Mohon tunggu...
Dewi Syafrie
Dewi Syafrie Mohon Tunggu... Tulisan yang baik akan mendatangkan kebaikan kepada penulisnya. Bismillah!

Menulis adalah sebuah kesenangan, sekaligus melatih raga dan mengolah rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pedagang Offline- Perantau Koto Anau di Jabodetabek Ikuti Pelatihan Digital, Solusi Jitu Agar Tidak Terlindas Jaman

13 Oktober 2025   23:00 Diperbarui: 13 Oktober 2025   23:15 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peserta Pelatihan Digital berswa foto dengan Dewan Pembina Perwaka Jabodetabek, Mayjen (Purn) Arkamelvi Karmani, SE dan Pengurus (foto: pribadi)

Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi digital , Digital Marketing Enthusiast Indonesia (Dimensi)  Group memberikan pelatihan Digital Marketing Gratis kepada pelaku UMKM yang tergabung dalam komunitas Persatuan  Warga Koto Gadang Koto Anau (Perwaka) Jabodetabek.

Workshop bertajuk 'Banjir Order Dari Shopee' ini diikuti sebanyak 20 peserta dengan Pemateri, seorang Shopee Seller Expert, Poeji Kartono.

Menhefari, Founder Dimensi Group sekaligus Pengurus Perwaka Jabodetabek untuk Bidang Ekonomi mengatakan pelaku UMKM sudah tidak dapat bertahan atau hanya mengandalkan pola penjualan  offline yang kian sepi pembeli. Jika tidak ingin bisnisnya rontok, mereka harus segera beralih ke pola penjualan online.

"Digital marketing dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kini  menjadi semakin penting guna menghadapi era digital saat ini. Peralihan pola belanja offline ke online kini tidak dapat dihindari, untuk bertahan sekaligus berkembang  pelaku usaha harus update ilmu pengetahuan," ungkap Menhefari, disela-sela kegiatan workshop UMKM Koto Anau  di kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat, Minggu, 12 Oktober 2025.

Menhefari menambahkan  digital marketing memainkan peran kunci dalam membantu UMKM untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan.

Menhefari, Founder Dimensi Group (foto: pribadi)
Menhefari, Founder Dimensi Group (foto: pribadi)
"Dengan memanfaatkan platform digital seperti media sosial, situs web, dan mesin pencari, UMKM dapat menjangkau calon pelanggan potensial di seluruh dunia, memperluas jangkauan pasar mereka, dan meningkatkan kesadaran merek mereka," papar pria yang akrab disapa Uda Ef.

Senada dengan Ef, Dewan Pembina Perwaka Jabodetabek, Mayjen (Purn) Arkamelvi Karmani, SE mengatakan tujuan pelatihan digital ini untuk mencetak entrepreneur muda dari Koto Anau. 


"Kami  berharap  ini akan menjadi  terobosan baru untuk mencetak pengusaha dari nagari Koto Anau. Saat ini eranya digital online, dimana usaha konvensional mulai ditinggalkan. Artinya apabila pelaku UMKM tidak ikut perubahan itu, dengan sendirinya akan terlindas oleh jaman. Saya punya cita-cita ke depan, akan  lahirnya pengusaha- pengusaha  digital online di Koto Anau.  Sekaligus  ini menjadi trademark kampung kita.  Beberapa daerah di Sumbar  sudah memiliki trademark untuk para  perantaunya.  Ada yang dikenal dengan perantau dengan  profesi  pengusaha percetakan, barbershop atau usaha plastik. Insya Allah  suatu hari nanti Koto Anau juga punya trade mark yang bisa dibanggakan. Guna mencapainya (cita-cita),  kita  akan terus memfasilitasi perantau kita dengan pelatihan-pelatihan digital seperti ini," ujar Arkamelvi.

Ka-ki:  Mayjen (Purn) Arkamelvi Karmani , SE bersama Vhino Alfadani, salah satu pengurus Perwaka Jabodetabek (foto: pribadi)
Ka-ki:  Mayjen (Purn) Arkamelvi Karmani , SE bersama Vhino Alfadani, salah satu pengurus Perwaka Jabodetabek (foto: pribadi)
Ditambahkan Arkamelvi, apabila telah tercipta  kemandirian finansial, maka para kaum  perantau Koto Anau , diharapkan  dapat  memberikan  kontribusi nyata dalam pembangunan kampung halaman tercinta.

Ancang-ancang Putar Haluan
Dari Offline ke Bisnis Online

Baru pertama kali diadakan, animo anggota Perwaka  untuk ikut  pelatihan digital ini cukup besar.

"Sebenarnya banyak yang ingin mengikuti , tapi  agar kenyamanan belajar terjaga, kita batasi hanya 20 peserta  yang sudah lolos screening.  Target dari  pelatihan ini anak muda, karena dibanding orangtua mereka kan lebih melek internet. Kemudian peserta sudah memiliki usaha sendiri . Syarat yang lain , peserta harus  punya fasilitas berupa laptop, karena kita tidak menyediakan pada saat pelatihan," jelas Mahfuza, SH, Ketua Umum Perwaka Jabodetabek.

Mahfuza mengatakan, seperti kebanyakan perantau Minang ,  orang Koto Anau juga dikenal sebagai kaum yang memiliki kemampuan berdagang. Biasanya  mereka bergerak di bidang penjualan pakaian jadi  dan pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional di sejumlah kota di Indonesia.

Mahfuza  berharap pesatnya perkembangan teknologi digital marketing mampu mengubah mindset para pedagang Minang termasuk warga Koto Anau.

"Saat ini kita memang masih menemukan para pedagang offline, tapi ke depannya bisa saja semua beralih ke perdagangan secara online. Dengan menguasai  teknologi digital, kita berharap pelaku usaha Koto Anau akan dengan mudah men - swicht usahanya   dari yang semula berdagang offline beralih menjadi online. Salah satu keuntungan sebagai pedagang online, tidak perlu sewa toko, bahkan kita bisa menjalankan usaha dari rumah," papar Mahfuza.

Ki-ka: Joni Mandeli dan Romi Mandeli (foto: pribadi)
Ki-ka: Joni Mandeli dan Romi Mandeli (foto: pribadi)

Sementara itu, Joni Mandeli dan Romi Mandeli, kakak beradik pedagang ritel di Cikarang  mengaku langsung tertarik  mengikuti pelatihan yang ditawarkan di Grup Perwaka Jabodetabek.

Sebagai pedagang konvensional, diakui Joni usahanya sejak beberapa tahun ke belakang omzet 5 tokonya mengalami 'terjun bebas'.

"Tahun 2024  adalah kondisi yang paling parah. Bahkan sampai sekarang, untuk dapat omzet 5 juta per hari saja sulit sekali. Padahal di tahun-tahun sebelumnya penjualan sangat bagus. Bahkan saat pandemi Covid-19 adalah puncaknya, dalam sehari omzet kami bisa mencapai 50 juta," kisah Joni.

Ketimbang hanya mengenang masa keemasan yang entah kapan akan kembali, kini Joni dan sang adik, berusaha bangkit.  Mereka tak mau larut  dengan membanggakan kejayaan di masa lalu.
"Kami nggak mau usaha kami hanya tinggal nama. Kami mau bangkit, kami mau ikuti perkembangan jaman. Sekarang eranya digital, makanya kami  belajar bagaimana menjadi pelaku usaha digital. Apalagi pengajarnya adalah pelaku usaha yang sudah malang melintang di marketplace. Setelah ini kami mau coba putar haluan (beralih ke toko online)," tutur Joni, pemilik gerai Toko Mandeli Collection yang terkenal dengan konsep penjualan Serba 35 Ribu itu.

Selain Joni dan Romi, ada pula Widya Jaya , penjahit aneka seprei yang ingin usahanya  melesat melalui digital online.

"Selama ini saya hanya tawar-tawarin seprei buatan saya via WA atau ke grup-grup yang saya ikuti saja. Dengan ikut pelatihan digital ini saya  berharap bisa buka toko online di marketplace. Alhamdulillah setelah mengikuti pelatihan ini, saya cukup tercerahkan tentang bisnis digital," ungkap Jaya, mantan karyawati di sebuah perusahaan bergerak di bidang kontraktor. 

Widya Jaya, mantan karyawati kontraktor (foto: pribadi)
Widya Jaya, mantan karyawati kontraktor (foto: pribadi)

Namun  begitu Jaya berharap , akan ada kelanjutan dari pelatihan yang diikutinya.

"Tadi itu kan baru dasar-dasarnya saja ya. Bagaimana cara buka toko online, bagaimana masukin foto-foto produk. Kalau bisa sih ada semacam  pendampingan lah, setelah pelatihan kita tetap dibimbing  untuk mengawali toko online ini," ucap Jaya.

Sementara itu, Poeji Kartono, sang mentor dari Dimensi Group, mengaku terharu dengan antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan.

Disebutkan Poeji, para pesertanya kali ini didominasi oleh mereka yang menjalankan usaha secara offline. Hanya 1-2 orang saja yang pernah menjajal bisnis online.
"Selebihnya ya mereka punya akun di Shopee hanya sebagai pembeli justru. Nah dengan adanya pelatihan ini , coba kita balik. Setelah ini mereka punya produk, punya toko online, mereka beralih sebagai seller (penjual) juga," ujar Poeji.

Poeji sedikit merunut materi yang diberikan pada peserta, antara lain:  dimulai dari cara mendaftar untuk pembuatan akun  pembeli dan  penjualan.

Kemudian berlanjut pada materi : setting toko yang diiikuti dengan registrasi data diri, termasuk alamat dan rekening bank. Setelah itu masuk ke materi : memasukkan gambar produk, penentuan judul produk, deskripsi  dan bagaimana  SEO dapat membaca produk yang akan dijual.

Poeji mengatakan  ditengah menurunnya daya beli masyarakat akibat resesi ekonomi, penjualan melalui toko online  masih dapat diandalkan. 

Poeji Kartono, Mentor Dimensi Group
Poeji Kartono, Mentor Dimensi Group


"Toko online masih menjanjikan. Yang terpenting produk kita beda, punya value lebih dengan yang lain. Pasti produk kita dicari orang," ujar pemilik butik busana muslimah ini.

Setelah pelatihan ini, akan ada kelanjutannya? Menjawab hal ini, Poeji menganggukkan kepala.
"Ada donk. Setelah ini peserta bisa  mengikuti kelas ke level advance nya. Disini kita  ajarin bagaimana cara beriklan. Intinya setelah ikut pelatihan ini, materi yang sudah diajarin benar-benar dipraktekin. PR dari saya ke peserta tadi , rapihkan dekorasi tokonya,  foto-foto produk dirapihin, termasuk pemilihan judul dan deskripsi produk. Kalau produk dan tokonya rapih, harusnya trafficnya ikut meningkat sih. Baru deh kita masuk ke level berikut, yaitu iklan, " papar Poeji.

Kembali ditambahkan oleh Ef, saat ini kendala yang dihadapi para pedagang offline , terutama pelaku usaha perantau Koto Anau adalah keterbatasan informasi seputar bisnis online.

Sebagai founder dari komunitas pedagang online Dimensi Group dengan sekitar 8000 an member di  platform Telegram, dirinya merasa terpanggil untuk memberi sebuah solusi.

" Kebetulan saya punya akses ke para mentor yang sudah berkecimpung di bisnis digital, jadi kenapa tidak dimanfaatkan. Karena selama ini banyak juga dari pedagang offline mau belajar,  'Apa sih toko online itu? ' Tapi mereka nggak tahu harus kemana belajarnya? Ditambah juga sekarang ini pembelajaran tentang digital nggak murah, bingung lagi soal biayanya. Nah, untuk itulah kita coba memfasilitasi warga perantau Koto Anau ini ikut pelatihan digital marketing," urai Ef.

Sebagai informasi, Digital Marketing Enthusiast Indonesia (Dimensi)  Group merupakan komunitas pebisnis online yang terhubung secara daring melalui platform Telegram.

Para anggota Perwaka Jabodetabek terlihat antusias mengikuti pelatihan Digital Marketing ( foto : pribadi)
Para anggota Perwaka Jabodetabek terlihat antusias mengikuti pelatihan Digital Marketing ( foto : pribadi)


Sejak kehadirannya, Dimensi Group terus  menunjukkan peran strategisnya dalam memperkuat literasi bisnis online di Indonesia.

Tak hanya itu, saat ini komunitas digital marketing yang dibangun oleh Ef  bersama  beberapa teman itu juga memiliki  yayasan sosial.

Diberi nama Yayasan Dimensi Untuk Indonesia (YDUI)  merupakan  organisasi nirlaba para pelaku internet yang tergabung dalam komunitas ini.

Sejumlah program sosial  yang  dijalankan YDUI seratus persen menggunakan sumbangan atau zakat  profesi dari  member Dimensi yang saat ini mencapai 8500 orang.

Beberapa program sosial yang rutin berjalan, diantaranya:

1. Program Bantuan Pinjaman Tanpa Bunga (BPMTB)  kepada ratusan  pelaku UMKM di Solok, Sumatera Barat dan Bogor, Jawa Barat. Program ini cukup  efektif mencegah UKM menjadi korban pinjaman online (pinjol) yang kini marak dan rentenir.

2. Di bidang pendidikan, saat ini YDUI  memiliki sekolah Taman Kanak-kanak Qur’an di daerah Ciapus , Bogor, Jawa Barat.
3. YDUI juga  secara aktif menyalurkan bantuan  berupa gaji kepada 5  guru  Madrasah Diniyah Taklimiyah Awaliyah (MDTA) di Koto Anau, Solok , Sumatera Barat dan memberikan  biaya  pendidikan untuk 2 orang anak asuh yang saat ini menimba ilmu di sebuah pesantren.  

4. Untuk  peningkatan SDM,  YDUI  kerap memberikan pelatihan internet marketing kepada   member Dimensi.

5. Di bidang kemanusiaan, YDUI sangat concern menyalurkan bantuan ke sejumlah daerah rawan bencana, seperti banjir bandang di Bogor, gempa di Cianjur dan lain-lain.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun