Mohon tunggu...
Desy Rosmayawati
Desy Rosmayawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul sayur

Hanya seorang penikmat kabut dan ketinggian

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ngobaran dan Nguyahan, Pesona Alam dan Budaya yang Menyatu

27 April 2023   23:58 Diperbarui: 28 April 2023   00:00 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dokpri

Berjalan di atas pasir putih saat langit cerah sangat menyenangkan dan menenangkan. Sesekali ombak yang berkejaran menabrak kaki, bahkan menabrak paha saat pasang. Ikan, kuda laut, bintang laut, bulu babi, dan aneka hewan laut lainnya terlihat bermain di sela karang, saat kami agak ke tengah.

Pagi itu, matahari belum begitu tinggi, bisa kurasakan hangat sinarnya di atas kulit, teriknya belum membakar pasir yang terinjak kaki.

Kami duduk di atas batu karang yang tak begitu tinggi. Menatap ombak yang bergulung, lalu menghantam karang yang tinggi.

Pantai ini adalah pantai favorit kami. Pantai Ngobaran dan Pantai Nguyagan. Kedua pantai ini terletak berdampingan. Ya, kedua pantai ini memang sebagai kesatuan yang utuh, karena Pantai Nguyahan berada di bawah tebing Pantai Ngobaran. Bila kita bisa menyaksikan panorama alam di Ngobaran dari atas, maka bila kita mau turun dan bermain air sepuasnya, kita bisa menyusuri jalan berbatu di Pantai Ngobaran, kemudian turun ke Pantai Nguyahan.

Ada yang unik dari Pantai Ngobaran ini. Pantai ini mempunyai semacam pura dan patung-patung, seperti di Bali. Saya mengenal Pantai ini sejak 1998. Waktu itu ada acara piknik muda mudi desa yang tujuannya ke Pantai Ngrenehan dan Ngobaran. Saat itu sempat heboh, karena katanya ada candi di gua bawah tanah. Sempat berembus kabar bahwa di pantai ini dulu kala, Prabu Brawijaya V berpura-pura membakar dirinya saat menghindari peperangan dengan anaknya.

Saat ini, Pantai Ngobaran telah banyak mengalami perubahan. Selain ada pura dan patung, tempat ini juga memiliki masjid yang menghadap ke pantai, unik, bukan? Walaupun menghadap ke laut, ada tanda arah kiblat yang benar di dalam masjid.

Untuk Pantai Nguyahan sendiri, namanya diambil dari tempat ini yang semula tempat membuat garam/uyah.

Biasanya, kalau saya ke Pantai Ngobaran, saya akan menikmati pemandangan dari atas, kemudian turun ke bawah. Dari atas, ombak yang datang menghantam karang terlihat indah. Sesudah puas menikmati pemandangan, saya akan turun dan menyusuri pantai berpasir putih di Nguyahan. Kita pun bisa menikmati matahari tenggelam di pantai ini. Sungguh senja yang sempurna!

Jogja, 27 April 2023

Dari saya yang sudah lama tidak ke pantai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun