Sore itu di pusat Kota London, Jane duduk di kursi panjang sambil menunggu hujan reda. Di sampingnya ada Elea, ibu Jane, yang saat itu malah asyik mengepang rambut putri kecilnya yang keriting dan pirang itu. Kursi panjang itu berada di teras toko kue langganan Elea, kebetulan Elea dan Jane habis membeli kue disana, lalu terjebak hujan deras.
Akhir-akhir ini, cuaca di London memang sedang tidak menentu. Elea sendiri sebenarnya agak khawatir membawa putri kecilnya keluar rumah, tapi Jane terus menangis karena ingin makan muffin kesukannya dari toko kue langganan mereka.Â
"Mama, hujannya lama ya, Ma?" Tanya Jane dengan polosnya.
"Benar sayang, sepertinya sedikit lama. Kau tak apa kan menunggu disini sebentar lagi?"Â
Jane mengangguk, bibir merah mungilnya itu menyunggingkan senyum manis ke arah Elea. Jane masih berusia lima tahun, kesehariannya di rumah saat ini adalah belajar membaca dan menulis, selain itu, Jane juga suka sekali menggambar.
Dia suka menggambar sosok ibu peri yang selalu diceritakan ibunya setiap mau tidur, sosok ibu peri bagi Jane adalah seorang wanita berjubah putih dengan sayap lebar di punggung. Jane sangat ingin bertemu dengannya dan meminta keajaiban, seperti yang dikatakan ibunya kalau ibu peri sangat baik dan suka memberi keajaiban pada anak kecil.
Hujan semakin deras, seperti tak ada tanda mau reda. Kepangan rambut Jane juga sudah selesai, kini Jane dan Elea hanya diam menatap hujan yang turun dengan derasnya.Â
"Oh, astaga!" Pekik Elea sambil mengambil tas berisi kue yang diletakannya di bawah kursi.
Tas itu basah terkena air hujan, dia tidak sadar karena telah meninggalkan tas tersebut dan malah sibuk mengepang rambut Jane.Â
"Muffinku!" Jane menyusul, melihat air mengucur dari dalam tas berisi kue itu.