Mohon tunggu...
Desi Fatmawati
Desi Fatmawati Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Jarene bapak " gak oleh sombong"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memantaskan Diri dalam Kesadaran Sosial

8 November 2018   21:04 Diperbarui: 8 November 2018   21:30 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Goleman (2001) menyatakan bahwa keterampilan sosial berarti menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan- keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dalam tim. Keterampilan sosial merupakan aspek yang paling penting dalam Emotional Intellegence. Keterampilan sosial dapat diperoleh dengan banyak berlatih. Salah satu kunci keterampilan sosial adalah seberapa baik atau buruk seseorang mengungkapkan perasaan sendiri. Oleh sebab itu untuk dapat menguasai keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain, dibutuhkan kematangan dua keterampilan emosional yang lain, yaitu pengendalian diri dan empati.

Orang yang cerdas secara sosial seolah-olah mampu membaca orang dengan akurat dan bisa mengetahui persis apa isi hati, suasana hati dan keinginan orang lain, karena itu dengan mudah menyesuaikan diri, mengambil hati, mempengaruhi, dan memimpin orang lain. Konflik antar pribadi,
pertengkaran. ketidak harmonisan hubungan yang banyak berpangkal pada
kecerdasan sosial yang bersangkutan (Sinarno dalam Suryanti dan Ika, 2004).

Sheldon (1996) menjelaskan bahwa kesadaran sosial memiliki tiga dimensi, yaitu tacit awareness (perspektif diri sendiri dan perspektif orang lain), focal awareness (diri sendiri sebagai objek dan orang lain sebagai objek) dan awareness content (penampilan yang dapat diobservasi dan pengalaman yang tidak dapat diobservasi).

Berdasarkan perbedaan yang terdapat diantara perspektif yang diambil untuk evaluasi sosial dan target dari sebuah evaluasi sosial, Wegner dan Guiliano (1982) memperkenalkan dua dimensi dasar dari kesadaran sosial, yaitu tacit awareness dan focal awareness.

  • Tacit awareness dapat didefinisikan sebagai cara pandang seseorang atau "dari sisi mana ia melihat". Tacit awareness dibagi menjadi dua bagian, yaitu perspektif diri dan perspektif orang lain.
  • Focal awareness dapat didefinisikan sebagai objek dari sebuah evaluasi atau "apa yang ia lihat". Focal awareness dibagi menjadi dua bagian, yaitu diri sendiri sebagai objek dan orang lain sebagai objek.

Kesadaran sosial bukanlah suatu hal yang ekstrim, melainkan sebagai hasil belajar dari pemahaman tentang keadaan sosial yang ada. Kesadaran sosial berperan membawa seseorang pada suatu pengambilan sikap dalam mengatasi keadaan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat pada zamannya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun