Mohon tunggu...
Devita Juliasari
Devita Juliasari Mohon Tunggu... Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Serat Alam Sebagai Kajian Biologi yang Bermanfaat Bagi Kehidupan

29 Desember 2023   17:55 Diperbarui: 29 Desember 2023   18:32 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Biologi telah memainkan peranan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Demikian juga dengan kedudukan cabang ilmu Biologi yang satu ini yaitu Anatomi Tumbuhan/Struktur Tumbuhan yang berperan sangat penting sebagai dasar dalam beberapa aspek kehidupan.

Dalam industri pembuatan kertas misalnya, struktur dan senyawa serat kayu sangat menentukan kualitas dari kertas yang akan diproduksi. Serat kayu yang panjang dengan kandungan lignin rendah memberikan tampilan kertas putih yang lebih baik dibandingkan serat pendek dan banyak lignin.

Menurut Wardhana & Ninis (2016), Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis: Serat Alam (dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan mineral), dan Serat Sintetis (dari polimer alam, polimer sintetik, dan lainnya).

Serat alam memiliki berbagai keunggulan dan sudah lama digunakan dalam memenuhi kebutuhan manusia dan berbagai industri. Serat alam digunakan dalam industri tekstil, kertas, kerajinan, aksesoris, dekorasi, dan material biokomposit (Suparno, 2020).

Secara umum serat alam atau tumbuhan hampir sama bahkan mirip dimana tersusun dari tiga komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin ditambah bahan-bahan lain. Sifat umum serat yang dari selulosa adalah mudah menyerap air (higroskopis), mudah kusut, dan jika dilakukan uji pembakaran menimbulkan bau dan arang seperti terbakar.

Serat selulosa atau disebut serat hasil regenerasi adalah serat yang terbuat dari polimer serat alami, Serat selulosa dapat berasal dari: Batang (seperti: serat flax atau linen, henep, jute, kenaf, sunn, rami, purun tikus dll); Buah (seperti: serat serabut kelapa), Daun (seperti: Abaca atau Manilla, henequen dan sisal), Biji (seperti: serat kapas dan kapok). Serat yang berasal dari biji terdiri atas serat kapas dan kapuk.

Berikut ini contoh beberapa serat alam dan juga manfaatnya :

Serat kapas (Gossypium sp.) digunakan untuk bahan baku tekstil dan produk tekstil serta bidang kesehatan dan kecantikan. Namun, ketersediaan bahan baku tersebut masih belum terpenuhi karena produksi kapas rendah, petani kurang berminat menanam kapas, dan kebutuhan kapas dalam negeri terus meningkat. Peningkatan produktivitas kapas dapat ditempuh dengan perbaikan teknik budi daya dan penggunaan varietas unggul. Luas areal perkebunan kapas di Indonesia berkisar 11,287 Ha dengan jumlah produksi 2.558 ton (Ditjenbun, 2015).

Menurut Novarini dan Sukardan (2015) Rami (Boehmeria nivea S. Gaud) merupakan penghasil serat yang memiliki kompatibilitas yang baik dengan jenis serat yang lain, sehingga mudah dicampur dengan jenis serat yang lain. Produk serat rami telah digunakan sebagai bahan kertas dan tekstil. Produksi rami mencapai 100 ribu ton per tahun, lebih besar daripada produksi serat abaka yang mencapai 70 ribu ton per tahun (Eichhorn et al., 2001).

Kelapa (Cocos nucifera) adalah tanaman perkebunan yang menghasilkan sabut kelapa. Serat sabut kelapa dapat digunakan pada industri mebel, kerajinan rumah tangga, dan berpotensi sebagai penguat pada komposit polimer (Amin & Samsudi, 2010).

Serat daun nanas (Ananas comosus L. Merr.) memiliki kekuatan yang tinggi dan permukaan yang halus, sehingga dapat digunakan sebagai sumber serat alam dan telah dikembangkan sebagai penguat komposit polimer. Tanaman nenas dapat tumbuh dengan baik di daerah tropik dan daerah subtropik maupun daerah yang mempunyai keadaan iklim basah serta kering (Setyawan et al., 2012).

Bambu (Phyllostachys sp.) memiliki kandungan selulosa dan lignin yang tinggi, serta masa pematangan yang singkat. Mudah tumbuh di hutan atau perkebunan. Ada banyak jenis bambu, dan harganya cukup murah untuk memenuhi kebutuhan yang luas untuk pembuatan papan. Serat bambu sudah digunakan untuk bahan baku kertas, tekstil, kaus kaki, dan sepatu. berhasil membuat papan serat bambu tanpa perekat melalui proses digesting (Tajuddin et al., 2016).

Dari banyaknya manfaat serat alam diatas, serat alam merupakan sumber bahan baku yang dapat diperbaharui, memiliki sifat fisik dan mekanik yang baik, dan ramah lingkungan karena mudah terdegradasi serta mampu menyerap CO2 cukup besar. Serat alam memiliki banyak kelebihan diantaranya bahan baku serat alam merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

Masa depan serat alam Indonesia sebagai bahan baku aneka industri cukup baik dan prospektif untuk memenuhi kebutuhan serat, mengurangi impor, dan meningkatkan pemanfaatan serat alam Indonesia. Selain itu, serat alam merupakan bahan baku yang ramah lingkungan. Serat alam memiliki banyak kelebihan diantaranya bahan baku serat alam merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, memiliki banyak keunggulan, dan potensi budidaya yang menguntungkan. Selain itu, potensi penggunaannya yang terus berkembang, yakni selain digunakan di berbagai industri, pengunaan serat alam juga berpotensi untuk terus dikembangkan.

Daftar Pustaka

Amin, M & Samsudi. (2010). pemanfaatan limbah serat sabut kelapa sebagai bahan pembuat helm pengendara kendaraan roda dua. Prosiding Seminar Nasional Unimus 2010. Universitas Muhahammadiyah Semarang, 314- 318.

Ditjenbun. (2015). Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kapas. Jakarta : Direktorat Jenderal Perkebunan.

Eichhorn, S, J., Zafeiropoulus, C, A, B, N., Ansel ,L, Y, M, M, P., Entwistle, K, M., Escamilla, P, J, H, F., Groom, L., Hill, M, H, C., Rials, T, G., & Wild, P, M. (2001). Review current international research into cellulosic fibres and composites. Journal Materials Science, 2107-2131.

Novarini, E & Sukardan, M, D. (2015). Potensi serat rami (Boehmeria nivea S. Gaud) sebagai bahan baku industri tekstil dan produk tekstil dan tekstil teknik. Arena Tekstil, 30(2): 113- 122.

Setyawan, P, D., Sari, N, H., & Putra, D, G, P. (2012). Pengaruh orientasi dan fraksi volume serat daun nanas (Ananas comosus) terhadap kekuatan tarik komposit polyester tak jenuh (UP). Dinamika Teknik Mesin, 2(1): 28-32.

Suparno, O. (2020). Potensi Dan Masa Depan Serat Alam Indonesia Sebagai Bahan Baku Aneka Industri. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 30 (2): 221-227.

Tajuddin, M., Ahmad, Z., & Ismail, H. (2016). A review of natural fibers and processing operations for the production of binderless boards. BioResources, 11(2): 5600-5617.

Wardhana, H., & Ninis, H, H. (2016). Serat Alam: Potensi Dan Pemanfaatan Nya. Lampung : Lambung Mangkurat University Press.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun