Banyak anak muda di usia 20--30-an sedang berada pada fase penuh kebingungan yang dikenal sebagai quarter life crisis. Fase ini ditandai dengan rasa cemas mengenai masa depan, ketidakpastian arah karir, hingga tekanan sosial untuk segera sukses. Harapan yang tinggi dari keluarga dan lingkungan sekitar sering kali berbenturan dengan realita kehidupan yang tidak selalu sesuai rencana.
Mengapa Quarter Life Crisis Bisa Terjadi?
Quarter life crisis umumnya muncul karena benturan antara ekspektasi dan kenyataan. Banyak anak muda yang membayangkan sudah memiliki pekerjaan tetap dan mapan pada usia tertentu. Namun, kenyataan di lapangan sering kali berbeda. Selain itu, media sosial juga memicu perasaan tidak cukup. Melihat teman sebaya yang tampak sukses bisa menimbulkan rasa minder dan perasaan tertinggal.
Tantangan Menentukan Arah Karir
Salah satu dilema terbesar adalah menentukan jalan karir. Ada yang berpindah-pindah pekerjaan karena merasa tidak cocok, sementara yang lain bertahan di tempat yang tidak mereka sukai demi keamanan finansial. Dilema "passion atau realistis" pun muncul. Sebagian anak muda memilih mengikuti minat meski penuh risiko, sementara yang lain lebih memilih stabilitas walau harus menunda impian.
Cara Menghadapi Quarter Life Crisis
Kenali diri sendiri. Lakukan refleksi mendalam mengenai minat, nilai, dan kelebihan yang dimiliki.
Cobalah berbagai pengalaman. Tidak ada salahnya mencoba beberapa bidang pekerjaan untuk menemukan yang paling sesuai.
Belajar mengelola keuangan. Memiliki tabungan dapat memberi keleluasaan dalam mengambil keputusan karir.
Cari mentor atau orang yang bisa dipercaya. Diskusi dengan mereka bisa membantu membuka perspektif baru.
Kurangi kebiasaan membandingkan diri. Fokus pada proses dan pencapaian pribadi karena setiap orang memiliki jalannya masing-masing.