Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Satu Saja, Dua Mahal

15 Maret 2021   11:29 Diperbarui: 15 Maret 2021   11:36 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punya anak itu mahal, begitu dikatakan guru anakku ketika anak-anak masih di usia TK.  Ungkapan yang sama juga banyak diucapkan teman-teman sekitarku.  Kalimat ini nyelekit dan nusuk banget.  Kesannya anak diartikan dalam rupiah?   Tapi sebenarnya nggak juga, artinya bukan begitu ternyata.

Lumrah selagi menjadi sepasang kekasih, dan sebelum dipersatukan dalam ikatan perkawinan, semua terlihat indah.  Mimpi disulam dalam berbagai corak dan warna.  Berandai-andai memiliki anak dua atau lebih.  Bahkan kisruh, lebih baik anak cewek atau cowok duluan.

"Kalau anak cewek duluan, bisa bantuin kamu masak di dapur.  Lalu nemenin kamu kalau aku jauh.  Sedangkan kalau cowok, mana mau nemenin mamanya."  Duuhh...so sweet euy.  Padahal anak cowok dan cewek sih sama sajalah.  Namanya juga sedang kasmaran, semua berbumbu berlebih, manis gurih!  Heheh..

Tetapi, begitu memasuki mahligai perkawinan, taraaa.....selamat datang kenyataan!  Tidak sedikit pasangan muda yang langsung puyeng dengan bayi pertama mereka.  Baru di tahap begadang menjaga si kecil saja, tensi diantara keduanya mulai naik dan turun.  Heheh...namanya bayi, mana peduli kalau haus atau pampersnya penuh, yah langsung saja teriak, "Oee....oe....oe....."  Beruntung kalau ada mertua atau mama tercinta, yang siap membantu dua pasangan muda ini.  Nah kalau tidak?  Hahhah...kalau tidak yah, bisa jadi drama tiga babak!

Cerita makin seru ketika kepala mulai pening memikirkan pampers, susu, dan berbagai keperluan bayi.  Seiring waktu berlanjut dengan biaya sekolah, ditambah biaya les bocah ini dan itu.  Kemudian biaya ekstra si bocah mengikuti zaman kekinian, "Mama...papa...temen aku punya ini dan itu, aku juga mau dong!"  Makin seru, meriah, ngilu dan puyeng kalau sang anak sakit.

Dubrakkk...telentang deh!  Dua sejoli yang dulu memadu kasih tidak sedikit mulai banting stir.   Hiks...hiks...diantara tangis dan galau.  Enakan masa pacaran karena tidak "kaget", ternyata punya bocah mahal!

Inilah mengapa banyak pasangan di sekitarku memilih cukup satu anak saja!  Pendapat mereka, mending satu tetapi mendapatkan perhatian penuh.  Daripada dua atau lebih, tetapi tidak mendapatkan yang terbaik.

Paham, apalagi jika bicara usia sekolah, ngeri memikirkan uang sekolah zaman sekarang.  Terlebih sekolah swasta dengan berbagai fasilitasnya.  Sebagai orang tua, sekalipun puyeng tetap saja ingin memberi yang terbaik untuk si anak.  Begitu umumnya mimpi orang tua untuk buah hatinya.

Menurutku yang kebetulan memiliki 2 anak yang sekarang sudah remaja, mahal itu relatif.  Kita tidak bisa menakar anak secara rupiah, karena anak bukan benda mati.  Tetapi cinta, menjadi patokan orang tua rela berbuat yang terbaik untuk sang anak.

Benar kalau secara matematika, biaya yang dibutuhkan tinggi.  Tetapi, rasanya kita sepakat jika untuk anak, setiap orang tua akan melakukan apapun yang terbaik.  Satu pertanyaan sederhana saja, waktu.  Waktu itu gratis, tetapi mau dan bersediakah kita memberikannya untuk si anak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun