The Bride of Habaek adalah salah satu drama dengan tema cinta beda alam yang tayang pada tahun 2017 lalu. Drama 16 episode ini mengisahkan romansa antara  Ha Baek yang merupakan dewa air dan Yoon So ah yang seorang manusia. So ah sendiri merupakan manusia yang memiliki ikatan dengan dewa air, yaitu sebagai hamba dewa.
Hamba dewa sendiri adalah manusia yang telah bersumpah untuk mengabdi kepada dewa dari generasi ke generasi. Jadi So ah seperti mendapat 'kutukan' dari leluhurnya. Karena So ah sendiri tidak mengetahui bahwa dia adalah seorang keturunan hamba dewa.
Dan kenapa dewa air pergi ke bumi ? Habaek disini pergi ke dunia manusia untuk mengambil batu dewa sebagai persyaratan untuk menjadi kaisar baru. Batu ini akan digunakan sebagai segel kerajaan baru.
Strength
Kekuatan drama ini terletak pada jajaran pemainnya yang masuk kategori andalan dengan kualitas akting yang sudah tidak diragukan. Katakanlah seperti Nam Joo hyuk dan Shin Se kyung sebagai pemeran utama.
Nam Joo hyuk yang memulai debut aktornya pada tahun 2014 sudah membintangi banyak drama populer, salah satunya  yang terakhir drama Start Up. Dalam penyampaian karakter, Nam Joo hyuk membawakannya dengan sangat baik. Nam Joo hyuk sendiri bahkan mendapatkan peran utamanya setahun setelah dia debut.
Shin Se kyung sendiri sudah memiliki list panjang untuk peran dalam drama maupun film. Drama terakhirnya adalah Run On yang tayang pada tahun 2020 lalu.
Selain itu juga ada Lim Ju wan sebagai second lead. We know kalau Ju wan juga sudah banyak membintangi drama sejak debutnya ditahun 2004. Disini karakter yang diperankan Ju wan adalah setengah manusia setengah dewa yang tinggalnya di bumi. Karakternya sendiri memiliki identitas yang 'mewah' sebagai seorang CEO.
Kemudian juga ada Gong Myung dan Krystal Jung sebagai tokoh pendukung drama. Mereka berdua berperan sama sengan karakter Nam Joo hyuk yaitu sebagai makhluk kerajaan air.
Selain jajaran pemain yang menjanjikan, kekuatan lain dari drama ini adalah bagaimana setiap karakternya ditampilkan dengan sebuah kemewahan. Contoh karakter Habaek yang digambarkan sebagai pria yang cepat belajar. Karena berasal dari negara air, otomatis banyak keahlian dunia manusia yang tidak dia mengerti. Namun Habaek bahkan dapat menguasainya dalam sekali coba.
Ada juga adegan saat Habaek memasak. Menurut pandangan wanita, pria yang memasak memiliki nilai lebih. Terlebih di drama ini ketika Habaek memasak sinematografinya ditata sedemikian rupa sehingga sangat memanjakan mata.
Weakness
Menyajikan visual yang menjanjikan, drama ini ternyata kurang berhasil mengambil hati penonton secara mendalam. Meski secara keseluruhan dapat dikatakan bagus, namun ada beberapa hal yang terasa kurang. Saya pribadi menyelesaikan menonton bukan karena alurnya, namun hanya karena keberadaan Nam Joo hyuk. Jadi saya menyelesaikan drama ini melalui jalur bias.
Hal pertama yang agak mengecewakan adalah penggambaran Habaek sebagai dewa air. Penampilan Habaek terasa kurang mengekspos pesona Nam Joo hyuk. Dari kostumnya yang kurang menampakkan wibawa dan warna serta gaya rambut yang tampak aneh.
Saya jadi teringat karakter Nam Joo hyuk sebagai pangeran Baek ah. Disana dia hanya sebagai tokoh pendukung, namun pesonanya terpancar dengan baik.
Konsep ini sebenarnya dimaksudkan untuk mewakili identitas negeri air. Dan secara keseluruhan memang sudah bagus, namun tetap terasa something lose disini.
Ada lagi ketika awal-awal dewa Habaek turun ke dunia manusia. Karena kehilangan kekuatannya sekaligus tidak memiliki seseorang untuk diandalkan, akhirnya dewa habaek 'jadi' tunawisma. Namun disini wibawa Habaek tertolong dengan adaptasinya sebagai pembelajar yang cepat.
Terakhir yang saya rasakan adalah alur yang kurang 'mewah'. Saya merasa drama ini kurang dalam menyajikan kejutan sehingga alurnya terasa datar. Namun lagi-lagi disini masih tertolong dengan unsur komedinya yang lumayan meningkatkan mood.
***
Jadi kesimpulannya, drama ini tetap rekomen untuk dinikmati. Terlebih bagi Nam Joo hyuk lovers wajib mampir ke drama yang satu ini. Terlepas dari weaknessnya, drama ini menyajikan kisah yang ringan, cocok untuk penonton yang tidak suka dibuat ikut mikir sama alur cerita.
Yang saya pelajari dari drama ini adalah, bahwasanya visual tidak menjamin kesuksesan drama. Alur cerita tetap memegang perana kuat. Termasuk juga sinematografi dan penyajian karakter.
Bagi yang sudah menonton drama ini, apakah sependapat dengan saya ? Or do you have a different opinion ? It's okay, tetap kembali pada selera masing-masing dan tentunya tidak semua penilaian akan seragam.
  Â
