Mohon tunggu...
Putu Devi
Putu Devi Mohon Tunggu... Penulis -

Ketika curahan rasa lebih indah dalam barisan kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenapa Guru Harus Galak?

20 Juli 2015   09:36 Diperbarui: 14 April 2016   09:49 3427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, kecerdasan tidak bisa diukur antara satu orang dengan lainnya hanya dengan mengambil salah satu pembanding saja.

Lalu bagaimana menjadi guru yang ‘baik’?

Bukan maksud untuk menggurui, tapi hanya ingin berbagi opini. Sekarang jaman sudah jauh berubah. Guru galak bukan jamannya lagi. Siswa tidak akan bisa belajar dengan baik jika dalam kondisi stress dan di bawah tekanan. Bahkan belajar itu harusnya menyenangkan. Kalaupun murid belum juga mengerti, kemungkinan besar Gurunya sendiri yang belum mengerti bagaimana cara menyampaikan dan mengajarkannya

Ada banyak referensi saat ini yang mengganti istilah guru menjadi: tutor, controller, prompter, resource, assessor, organizer, bahkan participant. Intinya, guru hanyalah memfasilitasi murid agar dapat belajar dengan nyaman dan mudah dimengerti.

Terakhir, kalau menurut saya pribadi:

  • Guru itu menjadi panutan bukan memicu ketakutan
  • Guru itu membimbing bukan hanya asal tuding
  • Guru itu memberikan koreksi bukan menyalahkan tanpa basa-basi
  • Guru itu menerima saran bukan cepat emosian
  • Guru itu memacu semangat bukannya membuat patah semangat

Sekian dari seorang murid yang juga masih belajar menjadi guru. Terima kasih untuk inspirasinya wahai guruku :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun