Saya tahu cinta itu indah. Cinta bisa bikin hati hangat, hari-hari terasa lebih ringan, dan senyum jadi nggak bisa ditahan. Tapi belakangan ini, saya mulai capek. Capek jatuh cinta terus. Capek berharap dan berandai-andai. Capek karena ujung-ujungnya malah harus beresin hati sendiri.
Terakhir kali saya jatuh cinta tuh di awal tahun 2025. Awalnya manis tapi seperti biasa endingnya pahit. Saya benci karena ternyata saya masih bisa sebodoh itu. Percaya lagi, berharap lagi, dan akhirnya sedih lagi. Baru juga sembuh, eh sekarang saya jatuh cinta lagi. Bener-bener baru move on, rasanya belum siap untuk merasa hal yang sama lagi. Tapi kok hati nggak mau kompromi?
1. Perasaan Itu Nggak Salah, Tapi Saya Juga Nggak Harus Langsung Ikut
Saya sadar, jatuh cinta itu bukan kesalahan. Bahkan ketika itu datang terlalu cepat, terlalu mendadak. Tapi kadang saya merasa terlalu cepat membuka hati, seolah belum selesai belajar dari luka sebelumnya.
Boleh kan kalau kali ini saya bilang ke diri sendiri: "Pelan-pelan aja, nggak usah terburu-buru." Karena bukan cinta yang bikin lelah, tapi ekspektasi saya sendiri yang sering terlalu tinggi. Mungkin saya bisa tetap suka, tapi nggak harus langsung memberi ruang penuh. Nggak harus langsung terbuai dan berharap lagi.
2. Saya Ingin Belajar Membedakan Suka dan Siap
Kadang saya kira saya jatuh cinta, padahal sebenarnya saya cuma kesepian. Kadang saya kira saya udah siap memulai sesuatu yang baru, tapi ternyata saya masih terbawa luka lama. Saya ingin jujur ke diri sendiri, bahwa suka sama seseorang itu nggak selalu berarti harus dijalani.
Boleh jadi saya suka, tapi belum tentu saya siap. Dan kalau saya belum siap, kenapa harus memaksa? Cinta itu bukan pelarian, bukan pengalih rasa sakit. Cinta yang sehat harus datang saat saya utuh, bukan saat saya lagi butuh pelarian.
3. Saya Nggak Mau Jadi Musuh Bagi Perasaan Sendiri
Meski capek dan kadang benci karena jatuh cinta terus, saya juga nggak mau memusuhi perasaan saya sendiri. Toh ini bukti kalau hati saya masih hidup, masih bisa merasakan sesuatu yang tulus. Tapi saya perlu belajar menempatkan rasa itu pada porsinya.
Nggak semua rasa harus diperjuangkan. Nggak semua orang yang membuat saya tersenyum layak saya beri tempat di hati. Saya bisa sayang sama diri saya dulu, sebelum saya coba sayang sama orang lain lagi. Karena mungkin, ini waktunya saya berhenti jatuh cinta ke orang lain, dan mulai jatuh cinta ke diri sendiri.
***
Jadi, kalau hari ini saya ngerasa lelah karena perasaan sendiri, itu juga bagian dari proses yang wajar. Saya nggak perlu merasa bersalah karena jatuh cinta lagi, tapi saya juga berhak untuk melindungi diri sendiri dari luka yang sama. Mungkin bukan soal berhenti jatuh cinta, tapi lebih ke belajar mencintai dengan cara yang lebih sehat, lebih sadar, dan nggak buru-buru. Semoga kali ini, saya bisa lebih bijak, setidaknya jangan sampai jatuh terlalu dalam tanpa pegangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI