Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang cukup diminati saat ini, bahkan telah menjadi trend atau life style bagi sebagian orang. Damai rasanya menikmati pelukan kabut sambil menyeruput secangkir kopi, ditemani tarian pinus dan hewan yang bernyanyi. Saat puasa begini, bagaimana menyiasati hobi mendaki?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap bisa menjalani hobi mendaki di bulan suci.
Sebelum mendaki, persiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin. Persiapan fisik contohnya. Sebelum pendakian usahakan berolahraga secara teratur. Tak perlu olahraga berat yang menguras energi, cukup olahraga ringan seperti jalan kaki.
Saat puasa, tentunya performa tubuh akan sedikit menurun. Agar bisa menjalani hobi tanpa menguras energi, maka Kompasianers bisa mengakali dengan mendaki gunung yang tidak terlalu berat medannya. Di Jawa Tengah, mungkin Gunung Andong bisa menjdi pilihan. Gunung ini memiliki beberapa jalur pendakian yang waktu tempuhnya hampir sama. Dalam waktu 2 jam, Kompasianers bisa menikmati kabut dan pemandangan di puncak Andong.
Saat mendaki, bisa memilih waktu sore atau malam hari untuk menghindari terik matahari. Kalau bisa, mendakilah dengan orang yang sama-sama berpuasa.
Untuk makanan, bawalah makanan yang bergizi dalam porsi yang cukup. Tak perlu membawa banyak makanan, karena waktu makan hanya saat buka dan sahur.
Berjalanlah dengan santai, jangan terburu-buru. Tak perlu menjadikan puncak sebagai tujuan, karena puncak adalah kesepakatan. Sampai di rumah dengan selamat adalah tujuan. Â Hiruplah udara segar pegunungan, nikmati pemandangan alam yang tersaji di hadapan. Jangan lupa, syukuri apa yang telah kita dapatkan.
Jogja, 13 April 2023
