Mohon tunggu...
Devi SetyaPrastika
Devi SetyaPrastika Mohon Tunggu... Lainnya - Dengan saya sendiri

Banyuwangi, Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keterlibatan Sekolah pada Pembentukan Karakter Anak

26 Oktober 2020   14:59 Diperbarui: 27 Oktober 2020   13:16 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru atau pengajar dapat memberikan masukan-masukan berupa motivasi atau bimbingan terhadap semua siswanya yang dilakukan setiap pembelajaran mungkin diawal pembelajaran, tengah-tengan pembelajaran, atau diakhir pembelajaran supaya peserta didik atau siswa merasa bahwa mereka tidak sendiri. Jadi perlunya strategi, metode dan pendekatan untuk membentuk anak yang memiliki kepribadian baik terutama guru harus mampu memberikan  pengajaran agama untuk membentengi anak-anak tersebut dari hal-hal yang terlarang.

Peranan guru yang harus dijalankan guna memupuk kepribadian siswanya:

1. Absisi yakni kekuatan untuk mendapatkan apa yang diharapkan. Guru berperan sebagai fasilitator untuk merangsang anak dalam menentukan tujuan sesuai kemampuannya sehingga anak akan berprestasi tanpa dihantui oleh rasa frustasi.

2. Asertif merupakan kemandirian dalam memilih suatu keputusan. Guru harus memberikan kebebasan anak didik untuk mengapresiasikan dan membuat keputusan dalam hidupnya. Contohnya saja guru memberikan kebebasan anak untuk memilih hobinya dan ekstrakulikuler yang dia minati.

3. Antusiasi adalah semangat dalam diri untuk menyelesaikan sesuatu tujuannya atau keinginannya. Guru harus memberikan keteladanan yang akan membawa rasa semangat pada diri anak seperti membawanya dalam lingkungan orang-orang yang telah berhasil.

4. Percaya diri adalah rasa dimana seorang individu percaya dan yakin dengan potensi yang dia miliki. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan sesuatu hal dengan kemampuannya sendiri dan guru memberikan pujian atas keberhasilan yang anak capai.

5. Mau bekerja sama, termasuk sikap yang membangung keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain. Guru harus memberikan wadah kepada peserta didiknya untuk saling bekersa sama dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan memberikan pujian atas kerja tim mereka.

6. Berbesar hati, adalah upaya sadar untuk mengetahui kekurangan diri sendiri dan mau memaafkan kesalahan orang lain. Guru mengarahkan bagaimana bila tabiat bilamana menghadapi kekalahan dan bagai mana mengdapatkan kemenangan tanpa merendahkan orang lain.

7. Kontrol diri, merupakan pengontrolan diri terhadap situasi dan kondisi apapun yang dihadapi. Guru harus memberikan arahan untuk mengidentifikasi timbulnya masalah itu dan membimbing anak untuk mengontrol emosinya.

8. Tidak mudah putus asa, kegigihan dalam berusaha entah dalam ajang pendidikan atau dalam kehidupan sehari-hari. Beranggapan bahwa kesulitan termasuk tantangan yang harus dijalani bukan dihindari. Guru harus tau dengan solusi-solusi permasalahan walaupun nantinya guru tidak mendampingi secara menyeluruh dalam permasalahan itu.

9. Gembira, menghadirkan rasa senang dalam segala segala hal. Guru harus menciptakan suasana bahagia dan menggembirakan dalam kegiatan pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun