunahkan untuk dipercepat/diawal waktu, hal ini bertujuan agar penyembelihan hewan kurban bisa segera dilaksanakan.

(. )

4.Berjalan kaki menuju lokasi shalat id

Disunahkan berjalan kaki dan memilih jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang. Kemudian ketika berangkat disunahkan untuk memilih jalan yang lebih jauh, karena pahala berangkat yang lebih besar.

( )

(. )

Demikian sedikit pemaparan dari saya, semoga bermanfaat dan selamat membaca.

Sumber:

Al-Kaf, Hasan bin Ahmad bin Muhammad bin Salim. 2006 M. At-Taqrirat as-Sadidah Fi al-Masa'il al-Mufidah, Surabaya: Dar al-'Ulum al-Islamiyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun