Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tagar Indonesia Gelap Suara Anak Bangsa

17 Februari 2025   22:16 Diperbarui: 17 Februari 2025   22:57 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.liputan6.com/hot/

Trending di media sosial, Tagar #IndonesiaGelap pada Senin 17 Februari 2025.  Kemudian diikuti dengan aksi demo Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).  Inilah kritik, suara atau pun cerminan keresahan yang ada di tengah masyarakat akibat berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.

Ironis, ketika gaung Indonesia emas digadang-gadang justru kini lebih menjadi Indonesia cemas.  Negeri ini yang konon memiliki berbagai kekayaan alam.  Tetapi rakyatnya harus mengantri gas.  Ini mengingatkan kembali kepada sejarah masa penjajahan ketika rakyat harus mengantri beras.

Kini terlihat ekonomi semakin terjun bebas dengan melambungnya harga bahan kebutuhan pokok, pajak yang mencekik rakyat, lapangan pekerjaan yang semakin sulit, dan bahkan belakangan terjadi gelombang PHK.  Sehingga tidak heran, dan tidak kalah nyaringnya tagar #KaburAjaDulu

Apakah jika kita memilih hidup di negara lain menjadi tidak nasionalis?  Perlukah kita peduli hanya menjadi warga negara kelas dua di negeri orang.  Nyatanya, hidup di negeri sendiripun kita seperti menumpang.  Bahkan lebih menyakitkan karena dijajah oleh bangsa sendiri.

Teramat miris melihat kondisi saat ini.  Para petinggi jogetan, duduk nyaman buta dan tuli dengan jeritan rakyatnya.  Berdalih efisiensi demi sejumlah program mimpi.  Tetapi mereka hadir dalam bentuk kabinet gemuk.  Belum lagi keterlibatan influencer yang tetiba menjadi staf khusus.  Pertanyaannya, apakah mereka tidak digaji?  Tidak mendapatkan tunjangan dan berbagai fasilitas?  Katakanlah tidak dalam bentuk rupiah.  Tetapi menduduki posisi di pemerintahan adalah bohong besar kalau tidak berdampak kepada kekuasaan.  Lalu bagaimana dengan rakyat?  Apa yang mereka peroleh di negerinya yang notabene rumahnya sendiri ini?

Carut marut negeri ini sudahlah sangat menyedihkan.  Demikian juga dengan keprihatinan nasib pendidikan.  Padahal pendidikan adalah kunci untuk terlepas dari kebodohan.  Namun yang terjadi dikemas efisiensi, pendidikan ikut dijadikan tumbal demi ambisi program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG).  Tragisnya, untuk mengenyangkan si anak di sekolah.  Tetapi orang tuanya kehilangan pekerjaan demi menyambung hidup.  Apakah adil, dan inikah nurani?  Jeritan inilah yang disuarakan oleh para mahasiswa.

"Kami enggak perlu makan yang kenyang oleh MBG (makan bergizi gratis)!" teriak Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Jakarta di hadapan massa aksi, Senin.  Dikutip dari: kompas.com

Mengutip dari kompas.com terdapat lima tuntutan dalam aksi tagar #IndonesiaGelap, yaitu:

  • Mendesak pemerintah untuk mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi anggaran.
  • Mengevaluasi seluruh program MBG yang dinilai kurang tepat dalam realisasinya.
  • Mencabut pasal RUU Minerba yang menyebutkan bahwa kampus dapat mengolah izin tambang demi menjaga independensi akademik.
  • Meminta pemerintah untuk mencairkan tunjangan dosen dan tenaga pendidik tanpa ada pemotongan atau hambatan akibat birokrasi.
  • Memprotes sikap inkonsistensi pemerintah dalam mengambil atau membuat kebijakan.

Sejarah bangsa ini dibangun dengan perjuangan untuk seluruh rakyat Indonesia.  Artinya, tidak untuk mengorbankan rakyatnya sendiri.  Kita bisa bercermin pada Jepang.  Di mana pendidikan menjadi perioritas bangkit dari keterpurukan saat Hiroshima dan Nagasaki di serangan bom.  Kita juga dapat belajar dari Vietnam ketika belum lama ini memangkas jumlah kementerian dan lembaga (K/L) dari 30 menjadi 22 demi penghematan belanja negara.  Bahkan dikatakan oleh pemimpin tertinggi Vietnam, To Lam bahwa lembaga negara tidak boleh menjadi tempat berlindung yang aman bagi pejabat yang lemah.

Maka keboborakan ini harus dihentikan.  Sebab Indonesia bukan milik sekelompok atau segelintir orang.  Tetapi negeri ini milik seluruh rakyat Indonesia.  Jika hari mahasiswa turun ke jalan dan bersuara, adalah karena ditangan merekalah negeri ini nantinya diwariskan.  Tentu kita tidak menginginkan mewariskan hutang.  Melainkan kita ingin mewariskan generasi yang berpendidikan sehingga membawa Indonesia menjadi bangsa yang besar dalam arti yang sebenarnya.  Bukan hanya omongan seperti selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun