Mohon tunggu...
Desynta Putri Aryani
Desynta Putri Aryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Unair yang suka sastra

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Burnout dan Dampaknya Terhadap Mahasiswa

4 Juli 2022   14:20 Diperbarui: 4 Juli 2022   14:43 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi burnout pada mahasiswa. Sumber ilustrasi : penulis.

Bagi kebanyakan orang, dunia perkuliahan dianggap jenjang dimana kita memulai hal baru dan mencari pengalaman sebanyak mungkin karena kita dianggap lebih dewasa daripada anak-anak sekolahan. Keorganisasian ranah mahasiswa, pekerjaan sambilan, magang, mencari beasiswa dan bahkan memprioritaskan pengalaman untuk mencapai masa depan yang dicita-citakan. Namun ditengah proses yang menyenangkan itu, ternyata banyak pula masalah ditemukan.  Masalah ini bila tidak ditangani dengan baik, akan menyebabkan mahasiswa tersebut mengalami stress yang bisa naik tingkatan lebih parah menjadi burnout bahkan depresi.

Apa itu burnout? burnout sendiri merupakan suatu keadaan dimana ketika seseorang mengalami kelelahan dan tekanan secara fisik, mental, dan emosional secara berkepanjangan dikarenakan pekerjaan yang dilakukan secara repetitif. Ternyata selain pekerja, mahasiswa juga rentan terkena burnout. Hal ini dikarenakan mahasiswa juga tidak berbeda dengan pekerja, yang memiliki kegiatan secara repetitif. Secara tanggung jawab pun, mereka sudah mulai dewasa. Mereka sudah mulai memikirkan berbagai macam hal secara matang sehingga beban pikiran bukan lagi soal akademik, namun banyak juga hal selain dan diluar akademik seperti rencana kedepannya, tuntutan dari lingkungan sekitar atau sekedar membantu biaya orangtua.

Berdasarkan penelitian dari literatur Jurnal Bikfokes Volume 1 Edisi 2 Tahun 2021, angka stress pada mahasiswa di Indonesia mencapai 55,1% dan angka kecemasan mencapai 40%. Hal ini dikarenakan pada saat itu, pandemi COVID-19 sedang naik dan kebanyakan kegiatan yang berhubungan dengan perkuliahan harus dilakukan oleh mahasiswa secara daring atau online. Kegiatan yang monoton dan repetitif inilah yang membuat angka stress pada para mahasiswa naik dan bahkan berujung burnout.

Banyak orang atau mahasiswa itu sendiri yang meremehkan dampak dari burnout. Mereka menganggap bahwa burnout bisa hilang secara sendirinya tanpa harus dibantu dari orang terdekat maupun orang profesional sekalipun. Berikut tanda-tanda munculnya burnout pada mahasiswa :

  1. Gejala fisik, yang ditandai dengan sakit kepala hingga masalah pencernaan yang tak kunjung membaik.
  2. Gejala emosional, yang ditandai dengan pikiran negatif terus menerus dan kelelahan yang tidak ada habisnya.
  3. Gejala perilaku, yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk memulai hal-hal sederhana seperti mengerjakan tugas atau belajar.

Bila terus menerus dibiarkan, gejala-gejala yang telah disebutkan diatas akan semakin memburuk dan membuat mahasiswa tak lagi mempunyai keinginan untuk melanjutkan perkuliahan, melakukan kegiatan rutinitas dan bahkan hal paling buruknya adalah memilih untuk melakukan bunuh diri karena kelelahan yang tak lagi dapat terbendung serta dipikul sendiri. Ada beberapa cara untuk meminimalisir terjadinya burnout, yaitu :

  1. Menyempatkan diri untuk bercerita atau sekedar bertemu dengan orang-orang yang dekat.
  2. Tidak perlu terlalu memaksakan diri untuk mendapatkan sesuatu yang sempurna dan berusaha secukupnya.
  3. Istirahat dan makan serta minum teratur, lebih baik lagi bila menyempatkan untuk olahraga sejenak.
  4. Sempatkan untuk melakukan aktivitas yang disukai atau hobi di kala waktu senggang, hidup tidak selalu berurusan dengan perkuliahan atau pekerjaan saja.
  5. Memberi ruang untuk mengapresiasi hal-hal kecil yang telah terjadi dan sudah dicapai di dalam kehidupan.

Hal-hal yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil dari cara untuk meminimalisir terjadinya burnout dan bukan menjadi cara untuk menghilangkan burnout. Tidak perlu terburu-buru dan terlalu berambisi untuk mencapai segala hal di dunia ini, karena setiap orang butuh waktu untuk beristirahat dan mengapresiasi dirinya sendiri. Bila merasa keadaan diri semakin memburuk mulai dari fisik, mental, atau emosional, jangan diremehkan dan segera konsultasikan dengan orang profesional seperti psikolog ya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun