Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Industri Halal, Indonesia sebagai Pasar atau Pelaku?

3 Januari 2018   16:59 Diperbarui: 5 Januari 2018   08:42 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : http://ifpnews.com

Dimulai dari kosmetik, Produk-produk Korea Selatan kini memang berfokus terhadap pasar di Indonesia. Mereka mungkin berpikir bahwa lebih mudah masuk dalam satu pintu (negara) dan menghasilkan peluang pasar yang lebih luas. indonesia sendiri memiliki proporsi penduduk muslim sebanyak 88% dari total seluruh penduduk. 

Maka berangkat dari itulah, Korea Selatan mendirikan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Laboratorium Halal di Indonesia demi menggaet konsumen di Indonesia lebih banyak. Sekedar informasi, data di tahun 2016 menunjukkan nilai impor kosmetik Korea Selatan di Indonesia mencapai 5,9 US dollar (tirto.id).

Australia sendiri tak kalah untuk membidik Indonesia sebagai negara tujuan ekspor daging sapinya. Cina memang menjadi tujuan utama, namun untuk Asia Tenggara, Indonesia adalah bidikan pasarnya khusus untuk daging halal. Dan Indonesia memang menggantungkan suplai dagingnya dari negeri benua ini.

Indonesia Punya Peluang!

Dilansir dari website kemenperin.com, Indonesia akan membentuk kawasan industri halal dan ditargetkan rampung sebelum tahun 2020. Kementerian Perindustrian akan bekerjasama dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam mengatur regulasi industri halal. Kepastian dari hulu ke hilir akan menjadi daya jamin kuat akan label "halal". Tentu Indonesia juga tak ingin hanya sekedar menjadi pasar. Tapi Pelaku. Namun, perlu langkah nyata. 

Indonesia sendiri juga tak kalah dalam mengembangkan industri halal. Sederet proyek industri mulai dibangun demi mewujudkan pelayanan produk barang dan jasa yang dapat dikonsumsi penduduk muslim dunia. Apa saja komitmen Indonesia?

Mulai tahun 2016, Indonesia telah menjadi rujukan pembelajaran syariah bagi negara-negara lainnya sperti Singapura (dulu belajar dengan Malaysia), Timur Tengah dan Jepang. Hal ini ditandai dengan naiknya aset keuangan islam Indonesia yang menduduki peringkat kesembilan di dunia. Meski pasar Indonesia baru sekitar 5%, dengan pertumbuhan penduduk yang cepat diharapkan dapat dimanfaatkan pemerintah. Bukankah bertuan di negeri sendiri lebih membanggakan?

Indonesia sendiri juga memiliki para desainer-desainer muslim handal yang telah unjuk gigi di negeri orang. Sebut saja di ajang New York Fashion Week. Karya-karya dari Annisa Hasibuan, Dian Pelangi, Zaskia Sungkar, hingga Jenahara Nasution sudah diakui dunia. Mereka adalah aset negara di bidang fashion yang dapat berpotensi menjadi pelaku industri halal dalam negeri. Mereka hanya butuh dukungan lebih.   

Produk halal food Indonesia juga selalu menjadi pilihan ketika orang-orang di negeri perantauan kesulitan mencari makanan halal, bahkan sekedar cemilan. Produk Indonesia tentu paling mudah ditemui. Dan terpampang label "halal" di kemasannya. Pasti aman! Barokah! Ditambah lagi, di bulan Agustus, 2017 kemarin Indonesia  baru saja berpartisipasi dalam Russian Food City Festival. Ajang itu bisa menjadi bahan analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats) produk halal food Indonesia. Maka, Indonesia bisa terus berbenah!

Sumber : Wonderful Indonesia
Sumber : Wonderful Indonesia
Selalin itu, kabar bahagia juga datang dari sektor wisata. Seperti yang telah diulas beberapa kompasianer lainnya, bahwa di tahun 2015, Indonesia meraih The World Best Halal Tourism Destination dengan Lombok sebagai destinasi dan iconnya. Bukankah itu sebuah langkah awal? Sedari dulu kah industri halal kita sudah berkembang? Menuju Industri Halal Indonesia Mendunia bisa saja dicapai!

Halal : Tak Sekedar Jaminan, Tak Sekedar Ambisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun