Mohon tunggu...
Muhammad Dewa Rivai
Muhammad Dewa Rivai Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa aktif Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati jurusan Sastra Inggris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sampah Jadi Berkah: Kisah Komposter di Desa Kadungora

24 September 2025   15:51 Diperbarui: 24 September 2025   16:00 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Penyuluhan Pengolahan Sampah (Sumber: Tim PDD KKN 44 Kadungora)

Sampah kini masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di banyak daerah, termasuk pedesaan. Di Desa Kadungora, Dusun 2, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sampah rumah tangga kerap menumpuk sebab belum adanya sistem pengelolaan yang baik. Kebiasaan membuang sampah tanpa memilah menyebabkan berbagai persoalan, mulai dari bau menyengat, pencemaran lingkungan, hingga risiko munculnya penyakit. 

Berangkat dari persoalan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung melalui program Sistem Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS) hadir untuk memberikan solusi. Mereka melaksanakan program penyuluhan sampah dengan fokus pada tiga aspek utama: memahami sebab dan akibat menumpuknya sampah, melakukan pemilahan sampah, serta mengolah sampah organik melalui komposter. 

Mengidentifikasi Bahaya Sampah 

Penyuluhan dimulai dengan pemaparan mengenai dampak negatif sampah yang tidak dikelola dengan baik. Mahasiswa menjelaskan bahwa sampah bukan hanya sekadar masalah estetika atau kebersihan, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan merusak ekosistem. Sampah organik yang dibiarkan menumpuk dapat menjadi sarang lalat dan nyamuk, sementara sampah anorganik seperti plastik sulit terurai dan berpotensi mencemari tanah serta air.Warga Desa Kadungora, khususnya di Dusun 2, didorong untuk lebih peka terhadap persoalan ini. "Kalau kita mulai dari kebiasaan kecil dari rumah, seperti memilah sampah, akan sangat berdampak untuk lingkungan disekitar," ujar salah seorang mahasiswa dalam sesi penyuluhan.   

Pemilahan Sampah: Langkah Kecil, Dampak Besar

Poster Informasi (Sumber: TIM PDD KKN 44 Kadungora)
Poster Informasi (Sumber: TIM PDD KKN 44 Kadungora)

Setelah memahami akibat penumpukan sampah, warga difokuskan pada kebiasaan pemilahan sampah. Mahasiswa menjelaskan bahwa sampah dibedakan menjadi dua kategori utama: organik dan anorganik. 

  • Sampah organik meliputi sisa makanan, sayuran, daun kering, dan bahan lain yang mudah terurai.
  • Sampah anorganik mencakup plastik, botol, kaleng, dan material lain yang sulit terurai.

Dengan membiasakan diri memilah sampah, masyarakat dapat lebih mudah mengolahnya. Pemilahan sampah juga membantu mengurangi jumlah sampah yang akhirnya dibuang ke lingkungan.

Komposter Sebagai Solusi Praktis Sampah Organik

Hal utama dalam penyuluhan adalah praktik secara langsung menggunakan komposter. Komposter dipilih sebab sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa; mudah, murah, dan bermanfaat nyata. Mahasiswa mendemonstrasikan cara menggunakan komposter step-by-step, mulai dari mencampurkan sampah organik hijau (sisa dapur) dan cokelat (daun kering dan serbuk kayu) dengan rasio 1:2 atau seimbang, sampai penambahan starter dekomposer seperti EM4 atau tanah untuk mempercepat proses komposting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun