Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review "Sesuk", Novel Horror Pertama Tere Liye

1 Desember 2022   07:17 Diperbarui: 1 Desember 2022   07:33 6737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/p/CjCfTGuvFZQ/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

"Jangan dibicarakan, jangan dibahas, jangan diganggu, maka mereka tidak akan mengganggu kita."

Demikian kalimat legend dalam novel Sesuk karya Tere Liye. Melalui kalimat ini, kita bisa menangkap makna bahwa setiap makhluk mempunyai tempatnya sendiri-sendiri dan berhak hidup dengan damai. Namun novel ini bukan tentang kedamaian.

Setelah sekian tahun menulis novel, 'Sesuk' adalah novel horor perdana Tere Liye. Melalui novel ini, Tere Liye ingin menyajikan kisah horor dari sisi berbeda dari yang selama ini banyak dikisahkan. Karenanya, tentu saja penikmat novel Tere Liye pasti exited dengan novel setebal 327 halaman ini.

Sinopsis

Secara garis besar novel ini menceritakan tentang Gadis, remaja berusia 12 tahun, bersama keluarganya. Memiliki orang tua yang super sibuk, Gadis menjadi anak sulung yang bisa diandalkan. Dia mandiri, tidak banyak protes, dan menjaga kedua adiknya dengan baik.

Namun suatu hari Ragil, adik bungsu Gadis, jatuh dari lantai 2 dan membuat ibunya syok. Untungnya Ragil jatuh di ranjang pakaian yang kebetulan dibawa lewat oleh bibi mereka. Meski demikian, keluarga Gadis akhirnya mengambil kesepakatan untuk pindah.

Ibu Gadis memutuskan untuk berhenti sejenak dari dunia entertainment sampai Ragil masuk sekolah. Sedankan ayahnya juga berjanji akan bekerja secara online agar bisa selalu bersama ketiga anaknya.

Dari perumahan kompleks di kota, mereka pindah ke rumah villa di sebuah desa. Pembantu dan supir yang bekerja dirumah diberhentikan karena orang tua Gadis memutuskan untuk megambil alih pekerjaan mengurus rumah. 

Di desa tersebut, mereka sekeluarga bisa menikmati kehidupan bahagia yang damai bersama anggota keluarga penuh. Gadis juga dengan cepat mendapatkan teman di sekolah barunya. Orang-orang desa juga baik pada keluarga mereka sehingga pilihan untuk pindah seolah menjadi opsi terbaik yang mereka ambil.

Namun semua berubah sejak Bagus, adik kedua Gadis, menghilang. Setelah dicari di seluruh desa, Bagus justru ditemukan oleh Gadis di lantai 2 rumah mereka. Kebetulan lantai 2 memang tidak digunakan jadi jarang dikunjungi untuk aktivitas keluarga.

Saat ditemukan, Bagus mengatakan bahwa kedua orang tuanya bukan orang tua mereka yang asli. Hal ini kemudian yang menjadi muasal 'overthinking' warga desa bahwa Bagus kesurupan dkk dll.

Singkat cerita, sejak kejadian tersebut hal-hal ganjil terus terjadi. Warga desa mengerucutkan kesimpulan bahwa hal-hal tersebut terjadi karena rumah lereng yang mulai dihuni oleh keluarga Gadis. Padahal jika dikembalikan ke kalimat legendnya "Jangan dibicarakan, jangan dibahas, jangan diganggu, maka mereka tidaka akan mengganggu kita", keluarga Gadis tidak 'mengganggu.

Justru warga desa yang sibuk membicarakan sehingga ketakutan semakin menguasai penduduk. Puncaknya, keluarga Gadis diminta pergi dari desa agar hal-hal ganjil tidak terus terjadi.

***

Jadi benarkah keluarga Gadis memang menjadi sebab munculnya 'hantu' di desa? Kalau melihat endingnya tidak. Karena pada ending, ditekankan bahwa hantu anak kecil yang berkeliaran di desa adalah android D20. Dokter Sesuk yang memberikan konseling kepada bagus ternyata juga hanya android, android D100.

Jadi apa sisi berbeda dari novel horornya Tere Liye?

Dengan novel ini, Tere Liye memberikan gambaran bahwa hal 'horor' tidak harus berbentuk ilusi yang diciptakan. Misal hantu kuntilanak, pocong, kakek cangkul, dll. Namun disekitar kita, aslinya kita sudah hidup berdampingan dengan hal 'horor' tersebut.

Maka kembali pada apa yang dikatakan buku ini, "Jangan dibicarakan, jangan dibahas, jangan diganggu, maka mereka tidaka akan mengganggu kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun