KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa langkah-langkah dalam Silek Pangian Rantau Batanghari tidak hanya merupakan teknik bela diri, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai filosofis dan spiritual yang dalam. Empat langkah dalam aliran Silek pangian secara langsung merepresentasikan kalimat tauhid "L ilha ill Allh" ("Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah."), yakni:
1.Langkah 1 (L): Penolakan terhadap segala bentuk ketuhanan palsu.
2.Langkah 2 (Ilha): Pengakuan akan adanya Tuhan yang disembah.
3.Langkah 3 (Ill): Penegasan bahwa hanya ada satu Tuhan sejati.
4.Langkah 4 (Allhu): Menetapkan bahwa hanya Allah-lah yang berhak disembah.
Melalui pemaknaan ini, Silek Pangian menjadi media internalisasi nilai religius dalam praktik seni bela diri. Selain itu, Silek berperan penting dalam pelestarian budaya Minangkabau serta membentuk identitas sosial dan spiritual masyarakat, khususnya di wilayah miangkabau Sumatra barat. Di tengah era modernisasi, upaya dokumentasi dan pelestarian Silek pangian dikalangan anak muda sangat penting agar nilai-nilai luhur dan nilai tradisi tidak hilang tergerus oleh zaman.
DAFTAR PUSTAKA
(Saputra, n.d.) (Fajri, 2021)(Sufi Anugrah, Rona Almos, 2019)(Tuttriana, 2024)(Sukri, 2023)(Rika Widianita, 2023)(Adolph, 2016)(Mita Rosaliza, Muhammmad Fajar Vierta Wardhana, 2020) (Suryadi & Putra, 2019) (Ummah, 2019) (Afriansah & Wimbrayardi, 2022)
Adolph, R. (2016). NILAI-NILAI SOSIAL ADAT MINANGKABAU DALAM SILEK PAUH DI PERGURUAN SINGO BARANTAI LUBUK LINTAH KECAMATAN KURANJI PADANG. 9(4), 1--23.
Afriansah, R., & Wimbrayardi, W. (2022). Fungsi Musik Kalinong Dalam Kegiatan Memanen Padi Di Rantau Panjang Kelurahan Mampun Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Jurnal Sendratasik, 11(1), 111. https://doi.org/10.24036/js.v11i1.113977