Mohon tunggu...
Devi CiciWandini
Devi CiciWandini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tetap Jaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Covid-19

7 Mei 2020   13:59 Diperbarui: 14 Mei 2020   16:58 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada situasi saat ini, berbagai Negara telah diserang oleh wabah virus yang sangat berbahaya bahkan mematikan. Di Indonesia sendiri persebaran viru COVID-19 sangatlah cepat, banyak orang telah dinyatakan positif COVID bahkan ribuan orang juga telah meninggal dunia. Perlu kita semua ketahui bahwasanya kita tetap harus selalu waspada, tetap mematuhi anjuran dari pemerintah serta tetap menjaga kesehatan baik secara fisik maupun psikis. Tetepai yang akan kita bahas kali ini adalah betapa pentingnya untuk tetap menjaga kesehatan secara mental, mengapa demikian ? mengapa kita juga harus menjaga kesehatan mental ditengah pandemi ini ? berikut pembahasan singkatnya.

Untuk tetap sehat secara mental berarti kita harus menghindari rasa cemas, takut bahkan stress secara berlebihan. Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa sebagian dari kita tidak bisa terhindar dari rasa-rasa ketakutan seperti diatas. Tetapi kecemasan dan ketakutan yang berlebihan hingga memicu stress yang sangat berat itu tidak baik. Maka dari itu penting untuk kita semua tetap sehat secara mental ditengah pandemi COVID-19. 

Kesehatan Mental itu sendiri menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu kondisi kesejahteraan yang didasari individu didalmnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stress terhadap kehidupan yang wajar, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan serta berperan serta didalam komunitas. Sehingga perlu kita ketahui bahwa tetap sehat secara mental juga merupakan suatu komponen yang penting dalam melawan virus COVID. 

Memang pada akhir-akhir ini kita telah dihebohkan mengenai pemberitaan tentang banyaknya orang yang terserang virus tersebut Di Indonesia. Di Indonesia sendiri dari jumlah data harian tentang persebaran virus COVID-19 per minggu pada 3 Mei 2020 secara kumulatif berjumlah 11.192 orang, sebanyak 845 orang meninggal dunia, dan 1.876 dinyatakan sembuh. Seperti kata Achmad Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, "Pasien yang dinyatakan positif corona masih terus bertambah hingga hari ini. 

jatimtimes.com
jatimtimes.com

Tidak dapat kita hindari bahwa ketika telah melihat berita yang berkaitan dengan pasien terinfeksi COVID-19 kita akan merasa takut, panik atau bahkan sebagian dari kita telah merasakan seperti gejala terkait dengan COVID-19 akibat dari kecemasan yang berlebihan. Perasaan berlebihan yang seringkali muncul dalam diri kita akibat rasa takut dan cemas secara psikologis dinamakan dengan Psikosomatis.

Psikosomatis merupakan istilah yang dapat digunakan untuk menggambarkan penyakit fisik akibat pikiran atau kesehatan mental, seperti stress dan rasa cemas. Misal ketika kita mendengar orang terdekat atau teman kita dikatakan positif terkena COVID-19, kabar tersebut menjadikan kita merasa stress dan khawatir. Bahkan kita berpikiran ketika kita bertemu secara tidak langsung kita akan terinfeksi.

Akibat rasa khawatir tersebut, mungkin kita dirumah sedang dalam kondisi yang tidak sehat atau sakit seperti flu ringan disertai dengan panas. Dengan mendengar berita dari teman kita yang terinfeksi virus tersebut kita benar-benar menjadi panik bahkan sampai memicu stress yang berelebihan, hingga dapat berdampak pada kesehatan mental dan akhirnya memunculkan sebuah "sugesti" bahwa kita juga terinfeksi. Dari kondisi tersebut, perlu kita perhatikan bahwa kita juga tidak bisa mendiagnosa bahwa diri kita terkena virus COVID-19 tanpa adanya diagnosa dari dokter itu sendiri seperti pengecekan melalui rapid test atau sampel-sampel yang lainnya.

 Sama halnya dengan diagnosa ketika kita merasa mengalami gangguan mental, kita juga tidak bisa dengan mudah mendiagnosa diri kita sendiri bahwa kita mengalami gangguan mental. Seperti Misalnya Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) misal seseorang yang telah sembuh dari  COVID-19 tetapi dalam sisi lain ia masih memiliki rasa trauma berat atau dikatakan sebagai trauma pasca sembuh dari COVID-19. Tetapi juga perlu kita ketahui bahwasanya tanpa adanya pemeriksaan mendalam dari psikolog atau psikiater yang akan mendiagnosa bahwa kita benar-benar mengalami gangguan PTSD, Maka kita tidak boleh mendiagnosa diri sendiri mengalami gangguan tersebut.

Beberapa Cara Yang Dapat Kita Lakukan Untuk Tetap Menjaga Kesehatan Mental Kita Di Tengah Pandemi Covid-19 

Selain itu, teteap penting untuk selalu menjaga kesehatan fisik ataupun mental kita ditengah pandemi saat ini. Seorang Psikolog Steven Stosny, Ph.D dalam sebuah tulisannya di Washington Post mengatakan bahwa siklus berita dapat memberikan dampak buruk serta melelahkan dapat memicu perasaan cemas, tidak berdaya dan tidak aman. Agar tidak terlalu merasa cemas pada diri kita, maka terdapat beberapa cara yang dapat kita lakukan seperti diantaranya :

  • Beristirahat dari Kegiatan Membaca Berita Corona Virus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun