Mohon tunggu...
Desy Indiraa
Desy Indiraa Mohon Tunggu... Lainnya - Belum bekerja

Saya hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sehat dengan Menjaga Pola Makan

4 Januari 2024   22:55 Diperbarui: 5 Januari 2024   11:34 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Oleh: Desy Indira Pratiwi

Kesehatan adalah investasi jangka panjang untuk kita. Namun hanya 20 persen dari populasi masyarakat Indonesia yang peduli akan kesehatan dan kebersihan. 

Dapat dikatakan banyak sekali masyarakat yang masih tidak peduli dengan kesehatan, banyak yang belum menerapkan pola hidup sehat, terutama pola makan sehat. Padahal apa yang kita konsumsi sangat mempengaruhi tubuh kita. Apakah kita pernah berpikir apa dampak dari setiap makanan yang kita konsumsi terhadap tubuh kita?. 

Setiap makanan yang kita konsumsi pasti ada pengaruhnya pada tubuh kita, jika kita mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang pasti akan berdampak baik pada tubuh kita dan kebalikannya jika kita mengkonsumsi makanan yang tidak sehat makan akan meyebabkan tubuh kita terkena penyakit.

Makanan sehat pun harus dikonsumsi dengan seimbang, seimbang antara kabohidrat, lemak, protein, vitamin, air, serat, dn unsur-unsur mineral haruslah seimbang karena jika kita hanya mengkonsumsi protein saja tentunya itu tidak baik seperti kita hanya mengkonsumsi daging yang diolah dengan baik saja maka dapat mengakibatkan sembelit dan kekurangan vitamin C. Makan yang sehat saja jika dikonsumsi tidak baik untuk kita bagaimana dengan makanan yang tidak sehat. 

Memang sangat sulit untuk menahan diri dari makanan yang tidak sehat seperti makanan cepat saji dan jajanan yang tidak sehat. Makanan siap saji adalah makanan yang dihidangkan dan dilayankan dengan waktu yang cepat. Dengan kata lain makanan siap saji merupakan makanan yang disiapkan dengan segera. 


Selain rasanya yang enak makanan yang tidak sehat lebih praktis dan terkadang mengeyangkan. Bukan hanya makanan cepat saji saja yang dapat berdampak buruk pada kesehatan tubuh kita jika sering dikonsumsi.

Makanan yang tekadang dihidangkan di rumah yang mengandung santan pun dapat berdampak buruk pada kesehatan kita. santan yang berlebih dapat memicu peningkatan kadar trigliserida, yaitu salah satu jenis lemak yang berguna sebagai cadangan energi tubuh. Kondisi ini akan berdampak pada penyumbatan arteri serta pembuluh darah. Bahaya lainnya adalah peningkatan risiko gangguan jantung. 

Begitu juga jika kita sering mengkonsumsi makanan yang pedas secara berlebihan akan berdampak buruk pada tubuh kita salah satu bahaya dari mengonsumsi makanan pedas adalah maag. Jumlah cabai yang banyak dapat menyebabkan lambung mengalami iritasi atau peradangan, yang umumnya disebut penyakit maag. 

Bukan hanya itu, kamu juga dapat mengalami diare dan sakit kepala karenanya.

 Terlalu berlebihan mengkonsumsi makanan manis dan minumanan manis juga tidak baik bagi tubuh karena dapat menyebabkan Obesitas, diabetes, dan hipertensi, selain itu juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah ginjal (nefropati diabetik). Pada nefropati diabetik, diabetes memicu terjadinya kerusakan dan pembentukan jaringan parut nefron yaitu bagian ginjal yang berfungsi menyaring limbah dari darah. 

Bagian ini juga berfungsi untuk membuang kelebihan cairan dalam tubuh. Kerusakan ini juga menyebabkan protein albumin terbuang ke urine dan tidak diserap kembali karena yang berlebih-lebihan itu tidaklah baik yang terdapat pada QS. Al'raf ayat 31 yang artinya "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Selaian dari dampak yang tidak baik jika kita terlalu sering mengkonsumsi makanan yang bersantan, terlalu pedas dan manis. Dalam pengolahan makanan pun kita tidak boleh sembarangan karena bahan makanan seperti sayuran dapat hilangan kandungan gizinya jika dimasak dengan cara yang salah. 

Jika memasak sayuran di suhu yang terlalu tinggi dapat menghilangkan 20 persen dari kandungan gizinya. Oleh karena itu penting untuk mengatuhi cara mengolah makanan yang baik dan benar agar gizinya tidak hilang sebelum masuk ke dalam tubuh kita. 

Sayur dapat diolah dengan cara dipanggang, metode ini cocok untuk sayuran bertekstur padat, seperti buncis, bawang bombay, wortel, asparagus dan labu, bisa juga dengan direbus agar kandungan vitamin dalam sayurannya tidak rusak kamu dapat merebus sayuran kurang padat seperti brokoli, kembang kol dan kacang panjang selama 8 hingga 10 menit, sayuran padat seperti ubi labu dan wortel selama 12 hingga 15 menit dan untuk sayuran yang mengandung zat tepung seperti kentang selama 18 hingga 20 menit. 

Dan dengan mengukus cara ini menjadi cara paling tepat untuk memasak sayuran dengan kandungan vitamin larut air seperti kalium, folat dan vitamin B serta C karena mengukus tidak akan menghilangkan banyak nutrisi tersebut.

 Begitu juga jika ingin mengolah daging yang sehat untuk dikonsumsi sebaiknya jangan digoreng terlebih dahulu lebih baik dipanggang atau direbus jika ingin memang ingin digoreng baiknya menggunakan minyak yang baik untuk jantung seperti minyak zaitun, saat memasak daging sapi dalam penggorengan, oven, atau air, pastikan suhu setidaknya sekitar 71 Celcius untuk membunuh bakteri yang terdapat dalam daging.

Tidak hanya kualitas dari makanan yang dalam mempengaruhi tubuh kita tetapi kuantitas makanan yang kita konsumsi pun dapat mempengaruhi tubuh kita. Dari Al-Miqdam bin Ma'dikarib radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup keturunan Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. 

Kalau memang menjadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya." (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan). Ibnu Masawaih ketika ia membaca hadits ini di dalam kitab Abu Khaitsamah, ia berkata, "Andai kaum muslimin mengamalkan isi hadits ini, niscaya mereka akan selamat dari berbagai penyakit. 

Kalau demikian, rumah sakit dan farmasi akan jadi kosong." Beliau mengatakan demikian dikarenakan berbagai penyakit disebabkan oleh perut yang terbiasa terisi penuh. Sebagian pakar juga mengatakan, "Asal dari berbagai penyakit adalah perut yang selalu terisi penuh". 

Manfaat dari sedikit makan bagi baiknya hati adalah hati akan semakin lembut, pemahaman semakin mantap, jiwa semakin tenang, hawa nafsu jelek tertahan, dan marah semakin terkendali. 

Hal ini berbeda dengan kondisi seseorang yang banyak makan. Efek jangka panjang terlalu banyak makan yaitu: bertambahnya berat badan dan risiko obesitas. meningkatkan risiko diabetes tipe 2 Menurut sebuah penelitian dalam Journal of Eating Disorders, makan terlalu banyak memiliki efek dalam meningkatkan risiko diabetes tipe 2 awalnya, kebiasaan ini dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam perut (lemak viseral) kita. 

Begitu lemak perut menumpuk, tubuh jadi lebih mudah mengalami peradangan. Kondisi ini lalu berujung menjadi resistensi insulin. Pada kondisi resistensi insulin, insulin yang diproduksi pankreas tidak mampu menurunkan gula darah sehingga kadarnya selalu tinggi, makan terlalu banyak juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, mengganggu proses biologis tubuh, penyakit kantong empedu. 

Selain tidak diboleh makan terlalu banyak tentunya tidak boleh juga kita jarang makan ataupun malas untuk makan karena dampaknya pun tidak baik untuk tubuh kita karena dapat penyebabkan susah berkonsentrasi, gampang kelelahan, membuat makan lebih banyak, meningkatkan risiko tukak lambung, memperparah gejala sindrom iritasi usus, Meningkatkan risiko diabetes, sebuah penelitian menunjukkan hubungan antara kebiasaan telat makan dan risiko diabetes. 

Selama delapan minggu, para peserta penelitian melewatkan dua kali waktu makan dan hanya mendapatkan semua asupan kalori dari satu kali makan besar. Pada akhir penelitian, kadar gula darah para peserta ternyata melonjak. Respons tubuh mereka terhadap hormon insulin pun mengalami perubahan. Kedua temuan tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan melewatkan makan bisa meningkatkan risiko diabetes. 

Kita juga perlu mengetahaui jam makan yang baik untuk kita. Untuk sarapan pada pukul 6.00-9.45, makan camilan ringan pada 10.00, makan siang 13.00 dan makan malam yang ideal pada pukul 18.00.

Ada baiknya mulai sekarang kita lebih memperhatikan lagi tentang kesehatan kita agar kegiatan sehari-hari kita dapat berjalan dengan baik. Terutama lebih peduli lagi dengan kualitas dan kuantitas makanan kita serta waktu terbaik untuk mengkonsumsi makanan.

( Mahasiswa Prodi Ilmu Kesehatan  Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun