Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Cut Nyak Dhien, Pahlawan Aceh yang Diasingkan ke Sumedang

27 Februari 2020   15:20 Diperbarui: 27 Februari 2020   22:20 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cut Nyak Dhien di pengasingan/plus.kapanlagi.com

Berkat semangat mereka, ekpedisi orang Belanda fase pertama kemudian gagal total. Bagi Belanda, terbunuhnya panglima tertinggi dari angkatan perang Belanda Jendral Kohler bahkan jadi pukulan telak. Itulah kiranya yang menjadi alasan Belanda membawa lebih banyak pasukan untuk terus menginvasi Aceh pada fase kedua.

Cobaan demi cobaan

Nasib malang bagi Cut Nyak Dhien terlihat pada fase kedua penyerangan Belanda ke Aceh. Tak main-main, 60 kapal diturunkan ke medan perang. Kapal-kapal tersebut membawa 800 prajurit bersenjata lengkap dari semua golongan tentara, baik dari serdadu, perwira, anggota tata usaha, 32 dokter, delapan orang penunjuk jalan, 243 orang wanita istri-istri serdadu, 150 tukang dayung, tiga orang pemuka agama hingga panglima tertinggi, Jendral van Swieten yang memimpin invasi.

Sekalipun para pejuang tanah Aceh termasuk Suami Cut Nyak Dhien, Teuku Ibrahim Lamnga merasa yakin akan meraih kemenangan, realita terjadi sebaliknya. Gelagat beberapa pejuang Aceh yang sedari awal kuat pendirian, lama-lama meyakini apa yang mereka lakukan dalam medan peperangan adalah hal percuma.

Ada yang mendukung Belanda, ada yang memilih berjuang, dan ada pula yang tak melakukan apa-apa. Nuansa kurang kompak inilah yang menjadi dasar Teuku Ibrahim Lamnga meminta istri untuk bersiap-siap meninggalkan rumah untuk mengungsi. Keputusan mengungsi tanpa membantu suaminya di medan perang tenyata harus dibayar mahal oleh Cut Nyak Dhien. Suaminya yang sedang bergerilya kemudian gugur saat ditembaki oleh Belanda di persembunyiannya.

Singkat cerita, Cut Nyak Dhien yang mencari rekan berjuang lalu menerima lamaran dari sepupu Teuku Umar lantaran kepalang berjanji akan menikahi laki-laki pertama yang membantunya balas dendam kematian suaminya. Dalam pernikahan itu, Cut Nyak Dhien menemukan banyak perbedaan dengan sang suami.

Misalnya, Cut Nyak Dhien yang lebih percaya pada kaum ulama dan berjuang bersama mereka dalam menumpas Belanda. Sementara, Umar malah menginginkan agar istrinya untuk terbuka pikirannya dengan berjuang bersama bangsawan, supaya dapat memberi nafas perjuangan lebih.

Perbedaan bukan masalah bagi Cut Nyak Dhien. Masalah besar justru terjadi ketika Umar memilih bersahabat dengan Belanda untuk melancarkan strategi perlawanannya. Langkah itu tak hanya membuat Cut Nyak Dhien bingung. Orang-orang disekitar mereka pun tak habis pikir.

Suatu saat, Umar yang dianggap sahabat bagi Belanda, kemudian memberontak dan bergabung kembali dalam barisan rakyat Aceh. Di situlah, ia dengan Cut Nyak Dhien pamit undur diri kepada masyarakat Enam Mukim sembari bergerilya melawan Belanda dari dalam hutan. Faktanya, Sekalipun akhirnya Umar dibuat Syahid lewat dua butir peluru yang ditembakkan oleh belanda.

Kala itu Cut Nyak Dhien untuk kali kedua mendapat cobaan yang besar. Mau tak mau, sembari mengumpulkan tekad dan kekuatan, ia langsung memimpin garda paling depan perlawan rakyat aceh dengan cara bergerilya. Sayangnya, fisik makin lemah, tenaga berkurang, penyakit rabun mata dan encok jadi kendala dalam perjuangan.

Selanjutnya, Cut Nyak Dhien ditangkap oleh Belanda pada 6 November 1905 atas laporan orang kepercayaannya sendiri. Tak lama kemudian, Cut Nyak Dhien diasingkan ke Sumedang (Jawa Barat), dan pada tanggal 6 November 1908, ia meninggal tepat pada usia 60 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun