Mohon tunggu...
Sri Wiyolanda
Sri Wiyolanda Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMPN 1 Lembang Jaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Semangat Mengukir Prestasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.a.6. Refleksi Terbimbing Modul 3.1 - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

18 April 2022   20:43 Diperbarui: 18 April 2022   20:55 13822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bu Kusuma adalah guru Bahasa Inggris yang telah melewati masa pengabdian sebagai seorang guru honorer lebih dari 10 tahun. Tahun ini Bu Kusuma baru saja lulus melalui jalur seleksi PPPK dan di tempatkan di SMPN 1 Lembang Jaya-Kabupaten Solok, tempat saya bertugas. Keluarga Bu Kusuma tinggal jauh di Kabupaten Agam. 

Suami beliau adalah guru pada salah satu Tsanawiyah Negeri di Agam, dan 2 orang anaknya juga bersekolah disana. Karena terpisah tinggal cukup jauh, Bu Kusuma hanya bisa bertemu dangan keluarganya setiap seminggu sekali. 

Beliau memohon kepada wakil kepala sekolah untuk tidak memberikannya jam mengajar pada hari Sabtu. Dengan demikian setiap hari Jumat usai mengajar Bu Kusuma akan pulang ke Agam menemui keluarganya. Situasi itupun sudah berjalan selama 1 semester. 

Pada semester kedua, Bu Kusuma diminta oleh Kepala Sekolah untuk segera bergabung dalam kegiatan MGMP. Kepala Sekolah juga mengatakan bahwa setiap ASN hanya boleh mendapatkan hari kosong mengajar 1 hari, dan itupun harus digunakan untuk mengikuti kegiatan MGMP. Bu Kusuma merasa galau dengan pernyataan Kepala Sekolah tersebut. 

Jika ia harus mengikuti MGMP, berarti ia tidak akan memiliki hari kosong mengajar lagi di hari Sabtu. Padahal selama ini Bu Kusuma harus berangkat dari Agam ke Solok setiap hari Minggu pagi. Dengan mengajar pada hari Sabtu artinya Bu Kusuma baru bisa pulang ke Agam hari Sabtu sore. 

Bu Kusumapun mencoba menghadap wakil kepala sekolah untuk memohon agar dapat menyusunkan jadwal mengajar sedemikian rupa sehingga ia tetap bisa ikut MGMP namun juga tetap bisa pulang menemui suami dan anak-anaknya setiap minggu ke Agam. Keputusan apa yang akan diambil ketika kita berhadapan dengan kasus Bu kusuma?

  • Paradigma dilema etika yang ada pada kasus ini adalah: Kebenaran vs Kesetiaan (Truth vs Loyalty).

    Kebenaran bahwa Bu Kusuma harus pulang setiap seminggu sekali untuk menemui keluarganya di Agam lawan Kesetiaan yang harus dijalankan Bu Kusuma kepada profesinya untuk mengikuti kegiatan MGMP

  • Prinsip penyelesaian yan dipilih adalah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking).

  • 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan:

  1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan: 

    Sebagai seorang istri dan ibu dari 2 anak yang harus tinggal berpisah dengan keluarga karena menjalankan tugas di daerah lain, Bu Kusuma  harus pulang tiap seminggu sekali menemui keluarganya. Namun di sisi lain ia juga harus mengikuti kegiatan MGMP dan hanya boleh memiliki hari kosong mengajar ketika hari MGMP saja.

  2. Menentukan siap-siapa yang terlibat dalam kasus ini, Yaitu: Bu Kusam< Kepala Sekolah, dan wakil Kepala Sekolah.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun