Mempelajari tentang semiotika, tidak terlepas dari ahli semiotika atau yang dikenal Ferdinand de Saussure. Saussure yang dikenal dengan "bapak semiotika" merupakan tokoh yang menjadi pelopor dalam memperkenalkan ilmu semiotika modern. Saussure mengembangkan semiotika dengan pendekatan ilmu linguistik atau bahasa.
Ferdinand de Saussure merupakan tokoh semiotika, karena beliau orang yang pertama kali menggunakan istilah "semiology" (Eropa), "semantics" (Amerika) yaitu ilmu tentang tanda (sign). Menurut Saussure, tanda berawal dari linguistik atau bahasa. Sign merupakan segala sesuatu yang memiliki makna, relasi antara konkrit dengan abstrak, relasi antara bentuk dengan makna, relasi antara imaji suara dengan konsep, dan relasi antara arbitrer maupun motivasi.
Pandangan ini diartikan bahwa dimana ada tanda, disana ada sistem. Dua hal ini menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Semiotika Saussure dikenal dengan konsep dua unsur dalam tanda (dikotomi). Sebuah tanda memiliki dua aspek, yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda). Penanda dilihat sebagai bentuk fisik atau wujud, seperti suara, gambar, kata, atau gerakan. Sedangkan petanda berupa konsep, ide/pikiran, nilai, atau makna. Hubungan keduanya didasarkan pada aturan atau kesepakatan sosial agar tanda bisa dipahami.
Menurut Pratiwi (2014), bahasa adalah sebuah alat komunikasi yang berupa sistem tanda dengan makna yang dipahami secara konvensional. Saussure (1996), tanda terdiri dari penanda, yaitu "bunyi yang bermakna" atau "coretan yang bermakna". Jadi penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Sedangkan petanda adalah gambarang mental, pikiran, atau konsep. Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa.
Seperti contoh gambar di atas, ketika manusia melihat sesuatu berwarna merah. Maka pikiran manusia akan mendesain sebuah konsep signified (petanda) di kepalanya tentang sesuatu yang bermacam-macam berwarna merah seperti buah apel, cinta, api, dan darah. Kemudian signifier (penanda) nya adalah apel berwarna merah, bentuk hati berwarna merah, tanda silang merah, dan api berwarna merah.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, teori semiotika Saussure menekankan adanya dua unsur utama dalam tanda, yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda). Keduanya tidak bisa dipisahkan karena saling melengkapi dalam membentuk makna. Dengan memahami hubungan penanda dan petanda, kita bisa melihat bahwa setiap tanda, baik berupa kata, gambar, maupun simbol, selalu menyimpan makna yang hanya dapat dipahami oleh manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI