Panggung sekolah seharusnya menjadi tempat bagi para siswa untuk mengekspresikan diri, belajar tentang kehidupan, dan merayakan kreativitas. Namun, siapa sangka bahwa sebuah pertunjukan sederhana di sebuah SMK di Kabupaten Bandung Barat justru berakhir menjadi tragedi yang menorehkan luka mendalam.
Hari itu, suasana sekolah dipenuhi antusiasme. Para siswa mempersiapkan pertunjukan drama sebagai bagian dari kegiatan sekolah. Salah satu adegan menampilkan seorang siswa laki-laki yang memerankan perempuan hamil di luar nikah. Peran ini menuntutnya untuk menyampaikan konflik batin sang karakter hingga adegan klimaks, di mana ia harus pura-pura mengakhiri hidupnya sendiri.
Namun, yang seharusnya menjadi sekadar adegan fiktif berubah menjadi kenyataan kelam. Pisau yang digunakan dalam adegan tersebut---yang menurut keterangan sekolah seharusnya hanya menusuk balon sebagai perut palsu---justru melukai sang siswa hingga nyawanya tak terselamatkan.
Berita ini tak hanya mengejutkan keluarga korban, tapi juga masyarakat luas. Bagaimana bisa properti berupa senjata tajam digunakan dalam pertunjukan sekolah? Di mana peran pengawasan guru dalam memastikan keselamatan siswa selama proses latihan dan pementasan?
Kreativitas Perlu Pengawasan
Sekolah adalah tempat tumbuhnya kreativitas, namun kreativitas tanpa pengawasan dapat berujung petaka. Dalam dunia pendidikan, keselamatan siswa seharusnya menjadi prioritas utama. Sebuah pertunjukan drama, seberapa pun kompleks ceritanya, harus melalui proses kurasi ketat---baik dari segi skenario maupun properti.
Menggunakan senjata tajam sebagai properti jelas merupakan kelalaian. Ada banyak alternatif yang lebih aman, seperti menggunakan replika atau properti khusus teater yang dirancang tidak membahayakan. Lebih dari itu, pemilihan tema dan skenario juga perlu pengawasan ketat untuk memastikan adegan yang berpotensi berisiko dapat diminimalisir.
Tanggung Jawab yang Tidak Bisa Diabaikan
Pihak sekolah memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan siswanya, tak terkecuali dalam aktivitas ekstrakurikuler. Dalam kasus ini, kelalaian pengawasan tampaknya menjadi salah satu faktor utama yang harus dievaluasi.
Selain itu, penting juga bagi sekolah untuk memahami sensitivitas tema yang diangkat dalam sebuah pertunjukan. Tema kehamilan di luar nikah dan bunuh diri adalah isu kompleks yang sebaiknya dikemas dengan pendekatan yang lebih sensitif dan edukatif.