Ilmu Biologi telah memainkan peranan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Demikian juga dengan kedudukan cabang ilmu Biologi yang satu ini yaitu Anatomi Tumbuhan/Struktur Tumbuhan yang berperan sangat penting sebagai dasar dalam beberapa aspek kehidupan.
Dalam industri pembuatan kertas misalnya, struktur dan senyawa serat kayu sangat menentukan kualitas dari kertas yang akan diproduksi. Serat kayu yang panjang dengan kandungan lignin rendah memberikan tampilan kertas putih yang lebih baik dibandingkan serat pendek dan banyak lignin.
Menurut Wardhana & Ninis (2016), Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis: Serat Alam (dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan mineral), dan Serat Sintetis (dari polimer alam, polimer sintetik, dan lainnya).
Serat alam memiliki berbagai keunggulan dan sudah lama digunakan dalam memenuhi kebutuhan manusia dan berbagai industri. Serat alam digunakan dalam industri tekstil, kertas, kerajinan, aksesoris, dekorasi, dan material biokomposit (Suparno, 2020).
Secara umum serat alam atau tumbuhan hampir sama bahkan mirip dimana tersusun dari tiga komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin ditambah bahan-bahan lain. Sifat umum serat yang dari selulosa adalah mudah menyerap air (higroskopis), mudah kusut, dan jika dilakukan uji pembakaran menimbulkan bau dan arang seperti terbakar.
Serat selulosa atau disebut serat hasil regenerasi adalah serat yang terbuat dari polimer serat alami, Serat selulosa dapat berasal dari: Batang (seperti: serat flax atau linen, henep, jute, kenaf, sunn, rami, purun tikus dll); Buah (seperti: serat serabut kelapa), Daun (seperti: Abaca atau Manilla, henequen dan sisal), Biji (seperti: serat kapas dan kapok). Serat yang berasal dari biji terdiri atas serat kapas dan kapuk.
Berikut ini contoh beberapa serat alam dan juga manfaatnya :
Serat kapas (Gossypium sp.) digunakan untuk bahan baku tekstil dan produk tekstil serta bidang kesehatan dan kecantikan. Namun, ketersediaan bahan baku tersebut masih belum terpenuhi karena produksi kapas rendah, petani kurang berminat menanam kapas, dan kebutuhan kapas dalam negeri terus meningkat. Peningkatan produktivitas kapas dapat ditempuh dengan perbaikan teknik budi daya dan penggunaan varietas unggul. Luas areal perkebunan kapas di Indonesia berkisar 11,287 Ha dengan jumlah produksi 2.558 ton (Ditjenbun, 2015).
Menurut Novarini dan Sukardan (2015) Rami (Boehmeria nivea S. Gaud) merupakan penghasil serat yang memiliki kompatibilitas yang baik dengan jenis serat yang lain, sehingga mudah dicampur dengan jenis serat yang lain. Produk serat rami telah digunakan sebagai bahan kertas dan tekstil. Produksi rami mencapai 100 ribu ton per tahun, lebih besar daripada produksi serat abaka yang mencapai 70 ribu ton per tahun (Eichhorn et al., 2001).
Kelapa (Cocos nucifera) adalah tanaman perkebunan yang menghasilkan sabut kelapa. Serat sabut kelapa dapat digunakan pada industri mebel, kerajinan rumah tangga, dan berpotensi sebagai penguat pada komposit polimer (Amin & Samsudi, 2010).
Serat daun nanas (Ananas comosus L. Merr.) memiliki kekuatan yang tinggi dan permukaan yang halus, sehingga dapat digunakan sebagai sumber serat alam dan telah dikembangkan sebagai penguat komposit polimer. Tanaman nenas dapat tumbuh dengan baik di daerah tropik dan daerah subtropik maupun daerah yang mempunyai keadaan iklim basah serta kering (Setyawan et al., 2012).