Mohon tunggu...
Deva PratamaAndiani
Deva PratamaAndiani Mohon Tunggu... Aktris - Suka nulis sajak🥰

Hallo aku si Matahari yang selalu tersenyum bahagia . Si pengamat kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Tentang Dia

4 Agustus 2021   11:16 Diperbarui: 4 Agustus 2021   11:34 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari kejauhan kulihat senyumnya, di taman penuh dengan warna-warni bunga. Bahagianya terlihat sederhana,bahkan senyumnya bisa menyentuh jiwa. 

Gadis yang selalu ceria seolah tak ada beban, "Selamat pagi dunia" Terikannnya dengan lantang seolah menyambut dunia dengan bahagia. 

Dia lari menghampiriku,ya gadis itu dengan senyumnya menuju arahku "Anastasyaaaaaaa,sejak kapan kamu duduk dibawah pohon ini sendirian?".

 "Sejak kau berteriak sendirian tadi, kau ini kenapa Lio selalu seperti itu?". 

"Ha ??? Seperti itu apa maksutmu Na?" Tanyanya padaku seolah kebingungan.

"Bukannkah kau kemarin baru saja menangis tersedu seperti orang gila? Bukannya kau baru saja kehilangan? Kau ini kenapa Lio?" Aku bertanya dengan tatapan dalam memandang matanya. Dan aku mendapatkan jawabannya. Tatapan luka itu sudah sangat masih jelas nyata, tapi mengapa ia baik menggunakan topengnya.

"Nat,aku manusia biasa. Setiap yang bernyawa selalu akan mati kan,aku selalu menguatkan hatiku Nat." jawabnnya yang begitu lembut namun dalam.

"Nat hatiku hancur aku tak pernah mau dunia tau untuk itu,aku ingin dunia merekam tawaku bukan tangisku,sedihku atau apapun itu,Nat kau tau aku ingin gila rasanya tapi aku tak bisa karena aku tak ingin kau sedih jika aku benar-benar gila hahaha".Aku tercengang lagi dan lagi oleh jawabnya dan masih sempatnya dia memikirkanku diiringi tawanya.

Begitulah singkatnya mengapa aku selalu mengagumi sosoknya. Tidak pernah protes akan segala sesuatu yang menimpanya. Dia mengajarkanku arti sabar di dunia. Dia gadis itu selalu mengajarkan untuk lebih mengerti akan hidup. 

Tapi ada suatu kabar yang memporak porandakan hidupku kala itu. Ia tergeletak diatas aspal bersimbah darah,matanya tertutup,nafasnya sangat pendek. Aku berharap ini adalah mimpi. Ya mimpi buruk

"Tidakkkkk tidak mungkin, kalian semua berbohong,jangann" tangisku pecah aku tidak kuasa lagi . Tuhan ini tidak nyata bukan. Aku seperti orang gila yang tertawa menangis dalam waktu bersamaan. Tak siap menerima kenyataan yang ada didepanku "Dia pergi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun