Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Ketika Ibu Rumah Tangga Menjadi Anak Desain

15 April 2021   21:48 Diperbarui: 18 April 2021   01:04 3045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang desainer grafis. Sumer: Pexels.com

Mendapatkan sebuah pekerjaan dengan tarikan garis lurus sempurna mulai dari passion, latar belakang pendidikan dan hobi yang sama adalah suatu keberuntungan yang hakiki bagi sebagian orang. 

Pekerjaan tersebut layaknya sebuah genggaman yang penuh kuasa karena kekuatan ilmu, kemampuan dan pengalaman yang menjadi satu yang menjadi sebuah kesempurnaan.

Namun, beda orang beda cerita. Beda masa beda pula tantangan. Kini, tidak semua yang kita rencanakan dapat berjalan mulus layaknya membuat sebuah jalan aspal tanpa kerikil. 

Sebuah keadaan yang tidak terduga, akan membawa seseorang terpaksa "banting setir" tidak peduli rekam jejak pendidikan, passion, hobi hingga pengalaman. Semuanya akan terpaksa pada waktunya. Waktu yang membenturkan dengan tantangan.

Hal ini benar-benar saya rasakan saat ini. seorang ibu rumah tangga yang baru saja melepas pekerjaan dari zona nyamannya, mengikuti suami merantau ke daerah yang jauh dari keluarga dan menjalani sebuah pekerjaan yang benar-benar baru dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya.    

Lulusan Manajemen, Ibu Rumah Tangga Mulai Belajar Desain

Menjadi alumni dari sebuah fakultas ekonomi, saya sangat menyukai hal-hal yang berbau administrasi, manajemen dan keuangan. Saya suka mengorganisir, membuat agenda, mengajar hingga menyusun laporan keuangan. 

Semua itu saya dapatkan dari pendidikan dan pengalaman saya bekerja. Tetapi, keadaan berubah 180 derajat saat saya telah memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga dengan menemukan sebuah tantangan tidak terduga.

Pertengahan tahun 2020, saya mencoba-coba berkenalan dengan Software Coreldraw, sebuah perangkat lunak untuk seni desain grafis yang sangat familiar di mata anak DKV (Desain Komunikasi Visual). Bahkan, saya belum pernah mengikuti kursus untuk software satu ini karena saya cenderung menguasai Microsoft Office.

Keinginan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan atau skill pada masa pandemi sekaligus memiliki income secara mandiri, membuat saya bertekad untuk dapat perlahan secara pasti mengoperasikan software yang rupanya juga menguras otak kanan saya, yaitu mencari imajinasi dan menuangkan dalam sebuah bentuk visual. Jadilah saya sebagai "anak desain" amatir.

Pemula, Tetapi Dikejar Target

Rupanya, keinginan belajar Software Coreldraw sekaligus mengasah seni desain grafis yang meskipun dangkal perlahan menjadi sebuah target tersendiri bagi saya. Kenapa? 

Berawal dari sebuah order iseng dari salah satu tetangga di komplek perumahan, saya jadi semakin yakin bahwa tidak ada salahnya mencoba sesuatu hal di luar bidang yang ditekuni. Kebanggaan dan kepuasan terselip ketika saya menerima lembaran rupiah di tanah rantau.

Dengan datangnya bulan Ramadhan pada tahun 2021, rupanya ladang rejeki menghampiri saya di tengah proses belajar Software Coreldraw. Kini, tak sekadar keinginan belajar, tetapi menjadi sebuah target skill di tengah menjalan ibadah puasa. 

Menciptakan berbagai ide dan gagasan menjadi sebuah bentuk visual seperti spanduk, stiker, brosur hingga nota adalah benar-benar di luar dugaan.

Munculnya home industry secara dadakan di komplek rumah hingga tetangga perumahan, rupanya saya dapat membantu mereka untuk mempermudah akses mendapatkan media marketing tanpa harus repot-repot datang ke percetakan besar. 

Saya dapat menjembatani mereka dengan ide-ide amatir yang masih lugu namun perlahan dapat saya rasakan manfaatnya melalui selebaran rejeki yang Allah SWT berikan. Satu persatu orderan berdatangan, laksana lembaran demi lembaran sebuah buku yang terus saya gali isinya.  

Kombinasi Dengan Entrepreneurship, Strategi Bertahan di Perantauan

Bulan Ramadhan datang bukan hanya sekedar mewajibkan umat muslim berpuasa dan beribadah. Tetapi, bulan Ramadhan membawa rahmat dan berkah bagi umat muslim yang tetap berusaha dan beribadah secara sabar dan konsisten. Salah satunya mempertemukan manusia dengan rejeki yang sudah menjadi kodratnya.

Bak sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Selain keterampilan mengoperasikan Software Coreldraw yang harus semakin diasah, kemampuan berwirausaha pun juga turut diuji di tengah-tengah menggapai rejeki di bulan Ramadhan kali ini. 

Merencanakan pola kerja, memasarkan produk dan jasa, mengelola keuangan hingga manajemen waktu antara pekerjaan baru dan pekerjaan rumah tangga harus saya lakukan namun dengan hati riang dan penuh harapan.  

Kini, saya dapat mengembangkan dua keterampilan sekaligus, mengoperasikan Software Coreldraw dan berwirausaha.

Ilustrasi Wirausaha, Sumber: Christina @ wocintechchat.com (www.unsplash.com)
Ilustrasi Wirausaha, Sumber: Christina @ wocintechchat.com (www.unsplash.com)
Meskipun mendapatkan nafkah dari kepala keluarga, tetapi sama sekali tidak menyurutkan semangat saya untuk mendapatkan sebuah kemandirian bagi seorang wanita. 

Semangat untuk memberikan penghargaan untuk diri sendiri atas kerja keras yang telah dilalui. Terlebih, menjadi wanita yang harus beradaptasi di tanah rantau, tidak mudah dan perlu bersusah payah dalam menjaga kestabilan emosi agar dapat bertahan untuk terus hidup berdampingan dengan keluarga tercinta.

Salam hangat kompasiana, sekadar berbagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun