Mohon tunggu...
DEVITA CHANDRA SALSABILLAH
DEVITA CHANDRA SALSABILLAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS

S1 EKONOMI SYARIAH

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Keluarga dalam Kesahatan Mental Remaja

16 Mei 2024   18:15 Diperbarui: 16 Mei 2024   18:20 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ketidak harmonisan dalam keluarga adalah suatu hubungan keluarga yang didalamnya muncul sebuah konflik biasanya dipandang sebagai sebuah perselisihan yang bersifat permusuhan sehingga membuat hubungan dalam keluarga tersebut tidak berfungsi dengan baik. 

Ketidak harmonisan didalam sebuah keluarga ini dapat juga berpengaruh terhadap karakter dan kesehatan mental anak, karna keluarga merupakan lingkup yang paling dekat dengan anak khususnya pada masa remaja. Apa yang anak lihat dan dengar itu lebih banyak dilingkup keluarga jadi wajar peran keluarga dalam karakter, perilaku dan kesehatan mental anak terpengaruh lebih banyak karna apa yang dia lihat dan dengar dari orang tuanya.

keluargalah yang bertanggung jawab dalam perkembangan sosial anak. Karena pada hakekatnya, keluargalah wadah pembentukan masing-masing anggotanya terutama anak remaja yang masih berada dalam bimbingan dan taggungjawab orang tuanya. selain sebagai pembentukan masing masing anggota terutama anak perananan terpenting dalam keluarga memenuhi kebutuhan anak baik kebutuhan fisik maupun psikis.

Selain itu, proses perubahan pada masa remaja juga mempengaruhi perubahan kesehatan mental. Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek ,sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri. 

Proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan seperti perubahan fisik dan perubahan emosionalitas. Perubahan fisik berlangsung pada masa pubertas atau masa awal remaja, yaitu sekitar umur 11- 15 tahun pada wanita dan 12- 16 tahun pada pria. 

Dimana hormon -- hormon baru diproduksi oleh kelenjar endokrin, dan membawa perubahan dalam ciri seks primer dan memunculkan ciri seks sekunder. Gejala ini memberi syarat bahwa fungsi reproduksi atau kemampuan untuk menghasilkan keturunan sudah mulai bekerja.


Sedangkan perubahan emosionalitas pada remaja sebagai akibat dari perubahan fisik dan hormonal serta lingkungan yang terkait dengan perubahan pada masa remaja tersebut. Hormonal menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan dorongan-dorongan dan perasaan -- perasaan baru. 

Keseimbangan hormonal yang baru menyebabkan individu merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Lalu dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh social yang juga senantiasa berubah, seperti tekanan dari teman sebaya, media masa, remaja menjadi lebih terorientasi secara seksual.

Masalah emosional dan mental pada anak dan remaja telah menjadi fokus utama masalah kesehatan dunia karena berkaitan dengan penderitaan, masalah fungsional, paparan stigma, dan diskriminasi serta berpotensi menyebabkan kematian. Menurut laporan Riskesdas Indonesia tahun 2018, angka gangguan emosi dan mental di Indonesia sebesar 9,6%. 

Angka ini meningkat dibandingkan hasil tahun 2013 yang sebesar 6,0%. Masalah emosi dan perilaku yang terjadi pada anak dan remaja cukup serius dan tidak bisa dianggap remeh karena dapat berdampak pada tumbuh kembang. Deteksi dini bermanfaat sebagai upaya pencegahan masalah emosional dan mental anak. Sampai saat ini, hanya ada sedikit penelitian tentang gangguan kejiwaan pada anak di negara berkembang.  (Fadia Wulandari, A., Fithriyah, I., Umiastuti, P., & Tony Kalalo, R., 2022)

Upaya yang dilakukan orangtua untuk mencegah pengaruh lingkungan, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental anak diluar lingkungan keluarga. Pendidikan sekolah juga sangat berpengaruh karena banyaknya orang yang ditemui dilingkungan sekolah seperti teman dan guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun