Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Manisan Tak Selalu Terasa di Lidah, Tetapi Juga di Kaki, Kaki Gunung Merapi

8 Desember 2018   23:29 Diperbarui: 9 Desember 2018   01:32 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Sri Muryani (kiri) dan Kelompok Usahanya, memasarkan produk Manisan Salak dokpri

Ibu Sri bersama anggota kelompok usaha, dan mahasiswa (Dok. Aisyah)
Ibu Sri bersama anggota kelompok usaha, dan mahasiswa (Dok. Aisyah)
Rejeki Menjelang Lebaran

Produk Manisan Salak "Mentari" asal Desa Merdikorejo ini rupanya manisan tanpa bahan pemanis, pengawet dan pemutih. Bila disimpan dalam suhu normal, manisan akan tahan selama 2 bulan. Bila dimasukkan ke dalam freezer, manisan dapat bertahan selama 4 bulan, bahkan buah salak di dalam kemasan masih tetap putih. harga produk Manisan Salak "Mentari" sangat terjangkau, yakni Rp 15.000,- untuk satu paket isi 6 cup manisan.

Lokasi rumah produksi Manisan Salak untuk awal usaha ini masih menggunakan dapur rumah, yaitu dapur milik ibu Sri, selaku pemimpin kelompok usaha. Ibu Sri bersama 4 anggota kelompok lainnya mengerjakan pesanan dari dapur produksi disini.

Pada awal menjalankan usaha, Ibu Sri bersama anggotanya menghasilkan 100 cup Manisan Salak. Sekarang, rata-rata dalam sebulan mampu memproduksi sekitar 400 cup. Dan saat memasuki bulan puasa hingga menjelang lebaran, setiap hari bisa memproduksi 330 cup dengan 15 kg buah salak. Semua itu Ibu Sri kerjakan bersama anggota kelompoknya dengan penuh semangat. Meskipun kewalahan karena kurangnya tenaga kerja, Ibu Sri terus berusaha dan berharap kelak dapat memberdayakan lebih banyak perempuan untuk membantu berkontribusi melalui usahanya tersebut. 

Salah seorang akademisi dari Kota Yogyakarta, menyempatkan mengunjungi Rumah Produksi Manisan Salak
Salah seorang akademisi dari Kota Yogyakarta, menyempatkan mengunjungi Rumah Produksi Manisan Salak
Bu Sri Muryani, Sang Kader Desa dengan Relasi Luas

Menjadi bagian dari komunitas di Desa Merdikorejo, rupanya menambah relasi yang luas bagi Ibu Sri. Tercatat, Ibu Sri telah menjadi kader kesehatan desa merdikorejo sejak 1998. Beliau juga menjadi kader desa siaga dari tahun 2008. Beliau juga salah satu relawan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Desa Merdikorejo. Ibu Sri mencatatkan prestasinya sebagai peraih penghargaan inovatif pada Komunitas Jumantik Satgas Berlian oleh Bupati Sleman pada bulan November, 2016 silam.

Dengan modal keaktifan yang menghasilkan relasi yang luas, ibu Sri Muryani dapat mempromosikan produknya mulai dari mulut ke mulut hingga mendapatkan kesempatan untuk unjuk produk pada berbagai acara yang diselenggarakan oleh Desa Merdikorejo. Selain di Desa, Ibu Sri juga mendapat pemesanan yang khusus untuk disajikan pada stan produk unggulan Sleman oleh instansi Pemerintah Kabupaten. Reseller pun juga tampak berdatangan untuk mengambil produk Manisan Salak "Mentari" yang akan dijual di wilayah masing-masing.

Sebuah Harapan Dari Kaki Gunung

Manisan, yang kini tak hanya berada di lidah, tapi juga di kaki sang gunung yang tak pernah mati, Gunung Merapi adalah sebuah produk hasil olahan komoditas Kabupaten Sleman yang sangat potensial. Manisan Salak "Mentari" mewakili cita rasa Sleman yang kini siapa saja bisa menyantap minuman yang baik disajikan dalam acara jamuan dari silaturahmi hingga hajatan besar. Tak banyak yang Ibu Sri harapkan, melainkan keberlanjutan usahanya untuk terus dapat memperkenalkan olahan salak dari kaki gunung.

Ibu Sri juga turut bersyukur, karena mendapat beberapa kunjungan dan turut menyambut baik adanya program Kunjungan Kuliah Lapangan (KKN) oleh salah satu universitas di Yogyakarta. Dengan kedatangan mahasiswa yang sedang menimba ilmu, tentu bisa menjadi bekal ibu Sri karena mendapat masukan dari mereka serta pengetahuan baru dalam mengelola usaha kecilnya.

KKN UMKM oleh Universitas Janabadra dalam rangka membantu konsep pemasaran (Dok. Aisyah)
KKN UMKM oleh Universitas Janabadra dalam rangka membantu konsep pemasaran (Dok. Aisyah)
Meskipun usahanya masih dalam tahap perkembangan, Ibu Sri juga ingin segera memasarkan produknya ke luar wilayah, keluar provinsi. Pengenalan dunia pemasaran lewati digitalisasi dan kuatnya hubungan dengan jasa logistik harus diperkenalkan kepada Ibu Sri, sang pelaku UMKM inspiratif, yang tengah merintis usaha meski baru namun semangat masih terus terpacu. Barangkali juga pelaku UMKM lainnya yang berada di wilayah yang sama. Kini, fasilitas jaringan internet telah diperluas, dan jasa logistik telah menyebar di seluruh pelosok nusantara, tak terkecuali di kaki gunung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun