Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bekerja dan Belajar

29 Maret 2021   00:13 Diperbarui: 29 Maret 2021   00:17 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ebooks.gramedia.com/

Hidup adalah soal pilihan, bisa belok kiri atau pun kanan.   Seperti juga halnya dunia kerja yang biasanya dirintis lewat jenjang pendidikan.  Meskipun banyak kejadian, ketika orang memilih bangku kuliah belum tentu karena minat.  

Banyak latarbelakangnya, disuruh orang tua, ikut teman, murah meriah, sedang trend, atau terburuk karena peminatnya jarang, otomatis jadi keterima.  Bahkan tidak jarang kuliah di jurusan tertentu karena daripada nggak kuliah. 

Fakta berikutnya, lulus kuliah pun belum tentu dapat kerja.  Dibarengi dengan keseruan lainnya, kalaupun kerja belum tentu sesuai dengan akademiknya.  Intinya, yang penting kerjalah.

Ironis memang, karena jumlah lulusan perguruan tinggi tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja.  Padahal gelar akademik bukan tanpa pengorbanan.  Selain kepala yang puyeng, biaya pendidikan di Indonesia juga tidak murah.  Kembali lagi, sekalipun diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) tidak berarti bebas urusan duit.  Lha...memangnya tidak ngekost, tidak makan dan tidak pakai transport?  Kebayang dong, apalagi jika perguruan tinggi swasta (PTS), ehhhmmm...sedap!

Tidak heran di banyak kejadian, tidak semua pekerja berhasil bekerja sesuai dengan gelar akademiknya.  Tetapi, mengingatnya sulitnya lapangan pekerjaan, maka tidak salah untuk mencoba mencintai, dan belajar untuk jatuh cinta.

Pilihan lainnya, sekalian saja banting stir membuka lapangan pekerjaan yang disesuaikan dengan hobi misalnya.  Meski pilihan ini sangat jarang, karena kebanyakan akan berlomba mencari pekerjaan di bidang formal.

Jujur, aku ini adalah produk dari jatuh cinta setelah bekerja.  Awalnya berlatar belakang pendidikan Perhotelan, dengan gelar Cum Laude, dan tawaran lansung kerja di management salah satu hotel bergengsi di Jakarta.  Alasan kuliahku dulu jelas, karena aku suka budaya, dan ingin bertemu dengan lingkungan mancanegara.

Tetapi, ceritanya tidak mulus, karena segudang kekhawatiran yang datang belakangan dari keluarga mematahkannya.  Lucu memang, kenapa khawatirnya belakangan.  Singkat ceritanya lagi, aku akhirnya memutuskan untuk kembali kuliah, dan kali ini ke negeri orang.

Kembali ke tanah air, dalam waktu singkat langsung diterima menjadi Private Secretary alias Sekretaris Pribadi di sebuah perusahaan asing.  Heheh...apakah aku murni hanya jadi sekretaris?  Oooo...enggak tuh!

Latar belakang pendidikan yang didapat dari Melbourne adalah Business Administration dengan predikat Cum Laude.  Tetapi, pada kenyataannya tugasku jadi panjang x lebar x tinggi nggak karuan luas dan dalam seperti Lautan Hindia.  Sibuk, dan serabutanku sih menurutku dulu.

Selain tugas sekretaris pada umunya dengan deretan hitungan tender, terselip sering tugas mengurusi keluarga atasanku seorang ekspatriate.  Berbuntut kemudian, aku juga dituntut untuk trampil di bidang lain, yaitu kreatif disain.

Bermulanya karena ketidaksengajaan si ekspat melihat coret-coretku di aplikasi Coreldraw dan Photoshop ketika itu.  Kebetulan perusahaan tempatku bekerja ketika itu sebuah konsultan, dan memiliki divisi Production House yang mendukung perusahaan induk tempatku bekerja saat peluncuran program.  

Keisenganku ini menarik perhatian si ekspat, lalu jatuh hati pada ide kreatif dan karyaku.  Akhirnya kecemplungan aku sengaja atau tidak jadi ikutan membantu divisi Production House.

Diantara senang dan tidak awalnya.  Aku memang suka seni, suka menggambar dan suka mempelajari hal baru.  Tetapi, tidak berarti kesukaanku menjadi kerjaanku dong.  Toh, aku ini awalnya diterima sebagai Private Secretary, dan bukan tim kreatif.  Harusnya, dan normalnya sih gaji naik atau bonus beberapa digit dong.  Hahah...tetapi kenyataannya tidak tuh.

Seiring waktu rasa kesalku menguap begitu saja.  Bisa jadi karena si Pak Bos yang ekspat itu sangat mendukung untuk mengeksplore kemampuanku.  Bersama seorang rekan kerjaku yang memang dibidangnya ini, aku belajar dan diajarkan banyak hal.  Ilmu yang sebelumnya tidak aku peroleh dari bangku kuliah.  Potensi yang bahkan tidak aku sadari sebelumnya.

Akhirnya, aku ini yang benaran jatuh cinta mendisain.  Apakah untuk sebuah logo, brand atau sekedar tampilan website.  Hal yang tentunya sangat jauh dari kesekretarisan ataupun gelar akademikku.  Tetapi aku senang dan aku suka!  Aku menikmati, dan bahagia dengan pekerjaanku.

Mungkin bagi beberapa orang akan berpendapat, "Kamu itu dimanfaatin.  Kok, mau sih mengerjakan tugas di luar tugas dan tanggungjawabnya."  Terserah bagaimana pendapat orang, karena kita tidak bisa menghalangi opini orang dan keputusan setiap orang.  Seperti kataku di awal, hidup adalah pilihan.  

Pilihan dan pendapatku, di saat sulitnya lapangan pekerjaan, maka cobalah untuk mencintai pekerjaan yang kita miliki, dan jangan lelah untuk belajar.  Di saat kita sudah bekerja pun dan sesuai dengan akademik kita, perjuangan pun belum selesai.  Kenapa?

Bagiku, di setiap pekerjaan ada tanggungjawab, dan di setiap pekerjaan akan ada hal baru yang kita pelajari.  Istilah atau pemahaman bulenya, "Learning by doing."  Inilah yang kemudian membuatku menguasai hal-hal baru, dan akhirnya menambah nilai kualitasku.  Heheheh....kalau kata orang jadi multi-tasking. 

Kesimpulannya menurutku, jangan pesimis dan patah arang.  Hidup ini bagian dari proses belajar.  Seperti juga dunia kerja, jika ternyata tidak mendapatkan sesuai bidang akademik maka cobalah untuk belajar hal baru yang ditemui dan mencintainya.  

Ketimbang menggerutu tidak jelas juntrungannya.  Ujungnya nanti kembali kepada pilihan kita sendiri juga.  Berhenti atau menjadi lebih bersinar, semuanya kita yang menentukannya.

Jakarta, 28 Maret 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun