Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Lainnya - Long life hallucinations

✨

Selanjutnya

Tutup

Film

Drakor Penthouse Selain Menarik juga Bikin Pusing

22 Februari 2021   22:18 Diperbarui: 22 Februari 2021   22:45 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tabloidnyata.com

Tahun 2020 lalu, Penthouse season 1 mendapat sambutan hangat dari penonton. Drama ini menjadi rekomendasi yang 'wajib' ditonton. Banyak penonton yang memuji drama yang berlatar kompleks apartemen mewah ini.

Awalnya saya enggan menonton drama ini. Karena dilihat dari foto sampulnya tampaknya tidak menarik, kisahnya juga seputar keluarga dengan tokoh-tokoh yang masih asing. Meski banyak yang merekomendasikan namun saya tidak melirik drama yang satu ini.

Namun setelah Penthouse rilis season 2, akhirnya saya penasaran juga. "Sebagus apa sih kok sampai ada season 2?" Karena penasaran dengan drama yang katanya punya ending yang bikin geregetan in, akhirnya saya menonton.

Dan sungguh tidak terduga, rupanya saya jatuh cinta sejak pembuka episode pertama. Cara menampilkan kemewahan Hera Palace dengan sosok So ryeon yang begitu anggun dan cantik telah memerangkap saya untuk tetap stay hingga episode-episode selanjutbya.

Drama bergenre suspense ini entah kenapa punya daya tariknya yang begitu memikat. Setiap adegan rasanya memunculkan rasa penasaran baru yang terus berkembang menjadi sebuah tanda tanya besar yang menuntun hingga akhir episode. Wkwkk, lebay banget sih istilahku.

Tapi sungguh setelah menonton, aku jadi setuju kenapa drama ini rekomen banget buat ditonton. So, karena tahun ini Penthouse season 2 sudah rilis, yang belum nonton season 1 dipersilahkan untuk segera mendownload daripada penasaran.

Namun, disamping menarik ternyata saya sadari kalau drama ini sebenarnya juga bikin saya pusing. Bukan karena dramanya buruk, melainkan karena keberhasilan drama ini mengolah emosi penonton hingga ikut kepikiran dengan adegannya yang bikin dag dig dug. Jadi kalau ada adegan ngeselin rasanya pengen ikut marah-marah juga, kebawa banget sampai nggak sadar kalau ikut kepikiran. Setiap adegan bikin berdecak kagum dan menyumbang kata "wow" dan sejenisnya, tapi di akhir episode baru kerasa kalau ikutan capek ngikutin alur drama ini.

Ini pendapatku aja ya, karena selama ini aku memang cenderung memilih drama yang ringan-ringan dan kebanyakan drama yang kutonton bergenre roman komedi. Jadi waktu pindah genre di drama ini rasanya kaya banting setir, seperti ada beban yang tiba-tiba mengikutiku. Tapi apapun itu aku suka dengan drama yang satu ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun