Mohon tunggu...
Deswita Isnaeni
Deswita Isnaeni Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Binaniaga Indonesia, Bogor

Saya adalah seseorang yang memiliki hobi travelling, karena melalui perjalanan saya bisa menemukan pengalaman baru dan belajar hal-hal menarik dari berbagai tempat. Dalam kehidupan sehari-hari, saya cenderung tidak terlalu suka keramaian dan lebih nyaman berada di lingkungan yang tenang. Meskipun begitu, saya tetap terbuka untuk berinteraksi dan berbagi ide dengan orang lain ketika dibutuhkan. Selain itu, saya memiliki minat besar pada dunia bisnis. Saya suka mengikuti berbagai konten tentang bisnis, seperti strategi pemasaran, pengembangan usaha, dan kisah sukses para pengusaha. Hal tersebut menjadi inspirasi bagi saya untuk terus belajar dan mengembangkan diri di bidang tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Lumerkan Mimpi dengan Piscok Lumer: Dari Hobi Jadi Penghasilan

16 Oktober 2025   15:25 Diperbarui: 16 Oktober 2025   16:24 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

 Berdirinya UMKM Piscok lumer

Di tengah marak tren kuliner kekinian, muncul berbagai inovasi jajanan yang menggugah selera. Salah satunya adalah piscok lumer singkatan dari “Pisang Cokelat Lumer”. UMKM ini belum lama berdiri sekitar bulan Mei 2025 di Kecamatan Bojonggede, Kabupaten bogor, Jawa barat. Berdirinya usaha ini berawal dari ide sederhana seorang anak muda bernama Sella Dini (18 tahun) yang ingin mengisi waktu luangnya dengan kesibukan karena baru saja lulus sekolah.

Dalam wawancara yang dilakukan, Sella menceritakan bahwa ide awal muncul ketika ia sering membuat cemilan olahan pisang untuk keluarganya di rumah. “Awalnya cuma iseng karena belum ada kegiatan setelah lulus sekolah. Keluarga suka banget. Dari situ saya kepikiran, kenapa ga sekalian di jual aja?” ujarnya sambil tersenyum.

Dengan modal awal sekitar Rp300.000, Sella mulai memproduksi piscok dalam jumlah kecil dan menjualnya di depan rumah. Ia menggunakan bahan sederhana: pisang raja, cokelat batangan, kulit lumpia, minyak goreng dan berbagai toping.  Meskipun sederhana, cita rasa piscok buatannya berhasil menarik perhatian banyak orang karena coklatnya yang benar-benar “lumer” dan manisnya yang pas di lidah.

Cara UMKM Piscok Lumer Menjalankan Usahanya

Berbeda dari piscok biasa, Sella berani berinovasi. Ia tidak hanya menjual piscok isi cokelat klasik saja, tetapi juga mengembangkan berbagai varian rasa seperti keju, matcha dan tiramisu. Inovasi ini membuat produk yang Sella pasarkan punya ciri khas tersendiri di mata pelanggan.

Produksi yang dilakukan setiap pagi dengan sistem made by order untuk menjaga kesegaran. Dalam sehari Sella bisa memproduksi 100-150 buah piscok. Setiap piscok diisi dengan cokelat batangan lalu digoreng hingga kulitnya renyah, kemudian atasnya diberikan toping keju, matcha atau tiramisu sesuai dengan keinginan pelanggan lalu dikemas menggunakan box karton sederhana.

Pemasaran dilakukan secara offline dan online. Offline dengan menjual depan rumah dan bazar UMKM. Pemasaran offline juga dipadukan dengan sistem pre-order dan layanan antar ke rumah-rumah sekitar. Sementara online menggunakan Instagram dan WhatsApp Business. Untuk memperluas jangkauan pemasaran ia mengunggah video singkat dan foto proses pembuatan piscok yang menggugah selera, dari potongan pisang yang digulung hingga cokelat yang meleleh saat digigit.

Kendala yang Dihadapi

  • Permasalahan Bahan Baku

Harga pisang, minyak goreng dan cokelat sering naik turun, terutama harga pisang saat musim hujan. Hal ini membuat sulit menjaga kestabilan harga jual.

  • Keterbatasan Peralatan Produksi

Peralatan masih sederhana, kapasitas produksi terbatas Ketika pesanan meningkat.

  • Persaingan Bisnis Kuliner

Banyak usaha serupa yang juga menjual piscok dengan berbagai varian rasa. Untuk menghadapinya, ia harus terus berinovasi, seperti membuat piscok frozen yang bisa disimpan lama, serta memperhatikan kualitas rasa dan kemasan agar tetap unggul di pasaran.

  • Keterbatasan SDM

Usaha ini masih dikelola secara mandiri atau bantuan keluarga. Ketika permintaan meningkat, sering kali penjual merasa kewalahan dalam memenuhi pesanan.

  • Kurangnya Pengetahuan Manajemen Usaha

Pencatatan uang sering tercampur dengan keuangan pribadi. Hal ini membuat penjual sulit mengukur keuntungan sebenarnya serta merencanakan strategi usaha jangka panjang.

Solusi untuk Mengatasi Permasalahan

  • Mengakses Permodalan dan Program Bantuan

Penjual bisa memanfaatkan program bantuan dari pemerintah, koperasi, atau lembaga keuangan mikro dengan modal rendah. Dengan modal tambahan, peralatan usaha bisa ditingkatkan sehingga produksi leihh efisisen.

  • Meningkatkan Inovasi Produk

Selain rasa, penjual perlu berinovasi dalam bentuk penyajian, kemasan, dan startegi promosi. Kemasan dapat menarik nilai jual, sedangkan inovasi rasa membuat produk lebih variatif.

  • Penerapan Teknologi Digital

Mengikuti pelatihan digital marketing akan sangat membantu dalam memperluas pasar.

  • Manajemen Keuangan yang Lebih Rapi

Memisahkan uanga pribadi dengan uang usaha. Pencatatan sederhana menggunakan buku kas atau aplikasi keuangan dapat membantu mengatur arus kas dengan lebih baik.

  • Dukungan Dari Masyarakat

Sebagai konsumen dapat membantu dengan membeli, mempromosikan atau bahkan memberi masukan agar produk terus berkembang.

Kesimpulan

UMKM Piscok Lumer menunjukkan bahwa ide sederhana dapat berkembang menjadi peluang usaha yang menjanjikan jika dijalankan dengan tekun dan kreatif. Berawal dari hobi membuat camilan di rumah, Sella Dini berhasil mengubahnya menjadi bisnis yang diminati banyak orang berkat inovasi rasa dan strategi pemasaran yang efektif.
Meskipun menghadapi berbagai kendala seperti harga bahan baku yang fluktuatif, keterbatasan alat, SDM, dan persaingan, usaha ini tetap bertahan dengan solusi seperti memanfaatkan program bantuan modal, inovasi produk, serta penerapan teknologi digital.
Keberhasilan Piscok Lumer menjadi bukti bahwa semangat wirausaha, kreativitas, dan dukungan masyarakat sangat berperan penting dalam mengembangkan UMKM lokal agar terus tumbuh dan berdaya saing di tengah tren kuliner kekinian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun