Mohon tunggu...
Destriana Auliasari
Destriana Auliasari Mohon Tunggu... Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaya Yogyakarta

22104080067

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Idul Adha Tak Lengkap Tanpa Tradisi Bakar-Bakar dan Grill

20 Juni 2025   10:00 Diperbarui: 20 Juni 2025   06:40 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

Sleman Momen Hari Raya Iduladha tidak hanya identik dengan pelaksanaan Salat Id dan penyembelihan hewan kurban. Di berbagai daerah, termasuk di desa-desa sekitar Sleman, Iduladha juga menjadi saat yang dinanti untuk mengadakan tradisi bakar-bakar dan grill bersama keluarga maupun teman sebaya. Tradisi ini bukan hanya soal menikmati daging kurban, tetapi juga menjadi ajang mempererat silaturahmi dan kebersamaan.

Salah satu kisah hangat datang dari dua sahabat, Nadia dan Rina, yang tahun ini mengadakan acara bakar-bakar di rumah Rina bersama para pemuda desa mereka di kawasan Margokaton. Sejak sore hari setelah proses pembagian daging kurban selesai, halaman rumah Rina sudah mulai ramai dengan anak-anak muda yang membawa bumbu, alat panggang, dan potongan daging sapi serta kambing.

"Iduladha rasanya kurang lengkap kalau enggak ada acara bakar-bakar. Ini kayak bagian dari perayaan, tapi versinya anak muda," ujar Nadia, yang tampak sibuk menyiapkan tusuk sate dan mengolesi daging dengan bumbu kecap.

Suasana semakin meriah ketika bara api mulai menyala dan asap arang mulai mengepul ke udara. Pemuda desa saling bergantian membakar sate, beberapa lainnya menyiapkan sambal, nasi, dan minuman. Tawa dan canda terdengar di sela-sela suara daging yang mendesis di atas panggangan.

Rina, sebagai tuan rumah, mengaku senang karena rumahnya bisa menjadi tempat berkumpul. "Senang banget rasanya bisa rame-rame kayak gini. Momen kayak gini jarang terjadi kalau bukan pas lebaran kurban. Apalagi sekarang semuanya sibuk kuliah dan kerja," katanya sambil menuangkan sambal ke dalam mangkuk besar.

Menu utama dalam acara ini adalah sate kambing, daging sapi panggang, dan beberapa suki suki. Meski sederhana, semua disajikan dengan semangat kebersamaan. Tak jarang, beberapa pemuda bahkan mengunggah proses grill ke media sosial, dengan caption khas seperti "Iduladha vibes" dan "bakar-bakar squad".

Bagi mereka, kegiatan ini bukan sekadar pesta makan, tapi juga bentuk rasa syukur. Daging kurban yang diterima menjadi berkah yang dibagikan dan dinikmati bersama. Selain itu, momen ini juga menjadi pengingat nilai penting dalam Iduladha: saling berbagi dan memperkuat hubungan antarwarga.

"Selain seneng makanannya, aku suka karena kita bisa kumpul tanpa formalitas. Enggak harus pakai baju bagus atau acara resmi. Duduk di tikar, bakar sate bareng, itu udah cukup bikin bahagia," ujar Nadia sambil tertawa.

Tradisi bakar-bakar seperti ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Iduladha di banyak desa. Di era digital seperti sekarang, justru kegiatan sederhana ini menjadi ruang yang hangat dan nyata untuk saling bertemu dan melepas rindu---tanpa gawai, tanpa jeda, hanya kebersamaan yang tulus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun