Penulis: DessyLombok
Gunung Rinjani, kebanggaan masyarakat Lombok, kembali menjadi sorotan dunia. Bukan hanya karena keindahan alamnya yang memesona, tetapi karena tragedi hilangnya Juliana, turis asal Brasil, yang akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di kawah Rinjani. Di balik upaya keras pencarian ini, muncul sosok pemuda tangguh: Agam Rinjani, yang kini dijuluki Superman Lombok Rinjani.
Juliana datang jauh-jauh dari Brasil untuk menaklukkan keindahan Rinjani. Namun, cuaca ekstrem, kabut tebal, dan jalur terjal mengubah perjalanan itu menjadi mimpi buruk. Kabar hilangnya Juliana dengan cepat menyebar dan mengundang simpati banyak pihak. Namun di saat yang sama, muncul juga komentar sinis dan hinaan dari sebagian warga Brasil dan netizen luar negeri yang menuduh tim lokal lamban, tidak sigap, dan tidak profesional dalam mengevakuasi Juliana.
Komentar ini tentu sangat disayangkan dan melukai hati banyak warga Lombok. Banyak orang luar tidak tahu betapa keramat dan menantangnya Gunung Rinjani. Gunung ini bukan sekadar objek wisata, tetapi juga bagian dari adat, budaya, dan spiritualitas masyarakat Lombok. Bahkan, orang Lombok sendiri tidak semua berani naik hingga ke puncak tanpa restu, pengetahuan, dan persiapan matang.
Di balik layar, puluhan porter, pemandu lokal, relawan desa, hingga tim SAR bahu-membahu melakukan pencarian di jalur berbahaya. Agam Rinjani, sebagai salah satu porter berpengalaman, turun langsung menembus hujan, kabut, dan jalur curam dengan risiko keselamatan nyawa. Ia membuktikan bahwa kepedulian dan keberanian pemuda Lombok tidak bisa dipandang sebelah mata.
Ironisnya, di tengah upaya keras ini, justru komentar negatif bermunculan tanpa melihat kondisi di lapangan. Banyak netizen tidak memahami bahwa medan Rinjani bukan jalur wisata biasa. Cuaca bisa berubah cepat, jalur pendakian terjal, banyak area berbahaya yang tidak semua orang tahu. Di sinilah pentingnya wisatawan belajar dan memahami medan, serta selalu menggunakan jasa pemandu lokal.
Kisah Juliana adalah pengingat bagi semua wisatawan mancanegara maupun lokal: mendaki bukan hanya soal puncak, tetapi juga soal menghargai alam, budaya setempat, dan keselamatan diri. Mengabaikan pemandu lokal hanya akan membuka risiko yang tidak diinginkan.
Meski berakhir duka, upaya Agam Rinjani dan relawan patut mendapat apresiasi. Juliana memang tidak bisa diselamatkan, tetapi keluarga di Brasil bisa mendapatkan kepastian berkat kerja keras orang-orang yang namanya jarang disebut di media.