Mohon tunggu...
Desy Safitri
Desy Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

Saya merupakan mahasiswa aktif Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Program Sosial dalam Pengendalian Tawuran Tingkat Remaja Melalui Penyuluhan Partisipatif

2 April 2024   15:10 Diperbarui: 2 April 2024   15:21 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tawuran remaja merupakan fenomena sosial yang sangat meresahkan masyarakat. Aktivitas ini seringkali muncul di lingkungan sekolah atau sekitar wilayah pendidikan. Para pelajar yang terlibat dalam tawuran ini umumnya memiliki beragam latar belakang, mulai dari masalah pribadi hingga persaingan antar sekolah. 

Persaingan ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti prestasi akademik, olahraga, atau bahkan urusan asmara. Terkadang, tawuran pelajar juga dipicu oleh provokasi dari kelompok-kelompok eksternal atau kelompok penjahat yang memanfaatkan ketegangan di antara siswa-siswi untuk tujuan tertentu. 

Aktivitas ini tidak hanya berdampak pada para pelaku tawuran itu sendiri, tetapi juga pada lingkungan sekitar dan stabilitas sosial secara keseluruhan. Ketika remaja terlibat dalam pertarungan, tidak hanya kekerasan fisik yang terjadi, tetapi juga tercipta ketegangan yang merasuk dalam jaringan sosial dan psikologis masyarakat. Pertarungan antar kelompok remaja dapat memicu rasa takut, kekhawatiran, dan ketidakamanan di komunitas, bahkan mengganggu kehidupan sehari-hari warga yang tidak terlibat. 

Dampak dari tawuran pelajar sangatlah merugikan, baik bagi pelaku maupun lingkungan sekitar. Kesehatan fisik para pelajar bisa terancam karena seringkali terjadi cedera serius akibat bentrokan fisik. 

Selain itu, tawuran pelajar juga menciptakan ketakutan dan kekhawatiran di lingkungan sekolah serta menurunkan kualitas belajar mengajar. Hal ini bisa mengganggu proses pendidikan dan menghambat pencapaian akademik para siswa. Di sisi lain, reputasi sekolah juga bisa tercoreng karena adanya tawuran pelajar, yang kemudian mempengaruhi citra dan persepsi masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut.

Oleh karena itu, perlunya program sosial yang efektif dalam mengendalikan tingkat tawuran remaja sangatlah penting. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah penyuluhan dengan perspektif yang memadai. Melalui penyuluhan, remaja dapat diberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsekuensi dari tawuran, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi masyarakat di sekitarnya. Mereka dapat diberi pengetahuan tentang pentingnya menjaga kedamaian dan keharmonisan dalam lingkungan sosial mereka. 

Selain itu, penyuluhan juga dapat menjadi wadah untuk mengembangkan keterampilan sosial, resolusi konflik, dan empati, sehingga remaja dapat belajar cara mengatasi perbedaan pendapat dan konflik tanpa resort ke kekerasan.. Penyuluhan memiliki peran krusial dalam mencegah terjadinya tawuran remaja. Dengan memberikan pemahaman yang baik kepada remaja tentang konsekuensi dari tawuran, baik secara fisik maupun psikologis, mereka dapat memahami betapa merugikannya perilaku tersebut. Penyuluhan juga dapat memberikan wawasan tentang penyelesaian konflik secara damai, memperkuat kesadaran akan norma-norma sosial yang berlaku, serta mengajarkan keterampilan interpersonal yang membangun.

Program sosial memiliki urgensi yang sangat penting dalam mengendalikan tingkat tawuran remaja, terutama melalui pendekatan penyuluhan partisipatif. Fenomena tawuran remaja bukanlah sekadar masalah kecil di masyarakat, tetapi merupakan ancaman serius terhadap stabilitas sosial dan kesejahteraan generasi muda. Dengan adanya program sosial yang efektif, khususnya melalui penyuluhan partisipatif, kita dapat memahami betapa pentingnya mengatasi akar penyebab tawuran remaja dan memperkuat kapasitas remaja dalam menangani konflik secara positif. Tawuran pelajar adalah fenomena yang melibatkan bentrokan fisik antara kelompok pelajar atau siswa dari berbagai sekolah. 

Aktivitas ini seringkali muncul di lingkungan sekolah atau sekitar wilayah pendidikan. Para pelajar yang terlibat dalam tawuran ini umumnya memiliki beragam latar belakang, mulai dari masalah pribadi hingga persaingan antar sekolah. Persaingan ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti prestasi akademik, olahraga, atau bahkan urusan asmara. Terkadang, tawuran pelajar juga dipicu oleh provokasi dari kelompok-kelompok eksternal atau kelompok penjahat yang memanfaatkan ketegangan di antara siswa-siswi untuk tujuan tertentu.

Dampak dari tawuran pelajar sangatlah merugikan, baik bagi pelaku maupun lingkungan sekitar. Kesehatan fisik para pelajar bisa terancam karena seringkali terjadi cedera serius akibat bentrokan fisik. Selain itu, tawuran pelajar juga menciptakan ketakutan dan kekhawatiran di lingkungan sekolah serta menurunkan kualitas belajar mengajar. Hal ini bisa mengganggu proses pendidikan dan menghambat pencapaian akademik para siswa. Di sisi lain, reputasi sekolah juga bisa tercoreng karena adanya tawuran pelajar, yang kemudian mempengaruhi citra dan persepsi masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut.

Untuk mengatasi tawuran pelajar, diperlukan pendekatan yang holistik melalui kerja sama antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Sekolah perlu memperkuat pengawasan dan pembinaan terhadap siswa-siswa untuk mencegah terjadinya tawuran. Selain itu, program-program pendidikan karakter dan konflik resolusi perlu diperkuat untuk mengajarkan siswa-siswa tentang pentingnya menjaga perdamaian dan menyelesaikan konflik secara damai. Di sisi lain, pemerintah dan masyarakat perlu mendukung upaya-upaya sekolah dengan menyediakan fasilitas dan program-program sosial yang mendukung pembentukan karakter siswa yang baik serta menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di sekitar wilayah pendidikan. Dengan demikian, kolaborasi yang solid antara berbagai pihak dapat membantu mengurangi frekuensi dan dampak dari tawuran pelajar sehingga menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih kondusif dan harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun