Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Manisan Tak Selalu Terasa di Lidah, Tetapi Juga di Kaki, Kaki Gunung Merapi

8 Desember 2018   23:29 Diperbarui: 9 Desember 2018   01:32 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN UMKM oleh Universitas Janabadra dalam rangka membantu konsep pemasaran (Dok. Aisyah)

Kurang lebih terletak dalam radius 15 km dari puncak Gunung Merapi, terdapat sebuah desa asri bernama Desa Merdikorejo. Desa Merdikorejo terletak di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski terletak di kaki gunung, desa dengan mayoritas kondisi geografis dipenuhi perekebunan salak ini rupanya sudah dapat unjuk gigi di berbagai kompetisi desa baik di tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional.

Terbukti, beberapa penghargaan telah diraih oleh desa yang termasuk daerah rawan terkena dampak bencana Erupsi Gunung Merapi. Prestasi terakhir yang dicatatkan oleh Desa Merdikorejo adalah Juara I Lomba Desa Ramah Anak Tingkat Kabupaten Sleman pada bulan November 2018. Sebelumnya, Desa Merdikorejo juga meraih Juara Harapan V Desa Unggulan Tingkat Nasional Tahun 2017 dan Juara II Lomba Administrasi Desa Tingkat Kabupaten Sleman. Desa ini juga menjadi Kampung Siaga Bencana pada tahun 2016 dan menjadi tempat Simulasi Penanganan Tanggap Darurat Bencana oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat atau TNI AD.

Dari sebuah desa berprestasi di kaki Gunung Merapi inilah lahir pula sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang digeluti oleh salah seorang penduduknya bersama anggota kelompok usaha, sebut saja ibu Sri Muryani. Ibu Sri yang menekuni bisnis kecilnya ini ternyata belum genap berusia 3 tahun. Bisnis kecilnya yang beliau rintis bersama kemudian diberi nama Manisan Salak "Mentari" sudah cukup memberikan beliau sebuah kepuasan. Manisan yang mewakili komoditas asli Kabupaten Sleman, khususnya Desa Merdikorejo ini ternyata dapat mendatangkan keuntungan baginya. Tidak hanya berupa materi atau laba, melainkan juga memberdayakan perempuan hingga mengangkat citra komoditas buah Salak yang selama ini belum begitu tergaungkan hasil olahan yang tercipta dari buah dengan pohon berduri tersebut.

Produk Manisan Salak /dokpri
Produk Manisan Salak /dokpri
Berawal dari Pelatihan Desa

Kecintaan Ibu Sri terhadap produknya berawal dari sebuah Pelatihan yang diselenggarakan di Balai Desa Merdikorejo. Pelatihan pembuatan Manisan Salak itu membuat Ibu Sri tertarik dan segera ingin mengetahui bagaimana ilmu membuat Manisan Salak dengan peralatanan seadanya dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Berbekal keaktifannya di desa tempat beliau bermukim, Ibu Sri dapat turut serta mengikuti pelatihan tersebut dan mendapatkan suntikan dana sebesar 1.5 juta rupiah untuk satu kelompok sebagai modal awal pembuatan Manisan Salak yang dikembangkan menjadi sebuah bisnis kecil.

Dengan modal 1.5 juta rupiah, Ibu Sri membeli mesin press, sebuah mesin untuk pengemasan produk Manisan Salak. Sisanya, beliau belikan peralatan dan beberapa bahan lainnya. Untuk bahan baku, yaitu Salak Pondoh, setiap anggota yang terdiri dari 5 orang ibu rumah tangga mengerahkan 2 kg salak hasil dari kebunnya masing-masing sebagai modal. Sungguh, perjuangan yang luar biasa!

Mentari, Mencari Tambahan Rejeki

Wilayah Desa Merdikorejo sebagian besar adalah perkebunan, khususnya perkebunan Salak Pondoh. Penggunaan lahan untuk perkebunan salak Desa Merdikorejo tahun 2017 telah mencapai 488,17 hektare (Ha). Mayoritas penduduk di desa ini juga bermata pencaharian sebagai petani, yaitu petani salak pondoh.

Bila penduduk lain cukup menjual salak pondoh dalam bentuk hasil tanam, Ibu Sri membuat terobosan baru dengan tidak hanya menjual buah Salak, melainkan juga menjual hasil olahan, yaitu Manisan Salak "Mentari". Dengan ketekunan dan kepercayaan pada hasil olahannya,  Ibu Sri yakin bahwa suatu saat hasil olahan tersebut dapat berkembang dan menjadi bisnis yang mampu memberikan hasil. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Mungkin itulah yang terbesit dalam pikiran beliau.

Menuangkan sebuah harapan dalam produknya, nama Mentari diputuskan untuk menjadi langkah awal ibu Sri bersama kelompoknya menjajaki bisnis ini. Tentu keputusan ini bukan sepihak, karena telah melaui perundingan bersama anggota kelompok usaha yang Ibu Sri pimpin. Mentari, artinya "Mencari Tambahan Rejeki".

Penamaan ini sangat unik mengingat, para anggota usaha ibu Sri ini, kelima orang ini adalah ibu rumah tangga yang tidak memiliki profesi di luar rumah. Usaha bisnis Manisan Salak ini tentu menjadi tambahan rejeki bagi setiap keluarga dari para anggotanya. Tidak harus mempunyai jenjang pendidikan tinggi, asal memiliki tekat dan keyakinan kuat untuk berkonstribusi bagi keluarga dan masyarakat, semua bisa dilakukan.

Ibu Sri bersama anggota kelompok usaha, dan mahasiswa (Dok. Aisyah)
Ibu Sri bersama anggota kelompok usaha, dan mahasiswa (Dok. Aisyah)
Rejeki Menjelang Lebaran

Produk Manisan Salak "Mentari" asal Desa Merdikorejo ini rupanya manisan tanpa bahan pemanis, pengawet dan pemutih. Bila disimpan dalam suhu normal, manisan akan tahan selama 2 bulan. Bila dimasukkan ke dalam freezer, manisan dapat bertahan selama 4 bulan, bahkan buah salak di dalam kemasan masih tetap putih. harga produk Manisan Salak "Mentari" sangat terjangkau, yakni Rp 15.000,- untuk satu paket isi 6 cup manisan.

Lokasi rumah produksi Manisan Salak untuk awal usaha ini masih menggunakan dapur rumah, yaitu dapur milik ibu Sri, selaku pemimpin kelompok usaha. Ibu Sri bersama 4 anggota kelompok lainnya mengerjakan pesanan dari dapur produksi disini.

Pada awal menjalankan usaha, Ibu Sri bersama anggotanya menghasilkan 100 cup Manisan Salak. Sekarang, rata-rata dalam sebulan mampu memproduksi sekitar 400 cup. Dan saat memasuki bulan puasa hingga menjelang lebaran, setiap hari bisa memproduksi 330 cup dengan 15 kg buah salak. Semua itu Ibu Sri kerjakan bersama anggota kelompoknya dengan penuh semangat. Meskipun kewalahan karena kurangnya tenaga kerja, Ibu Sri terus berusaha dan berharap kelak dapat memberdayakan lebih banyak perempuan untuk membantu berkontribusi melalui usahanya tersebut. 

Salah seorang akademisi dari Kota Yogyakarta, menyempatkan mengunjungi Rumah Produksi Manisan Salak
Salah seorang akademisi dari Kota Yogyakarta, menyempatkan mengunjungi Rumah Produksi Manisan Salak
Bu Sri Muryani, Sang Kader Desa dengan Relasi Luas

Menjadi bagian dari komunitas di Desa Merdikorejo, rupanya menambah relasi yang luas bagi Ibu Sri. Tercatat, Ibu Sri telah menjadi kader kesehatan desa merdikorejo sejak 1998. Beliau juga menjadi kader desa siaga dari tahun 2008. Beliau juga salah satu relawan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Desa Merdikorejo. Ibu Sri mencatatkan prestasinya sebagai peraih penghargaan inovatif pada Komunitas Jumantik Satgas Berlian oleh Bupati Sleman pada bulan November, 2016 silam.

Dengan modal keaktifan yang menghasilkan relasi yang luas, ibu Sri Muryani dapat mempromosikan produknya mulai dari mulut ke mulut hingga mendapatkan kesempatan untuk unjuk produk pada berbagai acara yang diselenggarakan oleh Desa Merdikorejo. Selain di Desa, Ibu Sri juga mendapat pemesanan yang khusus untuk disajikan pada stan produk unggulan Sleman oleh instansi Pemerintah Kabupaten. Reseller pun juga tampak berdatangan untuk mengambil produk Manisan Salak "Mentari" yang akan dijual di wilayah masing-masing.

Sebuah Harapan Dari Kaki Gunung

Manisan, yang kini tak hanya berada di lidah, tapi juga di kaki sang gunung yang tak pernah mati, Gunung Merapi adalah sebuah produk hasil olahan komoditas Kabupaten Sleman yang sangat potensial. Manisan Salak "Mentari" mewakili cita rasa Sleman yang kini siapa saja bisa menyantap minuman yang baik disajikan dalam acara jamuan dari silaturahmi hingga hajatan besar. Tak banyak yang Ibu Sri harapkan, melainkan keberlanjutan usahanya untuk terus dapat memperkenalkan olahan salak dari kaki gunung.

Ibu Sri juga turut bersyukur, karena mendapat beberapa kunjungan dan turut menyambut baik adanya program Kunjungan Kuliah Lapangan (KKN) oleh salah satu universitas di Yogyakarta. Dengan kedatangan mahasiswa yang sedang menimba ilmu, tentu bisa menjadi bekal ibu Sri karena mendapat masukan dari mereka serta pengetahuan baru dalam mengelola usaha kecilnya.

KKN UMKM oleh Universitas Janabadra dalam rangka membantu konsep pemasaran (Dok. Aisyah)
KKN UMKM oleh Universitas Janabadra dalam rangka membantu konsep pemasaran (Dok. Aisyah)
Meskipun usahanya masih dalam tahap perkembangan, Ibu Sri juga ingin segera memasarkan produknya ke luar wilayah, keluar provinsi. Pengenalan dunia pemasaran lewati digitalisasi dan kuatnya hubungan dengan jasa logistik harus diperkenalkan kepada Ibu Sri, sang pelaku UMKM inspiratif, yang tengah merintis usaha meski baru namun semangat masih terus terpacu. Barangkali juga pelaku UMKM lainnya yang berada di wilayah yang sama. Kini, fasilitas jaringan internet telah diperluas, dan jasa logistik telah menyebar di seluruh pelosok nusantara, tak terkecuali di kaki gunung.

Ibu Sri masih ragu, ketika melakukan pengiriman barang melalui kurir, apakah bisa cepat sampai atau tidak. Mengingat, produknya hanya berusia 2 bulan saja. Ibu Sri takut produk yang beliau kirimkan nanti akan sampai lebih dari estimasi waktu. Padahal, kini jasa logistik telah memiliki perkembangan pelayanan yang luar biasa.  

PERSEMBAHAN JNE, PESONA NUSANTARA

Salah satu jasa logistik yang hadir untuk pelosok negeri adalah JNE (Jalur Nugraha Ekakurir). JNE yang kita kenal sebagai jasa logistik yang terbesar di Indonesia, di usianya yang ke 28 tahun telah memperluas pelayanan hingga mendekati wilayah pelosok. Pelayanan tersebut bukan lain bukan tidak untuk dapat membantu UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dalam mendistribusikan barangnya ke daerah lain, sehingga konsumen dapat menikmati produk suatu daerah tanpa harus ke daerahnya. Aplikasi JNE pun tersedia dan dapat diunduh pada ponsel pintar yang pasti hampir seluruh penduduk Indonesia mempunyai benda canggih itu.

Belum banyak yang tahu bahwa JNE memiliki komitmen penuh dalam mendukung upaya peningkatan UMKM terutama dalam sektor kuliner nusantara, khususnya buah tangan  melalui sebuah pelayanan khususnya. Padahal, JNE telah mempersembahkan layanan PESONA NUSANTARA. PESONA NUSANTARA merupakan sebuah situs yang menjadi wadah bagi para UMKM makanan dan oleh-oleh di seluruh Indonesia agar dapat menjual secara online. Melaui situs www.pesonanusantara.co.id, JNE memberikan kesempatan besar bagi pelaku UMKM untuk dapat bergabung menjadi vendor PESONA NUSANTARA. Para pelaku UMKM ibarat sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Jadi, pemasaran dapat, pengantaran produk pun diantar dengan cepat! Selamat ulang tahun, JNE. 

Situs Pesona Nusantara, wadah bagi pelaku UMKM bidang kuliner buah tangan nusantara (Sumber:www.pesonanusantara.co.id)
Situs Pesona Nusantara, wadah bagi pelaku UMKM bidang kuliner buah tangan nusantara (Sumber:www.pesonanusantara.co.id)
Untuk menjadi vendor, para pelaku UMKM dapat langsung mengunjungi situs tersebut dengan mendaftar akun pesona di pojok kanan atas. Kemudian, pelaku UMKM dapat meng-klik tombol tulisan "BERGABUNG MENJADI VENDOR PESONA" kemudian membaca secara seksama persyaratan yang diajukan. Mekanismenya cukup mudah bukan?

Situs Pesona Nusantara, Tombol Cara Menjadi Vendor (Sumber:www.pesonanusantara.co.id)
Situs Pesona Nusantara, Tombol Cara Menjadi Vendor (Sumber:www.pesonanusantara.co.id)

Mari kita lestarikan warisan nusantara, kita jaga harapan para pelaku UMKM Indonesia. Sebarkan berbagai fasilitas dan layanan yang membantu mereka, agar ekonomi negara ini tetap berdiri tegak. Tunjukkan bahwa sumber daya di Indonesia tidak akan pernah ada habisnya. JAYA INDONESIA!

Salam hangat, sekedar berbagi.  

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun