Drone tempur atau kendaraan udara tidak berawak, membuat pasukan bisa mengerahkan senjata dalam perang dari jarak jauh. Hal ini membuat pilot drone tetap aman dan tidak dalam bahaya, dan membantu militer membatasi jumlah kematian awak akibat pertempuran. Penggunaan drone tempur ini berkembang pada semua cabang pasukan operasional.
Selain itu, dibalik manfaat teknologi pintar dalam melakukan perang teknologi juga terdapat kejahatan yang sering terjadi dan merugikan sistem teknologi perang yang sudah dibuat. Kejahatan dalam perang teknologi tersebut biasa disebut dengan istilah cyber crime. Cyber crime, atau kejahatan di dunia maya, adalah jenis kejahatan yang dilakukan melalui teknologi komputer dan internet untuk menyerang sistem informasi korban.
Komputer sendiri merupakan alat utama untuk melakukan cyber crime ini, tetapi seringkali komputer juga dijadikan sebagai target dari kejatahan. Â Kasus kejahatan cyber crime yang biasa terjadi ialah meretas jejaring sosial, menyusup ke perangkat teknologi dan data lawan, serta wipe akun lawan.
Dengan begitu peralatan tempur dari mulai peluru hingga pesawat tempur yang ada saat ini tak bisa menjamin suatu negara bisa menangkal peperangan teknologi yang bisa terjadi kapan saja. Sehingga zaman sekarang, perang tidak lagi di lakukan dimedan perang dengan bambu runcing, pistol, golok, dan belati tetapi semua itu sudah beralih melalui teknologi. Perang di masa depan akan lebih banyak menggunakan robot dibandingkan manusia, sehingga peran manusia hanya akan berada di belakang layar sebagai pengendali robot-robot tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI